Gadis Desa Serongga 'Lahirkan' Tumor 21 Kg
Seorang gadis asal Banjar Serongga Kaja, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Ni Made Ayu Wiratami, 19, ‘melahirkan’ tumor ganas seberat 21 kg.
Padahal, saya tak pernah melakuan sesuatu yang bisa berakibat hamil,” kenang jebolan SMAN 1 Sukawati, Gianya ini terbata-bata.
Mahasiswi kelahiran 8 April 1998 ini mengakui gumpalan daging liar yang ternyata tumor ganas itu tidak membuat perutnya sakit. Karena dirasa aneh, Ayu Wiratami pun coba memeriksakan kondisi perutnya ke RS Panti Nirmala Malang. Namun, dia tidak mendapatkan kejelasan pasti dari piahk RS itu tentang penyebab pembesaran perutnya.
Sampai akhirnya Ayu Wiratami pulang dari Malang, karena keanehan dalam perutnya. Namun, beberapa bulan kemudian, perutnya terus membesar hingga tubuhnya sering lemas. Sang ayah, Ketut Suberata, mengatakan sebelum tindakan operasi dilakukan di RSUD Sanjiawani, dia sempat sangat bingung atas kondisi yang menimpa putri bung-sunya dari dua bersaudara ini. Pasalnya, dari hasil permeriksaan secara medis, tidak ditemukan jenis penyakit yang menggerogoti Ayu Wiratami.
“Akhirnya, saya ke balian (dukun). Malah balian balik minta agar saya memeriksakan kembali anak saya ke dokter. Saya pun turuti permintaan balian. Setelah diperiksa, dokter baru mengetahui anak saya ini mendeita tumor ganas,” papar Ketut Suberata, yang kesehariannya bekerja sebagai Satpam hotel di kawasan wisata Kuta, Badung.
Suberata menyebutkan, meski melihat perut putrinya membesar, namun sejak awal dia tak pernah menduga itu sebagai kehamilan. Dia yakin putrinya menderita penyakit tertentu. Ternyata benar, Ayu Wiratami menderita tumor ganas.”Setelah dioperasi, tumor yang diangkat dari perut anak saya itu besarnya seember menengah. Beratnya sekitar 21 kg,” jelas Suberata, sembari menyebut putrinya diperasi dengan fasilitas BPJS.
Sementara itu, dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Sanjiwani, dr Pande Made Geriawan SpOG, yang memimpin operasi tuor dari perut Ayu Wiratami, menyatakan tindakan operasi yang diambil setelah timnya memastikan pasien ini menderita tumor ganas. Penyakit itu diketahui setelah pemeriksan dengan alat USG (ultrasnonografi).
Menurut Pande Geriawan, operasi dilakukan Selasa pagi pukul 09.00 Wita hingga saing pukul 12.00 Wita, dengan melibatkan sejumlah dokter spesialis, yakni spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan-Kandungan), bedah tumor, anestesi (bius), serta dibantu sejumlah bidan dan parawat khusus bedah. “Operasi pengangkatan tumor ganas ini selama tiga jam. Berat tumor ini sekitar 21 kg. Ini tumor terbesar yang pernah saya operasi sejak jadi dokter ahli kandungan tahun 1995,” jelas dokter asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar ini saat dikonfirmasi NusaBali di RSUD Sanjiwani, Kamis kemarin.
Pande Geriawan mengatakan bangga dengan kondisi tubuh Ayu Wiratami, yang stabil pasca operasi tumor ganas seberat 21 kg. Hal ini juga tak terlepas berkat kecermelangan dokter ahli anestesi dalam pembiusan pasien. Selama operasi, Ayu Wiratami memerlukan 10 botol darah (setara 5.000 cc). “Karena operasinya lama, hampir semua darah asli dalam tubuh pasien ini tergantikan dengan darah donor,” katanya.
