Dilaporkan Hilang, Arsitek Ditemukan Tewas di Sungai
TABANAN, NusaBali
Warga Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan geger oleh penemuan mayat mengambang dalam kondisi membusuk di Tukad Yeh Panan, Selasa (16/11) pagi pukul 09.30 Wita.
Setelah diidentifikasi, mayat membusuk itu diketahui adalah Ir Nyoman Mastra, 58, seorang Insinyur Arsitektur yang sempat dilaporkan hilang ke polisi, Senin (15/11) lalu. Korban Nyoman Mastra yang kerap disapa Nang Oman, sebelumnya dilaporkan hilang dari rumahnya di kawasan Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Korban Nyoman Mastra berasal dari Banjar Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan. Kesehariannya, arsitek berusia 58 tahun ini dikenal sebagai pegiat sosial dan peternak madu cukup ternama di Tabanan.
Informasi di lapangan, sebelum menghilang sampai akhirnya ditemukan tewas mengambang di Tukad Yeh Panan, korban Nyoman Mastra diketahui sempat membeli kopi di warung milik Masruroh di sebelah timur lokasi TKP, Sabtu (13/11) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Saat itu, korban mengaku hendak bertemu temannya di wilayah Kediri, Tabanan.
Setelah minum kopi di warung Masruroh, korban Nyoman Mastra menghilang. Bahkan, warga sekitar sempat mendengar ada orang terjebur dari atas jembatan ke sungai. Warga pun sempat ramai-ramai melihat ke dalam sungai di Tukad Yeh Panan, namun tidak melihat apa pun. Dua hari kemudian, Senin pagi pukul 10.00 Wita, korban dilaporkan keluarganya hilang ke polisi.
Ternyata, sehari setelah dilaporkan hilang, Nyoman Mastra justru di-temukan tewas mengambang dalam kondisi membusuk di Tukad Yeh Panan kawasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Selasa pagi pukul 09.30 Wita. Mayat korban pertama kali diketahui oleh I Made Parwana, warga Banjar Sanggulan yang Kebetulan sedang berburu burung di sekitar lokasi TKP.
Saksi Made Pawana terkejut melihat sosok mayat laki-laki mengambang dalam posisi telungkup di sungai dan tersangkut pada rumpun bambu. Temuan heboh ini langsung dilaporkan ke Bendesa Adat Sanggulan, I Ketut Suranata, yang selanjutnya meneruskan laporan ke Bhabinkamtibmas Desa Banjar Anyar.
Tak lama berselang, petugas gabungan dari Polsek Kediri, BPBD Tabanan, dan keluarga korban melakukan evakuasi mayat yang sudah membusuk dari Tukad Yeh Panan. Proses evakuasi berlangsung cukup lama, karena medannya terjal. Mayat korban dievakuasi dengan cara digotong menggunakan tandu. Siang sekitar pukul 13.05 Wita, mayat korban dinaikkan ke mobil jenazah dan langsung dibawa menuju BRSUD Tabanan.
Hingga kemartin sore, jenazah Nyoman Mastra masih berada di BRSUD Tabanan. Belum diketahui kapan akan diupacarai keluarganya. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Nyoman Heni Krisnandari dan satu anak laki-laki, I Putu Riyan.
Sementara, Kapolsek Kediri, Kompol Fahmi Hamdani, mengatakan korban Nyoman Mastra sebelumnya dilaporkan hilang oleh istrinya Ni Nyoman Heni Krisnandari, ke Polsek Kuta Utara, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Berdasarkan laporan tersebut, korban Nyoman Mastra sempat berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke tukang cukur yang tak jauh dari rumahnya di Desa Dalung, Sabtu lalu. Ketika korban sedang cukur rambut, istrinya berpamitan untuk pergi sembahyang ke Pura Pasar Agung.
Sekembalinya dari Pura Pasar Agung, Minggu (14/11), sang istri tidak menemukan korban Nyoman Mastra di rumah. Anak semata wayangnya, I Putu Riyan, pun sempat menanyakan ke tukang cukur yang ada di depan rumahnya tersebut. Kata cukur itu, korban Nyoman Mastra sempat cerita hendak pergi ke Tabanan.
"Dalam surat laporan kehilangan itu, korban disebutkan pergi dari rumah tanpa membawa kendaraan dan identitas apa pun. Disebutkan ciri-cirinya di mana 3 jari tangan kanan dalam kondisi cacat lahir (buntung), korban menggunakan kaos putih. Nah, mayat yang ditemukan di sungai sesuai dengan ciri-ciri korban," beber Kompol Fahmi Hamdani, Selasa kemarin.
Disinggung terkait penyebab kematian korban Nyman Mastra, menurut Kompol Fahami, belum bisa dipastikan. Ini maish menunggu hasil visum. "Apakah korban bunuh diri, terpeleset, atau bagaiamana, ini belum bisa dipastikan, harus tunggu hasil visum dulu," tegas Kompol Fahmi.
Sementara itu, Bendesa Adat Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, I Wayan Sudartana, mengatakan korban Nyoman Mastra kesehariannya adalah seorang arsitek. Korban biasa membuat desain untuk bangunan vila. Selain itu, korban juga dikenal sebagai pegiat sosial dan lingkungan.
Bukan hanya itu, korban Nyoman Mastra juga seorang peternak lebah madu kele-kele. Menurut Wayan Sudartana, korban adalah pendiri ‘Pasraman Sahabat Serase’ yang membahas segala hal, hingga banyak komunitas datang untuk berdiskusi.
"Jasa almarhum sangat besar, kami sangat kehilangan. Salah satu kontribusinya yang besar adalah pengadaan air minum di Banjar Serason,” kenang Sudartana yang kemarin ikut terjun saat evakuasi mayat korban di Tukad Yeh Panan.
Terkait penyebab kematian korban, Sudartana mengaku tidak tahu. Menurut Sudartana, dari keterangan istrinya, korban Nyoman Mastra tidak ada masalah keluarga. Namun, sebelum Hari Raya Galungan, korban sempat mengeluhkan penyakit asam lambung yang dideritanya. "Keluhkan asam lambung itu disampaikan almarhum ketika bertemu saya. Memang kondisinya sekarang kurus, tidak seperti sebelumnya,” terang Sudartana. *des
Komentar