Proyek Jembatan Gitgit–Wanagiri Terancam Molor
SINGARAJA, NusaBali
Satu proyek pembangunan jembatan baru yang menghubungkan Desa Gitgit – Wanagiri di Kecamatan Sukasada, Buleleng, terancam molor.
Proyek yang sudah dikerjakan sejak pertengahan Mei lalu target tuntas akhir tahun 2021 ini. Meski masih ada sisa waktu satu setengah bulan, proyek pembangunan baru bergerak di angka 22 persen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra ditemui Senin (15/11), tak memungkiri hal tersebut. Dari progres pengerjaan proyek terkini yang baru berjalan 22 persen, rekanan dinilai terlambat, karena seharusnya sudah bergerak di angka 50 persen.
“Dari kondisi faktual di lapangan memang ada keterlambatan. Seharusnya sudah bergerak 50 persen, tetapi sekarang baru 22 persen. Melihat sisa waktu dan cuaca musim penghujan begini rasanya tidak mungkin mengejar keterlambatan,” ucap Adiptha.
Keterlambatan rekanan dalam pengerjaan proyek jembatan di jalan alternatif KM 13 akses jalur Bedugul wilayah Desa Gitgit dengan Desa Wanagiri, memang kurang greget saat pengerjaan awal. “Rekanan terlena dengan situasi. Kami sudah berikan peringatan, tampaknya mereka menawar pekerjaan tak mengecek lokasi, tidak memikirkan beban pekerjaan dan medannya,” jelas Adiptha.
Adiptha mengaku sudah sempat memanggil owner rekanan, untuk membahas potensi molornya pengerjaan proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat senilai Rp 6 miliar. Penyedia proyek, menurut Adiptha, mau berkomitmen menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas. Meskipun dalam regulasinya tetap akan dikenakan sanksi denda.
“Sesuai regulasi yang ada, sanksi denda keterlambatan proyek dikenakan sebesar 1/1.000 dikali nilai kontrak pekerjaan. Tapi mereka masih punya sisa waktu mudah-mudahan dapat dimaksimalkan. Kami support dari segi regulasi dulu,” imbuh Adiptha.
Sementara itu selain proyek pembangunan jembatan Gitgit-Wanagiri, Dinas PUTR Buleleng juga sedang menggarap dua proyek jembatan lainnya, dari sumber anggaran yang sama. Kedua proyek jembatan itu yakni jembatan penghubung Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada dengan Desa Sarimekar, Kecamatan Buleleng dan jembatan penghubung banjar di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, yang ambles tergerus banjir bandang tahun 2017.
Namun progres pengerjaan dua jembatan lainnya, diyakini Adiptha dapat selesai tepat waktu karena saat ini sudah berprogres sesuai target pengerjaan. “Jembatan di Bungkulan sudah mau selesai, kalau yang di Sarimekar juga sudah datang bagian girder. Nanti begitu dipasang progres langsung naik,” tegas dia.
Tiga proyek pembangunan jembatan yang bersumber dari DAK tersebut total senilai Rp 14 miliar. Anggaran terbesar jatuh pada jembatan Gitgit-Wanagiri sebesar Rp 6 miliar. Kemudian jembatan Bakung-Sari Mekar mendapat alokasi Rp 5 miliar dan jembatan di Desa Bungkulan dianggarkan Rp 3 miliar. *k23
1
Komentar