nusabali

Pohon di Sangeh Tumbang Timpa Dua Warung

  • www.nusabali.com-pohon-di-sangeh-tumbang-timpa-dua-warung

Kendati ada pohon tumbang, Objek Wisata Sangeh tetap buka seperti biasa.

MANGUPURA, NusaBali

Hujan angin beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana di mana-mana. Pada Jumat (3/2), hujan angin kembali merobohkan tiang listrik di Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Selain tiang listrik juga terjadi pohon tumbang di kawasan tersebut. Pohon juga bertumbangan di seputaran Objek Wisata Sangeh, Abiansemal, hingga menghantam dua warung dan menutup badan jalan. Alhasil arus lalu lintas terganggu. Dalam musibah ini tak ada korban jiwa.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, robohnya tiang listrik di Sulangai terjadi sekitar pukul 06.00 Wita. Bersamaan dengan peristiwa itu, sebatang pohon albesia juga roboh. Tiang listrik yang roboh dan melintang di tengah jalan ini sempat membuat arus lalu lintas ditutup selama sekitar 30 menit.

Di tempat lain, pohon tumbang juga menutup badan jalan seputaran Objek Wisata Sangeh.

Ketua Pengelola Objek Wisata Alam Sangeh Made Sumoho, mengatakan pohon tumbang di kawasan Sangeh pada Jumat kemarin terjadi sekitar pukul 13.30 Wita. “Iya, pohon jenis Pala tumbang lagi. Ada dua warung yang di seberang jalan yang kena, syukurnya tidak ada korban jiwa,” kata Sumoho. “Selain menimpa warung, pohon yang melintang juga menghambat lalu lintas,” imbuhnya.

“Sementara ada tiga pohon, semua besar-besar. Tapi yang kecil-kecil juga ada beberapa, sebab ikut tertimpa pohon yang besar,” ungkapnya. Dari tiga pohon yang besar itu, ada satu pohon yang telah berusia puluhan bahkan diperkirakan sudah seratusan tahun. “Yang satu pohon bisa dipeluk tiga orang itu,” tutur Sumoho.

Kendati berkali-kali pohon tumbang, Objek Wisata Sangeh tetap buka seperti biasa. Namun menurut Sumoho, pengunjung tidak diarahkan masuk terlalu jauh ke dalam. Sehingga hanya menikmati kawasan pinggiran saja. “Kami sudah berikan imbauan itu kepada pengunjung,” tandasnya. Sayang Sumoho tak merinci berapa total kerugian akibat bencana ini.

Camat Abiansemal I Putu Ngurah Thomas Yuniarta mengakui musibah pohon tumbang di kawasan Abiansemal terjadi di beberapa titik. Selain di kawasan Objek Wisata Sangeh juga terjadi di kawasan Latu dan Abiansemal Dauh Yeh Cani. “Iya hari ini (kemarin) kami menerima banyak sekali laporan dari masyarakat telah terjadi pohon tumbang. Termasuk yang di Sangeh itu pohon tumbang mengenai dua warung yang menjual makanan,” ungkapnya. Warung yang rusak diketahui milik Wayan Merta dan I Nyoman Sulatra.

Warung semi permanen yang rusak karena atap yang terbuat dari seng terbelah setelah tertimpa pohon tumbang. Meski begitu tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp 10 juta.

Pohon tumbang di kawasan Objek Wisata Sangeh bukan kali ini saja terjadi. Pada Rabu, 14 Desember 2016, pohon Pala berdiameter 2 meter dan tinggi sekitar 30 meter tumbang dan melitang di tengah jalan sekitar pukul 15.00 Wita. Beruntung tak ada korban jiwa kala itu. Pohon tumbang di Objek Wisata Sangeh juga pernah terjadi pada 29 November 2016 lalu. Waktu itu sejumlah pohon Pala juga tumbang menimpa Pura Puncak Sari. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.30 wita, saat itu wilayah Sangeh dan sekitarnya diguyur hujan yang sangat lebat, disertai angin kencang. Kendati ditimpa musibah, namun Objek Wisata Sanget tetap beroperasi normal.

Sementara itu, pohon perindang di Jalan Raya Kampus Unud, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, tumbang menutupi badan jalan, Kamis (2/3) sekitar pukul 22.50 Wita.

“Setelah tim kami mendapat laporan langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Pohon itu tumbang akibat hujan lebat dan angin kencang,” tutur Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Denpasar Didi Hamzar, Jumat kemarin.

Sebanyak lima orang dilengkapi peralatan ekstrikasi (penyelamatan darurat) serta mounteneering, juga melibatkan potensi SAR dari Pos Polisi Jimbaran dan BPBD Badung. Akhirnya pada sekitar pukul 00.20 Wita tim SAR gabungan dapat menyingkirkan pohon tumbang yang menutupi badan jalan.

Hamzar mengatakan dirinya selalu mengingatkan personel Siaga SAR rutin 24 jam agar menjaga kesiapsiagaan SAR, karena cuaca kurang baik akhir-akhir ini. “Selalu cek kesiapan peralatan dan pastikan dapat berfungsi dengan baik, sehingga dapat digunakan kapan saja. Karena kesiapan peralatan tentunya akan mempengaruhi pada kualitas pelayanan ketika ada panggilan tugas SAR,” ujarnya.

Pada bagian lain, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ermy  Setiari MKes, mengakui rentetan bencana di Gumi Keris. Pihaknya sudah menginstruksikan jajarannya untuk siaga penuh 24 jam, mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

“BPBD Badung sudah menyiagakan 45 tim reaksi cepat (TRC), tim ini sudah kami sebar di kecamatan-kecamatan,” katanya. Kendati begitu pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, sebab cuaca datang tak menentu.

Sementara bencana senderan longsor yang sempat menutupi badan jalan di Banjar Bantas Kaja, Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Kamis (2/2) malam sekitar pukul 23.00 Wita, hingga kemarin masih terus dilakukan pembersihan. Pembersihan hari kedua Jumat (3/2) yakni mengangkut sisa-sisa lumpur yang mengendap. Senderan jebol itu diketahui milik warga bernama Made Risin.

“Hari ini (kemarin) alat berat sudah bekerja membersihkan lumpur setelah terjadi longsor, terutama yang ada di jalan desa setempat,” ungkap Kepala Bina Marga Dinas PUPR Badung Sang Nyoman Oka Permana. * asa, cr64

Komentar