Menurut Pande Geriawan, meski terserang tumor ganas seberat 21 kg, kondisi alat reproduksi Ayu Wiratami tergolong sehat dan masih bisa hamil. Pasalnya, tumor itu hanya menggerogoti ovarium (indung telur) di bagian kiri, sementara ovarium bagian kanannya masih utuh. * lsa
Mahasiswi kelahiran 8 April 1998 ini mengakui gumpalan daging liar yang ternyata tumor ganas itu tidak membuat perutnya sakit. Karena dirasa aneh, Ayu Wiratami pun coba memeriksakan kondisi perutnya ke RS Panti Nirmala Malang. Namun, dia tidak mendapatkan kejelasan pasti dari piahk RS itu tentang penyebab pembesaran perutnya.
Sampai akhirnya Ayu Wiratami pulang dari Malang, karena keanehan dalam perutnya. Namun, beberapa bulan kemudian, perutnya terus membesar hingga tubuhnya sering lemas. Sang ayah, Ketut Suberata, mengatakan sebelum tindakan operasi dilakukan di RSUD Sanjiawani, dia sempat sangat bingung atas kondisi yang menimpa putri bung-sunya dari dua bersaudara ini. Pasalnya, dari hasil permeriksaan secara medis, tidak ditemukan jenis penyakit yang menggerogoti Ayu Wiratami.
“Akhirnya, saya ke balian (dukun). Malah balian balik minta agar saya memeriksakan kembali anak saya ke dokter. Saya pun turuti permintaan balian. Setelah diperiksa, dokter baru mengetahui anak saya ini mendeita tumor ganas,” papar Ketut Suberata, yang kesehariannya bekerja sebagai Satpam hotel di kawasan wisata Kuta, Badung.
Suberata menyebutkan, meski melihat perut putrinya membesar, namun sejak awal dia tak pernah menduga itu sebagai kehamilan. Dia yakin putrinya menderita penyakit tertentu. Ternyata benar, Ayu Wiratami menderita tumor ganas.”Setelah dioperasi, tumor yang diangkat dari perut anak saya itu besarnya seember menengah. Beratnya sekitar 21 kg,” jelas Suberata, sembari menyebut putrinya diperasi dengan fasilitas BPJS.
Sementara itu, dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSUD Sanjiwani, dr Pande Made Geriawan SpOG, yang memimpin operasi tuor dari perut Ayu Wiratami, menyatakan tindakan operasi yang diambil setelah timnya memastikan pasien ini menderita tumor ganas. Penyakit itu diketahui setelah pemeriksan dengan alat USG (ultrasnonografi).
Menurut Pande Geriawan, operasi dilakukan Selasa pagi pukul 09.00 Wita hingga saing pukul 12.00 Wita, dengan melibatkan sejumlah dokter spesialis, yakni spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan-Kandungan), bedah tumor, anestesi (bius), serta dibantu sejumlah bidan dan parawat khusus bedah. “Operasi pengangkatan tumor ganas ini selama tiga jam. Berat tumor ini sekitar 21 kg. Ini tumor terbesar yang pernah saya operasi sejak jadi dokter ahli kandungan tahun 1995,” jelas dokter asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar ini saat dikonfirmasi NusaBali di RSUD Sanjiwani, Kamis kemarin.
Pande Geriawan mengatakan bangga dengan kondisi tubuh Ayu Wiratami, yang stabil pasca operasi tumor ganas seberat 21 kg. Hal ini juga tak terlepas berkat kecermelangan dokter ahli anestesi dalam pembiusan pasien. Selama operasi, Ayu Wiratami memerlukan 10 botol darah (setara 5.000 cc). “Karena operasinya lama, hampir semua darah asli dalam tubuh pasien ini tergantikan dengan darah donor,” katanya.
Menurut Pande Geriawan, meski terserang tumor ganas seberat 21 kg, kondisi alat reproduksi Ayu Wiratami tergolong sehat dan masih bisa hamil. Pasalnya, tumor itu hanya menggerogoti ovarium (indung telur) di bagian kiri, sementara ovarium bagian kanannya masih utuh. * lsa
1
2
Komentar