Cegah Korupsi, Irjen Kemendikbudristek Gandeng Mahasiswa
Ngobrass 'Berani Jujur Itu Keren'
MANGUPURA, NusaBali.com - Bukan sekadar memberantas korupsi, namun sisi pencegahan juga harus menjadi atensi setiap orang, khususnya generasi muda. Seperti yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menggandeng mahasiswa terlibat dalam pencegahan korupsi.
Untuk menggelorakan semangat ini, Irjen Kemendikbudristek Dr Chatarina Muliana Girsang SH SE MH , pun hadir dalam acara Ngobrass atau Ngobrol Bareng Asik Saat Senja, Selasa (16/11/2021) malam.
Ngobrass yang berlangsung santai di areal taman Hotel Holiday Inn Resort Baruna Bali di Tuban, Kuta, diikuti 30 mahasiswa dari Universidas Udayana (Unud) dan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar.
Ngobrass 'Berani Jujur Itu Keren' yang dipandu Denisha Sinay ini juga menghadirkan akademisi dari Undiknas, Dr Drs I Nyoman Subanda MSi, dan Sekretaris Irjen Kemendikbudristek Subiyantoro SH MSi.
Soal fokus pencegahan korupsi ini ditekankan oleh Chatarina mengingat besarnya dana di lingkup pendidikan yang mencapai Rp 73 triliun.
"Kami memang fokus khususnya pada hal-hal yang bersifat pencegahan di mana manfaatnya jauh lebih besar daripada kami melakukan hal yang hanya bersifat represif, walaupun upaya represif tetap kami lakukan juga," tegas mantan Kepala Kejaksaan Negeri Bekasi pada tahun 2015 ini.
Chatarina menjelaskan membangun pemahaman bahwa korupsi adalah musuh bersama dan sinergi dalam upaya pencegahan korupsi dilakukan oleh semua stakeholder yang mendapatkan layanan dalam tugas-tugas Kemendikbudristek
"Salah satunya melibatkan mahasiswa pada kesempatan ini karena kita mengetahui tata kelola pendidikan tinggi juga masih suatu hal yang rawan atas perilaku-perilaku korupsi," ungkap wanita pertama yang mendapat kepercayaan pemerintah untuk menduduki jabatan Irjen di Kemendikbudristek ini.
Chatarina Muliana mengatakan, salah satu upaya pencegahan korupsi yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program Rumah Cegah yaitu aplikasi terapan berbasis teknologi Informasi.
Rumah Cegah memiliki dengan sasaran awal sosialisasi kepada 67 juta individu di kalangan siswa, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kependidikan, keluarga serta pemangku kepentingan dunia pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Chatarina Muliana mengungkapkan, program Rumah Cegah sebenarnya tidak hanya terkait pada satu dimensi yaitu persoalan pencegahan korupsi saja tetapi akan bergerak bersamaan dengan persoalan krusial dunia pendidikan lainnya seperti pencegahan intoleransi, radikalisme, perundungan, kekerangan seksual.
Penyuapan, gratifikasi, dan fraud serta dimensi lain yang dinilai sebagai pengganggu utama jalannya dunia pendidikan berkualitas. "Tidak mungkin Indonesia sukses memperbaiki kualitas pendidikan sepanjang parasit-parasit tersebut kita hapuskan bersama,” katanya.
Melalui pantauan tim Rumah Cegah yang selalu dievaluasi setiap hari, terlihat adanya keberanian kalangan siswa, yang bersuara menegakkan kebenaran dalam hal kegiatan belajar mengajar yang dinilai menyimpang dari nilai-nilai kejujuran hakiki.
"Mahasiswa, guru dan dosen juga tidak kalah kritisnya dalam memberikan pandangan tentang perilaku korup yang sama-sama dipandang sebagai tindakan tercela dan jauh dari nilai kejujuran," pungkas Chatarina. *mao
Komentar