Pasar Banyuasri Mulai Dapat Untung
Pendapatan kotor tahun ini sebesar Rp 5,18 miliar. Hasil usaha tersebut membuat Perumda Pasar berhasil mengantongi laba bersih Rp 1,1 miliar.
SINGARAJA, NusaBali
Perumda Pasar Argha Nayottama sebagai pengelola Pasar Banyuasri yang berlokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mulai mendapatkan laba. Keuntungan didapatkan dari pengelolaan pasar yang dibuka dan diresmikan 30 Maret lalu, karena menggunakan sistem Kerja Sama Pemanfaatan (KSP).
Sistem pengelolaan tersebut, menurut Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudi Arsana yang ditemui Kamis (18/11) kemarin, menguntungkan karena tidak ada biaya amortisasi (penyusutan nilai bangunan). “Dengan pola KSP ada perubahan hasil usaha kami jika dibandingkan dengan sistem dulu dengan pola penyertaan modal. Yang membuat selalu merugi karena ada biaya amortisasi. Kalau KSP ini tidak ada, sehingga berapapun pendapatan kami murni masuk sebagai pendapatan,” jelas Agus Yudi.
Dari hasil usaha yang sudah berjalan dari pengelolaan Pasar Banyuasri, Agus Yudi menyebutkan pendapatan kotor tahun ini sebesar Rp 5,18 miliar. Hasil usaha tersebut membuat Perumda Pasar berhasil mengantongi laba bersih Rp 1,1 miliar. Laba itu didapat setelah pendapatan dikurangi biaya operasional Rp 2,86 miliar, pajak Rp 289 juta termasuk Sharing profit ke khas daerah Rp 839 juta.
“Tahun ini kami sudah bisa kasi feedback ke Pemkab dari pengelolaan Pasar Banyuasri dengan pola KSP ini. Harapannya tahun depan juga masih bisa tercapai,” imbuh pejabat asal Kecamatan Banjar ini.
Menurut Agus Yudi, pendapatan dari pengelolaan Pasar Banyuasri masih bisa dimaksimalkan. Hal tersebut mengingat hingga saat ini masih ada 35 persen pedagang yang belum aktif. Mereka yang sudah memiliki hak kepemilikan atas ruko maupun kios ada yang belum memanfaatkan tempat mereka. Kios dan ruko itu dibiarkan kosong, karena alasan pandemi. Sejumlah pedagang juga ada yang masih menghabiskan kontrak di luar pasar, yang dilakukan sejak awal revitalisasi pasar dimulai.
Perumda Pasar disebut Agus Yudi terus mencari terobosan dan sistem, agar semua pedagang kembali berjualan, seperti sebelum revitalisasi pasar dilakukan. Sementara itu, pendapatan pengelolaan Pasar Banyuasri sempat mengkhawatirkan, karena dibuka saat pandemi melanda. Namun pendapatan pengelola mulai meningkat dengan diberlakukan sejumlah inovasi, salah satunya memberlakukan parkir digital yang membantu mendongkrak pendapatan mereka. *k23
Sistem pengelolaan tersebut, menurut Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudi Arsana yang ditemui Kamis (18/11) kemarin, menguntungkan karena tidak ada biaya amortisasi (penyusutan nilai bangunan). “Dengan pola KSP ada perubahan hasil usaha kami jika dibandingkan dengan sistem dulu dengan pola penyertaan modal. Yang membuat selalu merugi karena ada biaya amortisasi. Kalau KSP ini tidak ada, sehingga berapapun pendapatan kami murni masuk sebagai pendapatan,” jelas Agus Yudi.
Dari hasil usaha yang sudah berjalan dari pengelolaan Pasar Banyuasri, Agus Yudi menyebutkan pendapatan kotor tahun ini sebesar Rp 5,18 miliar. Hasil usaha tersebut membuat Perumda Pasar berhasil mengantongi laba bersih Rp 1,1 miliar. Laba itu didapat setelah pendapatan dikurangi biaya operasional Rp 2,86 miliar, pajak Rp 289 juta termasuk Sharing profit ke khas daerah Rp 839 juta.
“Tahun ini kami sudah bisa kasi feedback ke Pemkab dari pengelolaan Pasar Banyuasri dengan pola KSP ini. Harapannya tahun depan juga masih bisa tercapai,” imbuh pejabat asal Kecamatan Banjar ini.
Menurut Agus Yudi, pendapatan dari pengelolaan Pasar Banyuasri masih bisa dimaksimalkan. Hal tersebut mengingat hingga saat ini masih ada 35 persen pedagang yang belum aktif. Mereka yang sudah memiliki hak kepemilikan atas ruko maupun kios ada yang belum memanfaatkan tempat mereka. Kios dan ruko itu dibiarkan kosong, karena alasan pandemi. Sejumlah pedagang juga ada yang masih menghabiskan kontrak di luar pasar, yang dilakukan sejak awal revitalisasi pasar dimulai.
Perumda Pasar disebut Agus Yudi terus mencari terobosan dan sistem, agar semua pedagang kembali berjualan, seperti sebelum revitalisasi pasar dilakukan. Sementara itu, pendapatan pengelolaan Pasar Banyuasri sempat mengkhawatirkan, karena dibuka saat pandemi melanda. Namun pendapatan pengelola mulai meningkat dengan diberlakukan sejumlah inovasi, salah satunya memberlakukan parkir digital yang membantu mendongkrak pendapatan mereka. *k23
1
Komentar