Hari Raya Galungan dan Kuningan Dongkrak Penjualan Pakaian Adat Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Para pedagang pakaian adat Bali mendapatkan cipratan rezeki selama periode Hari Raya Galungan dan Kuningan dua pekan terakhir. Terjadi peningkatan penjualan karena krama Bali berburu pakaian untuk dipakai pada hari raya.
Namun begitu, kenaikan yang terjadi masih relatif rendah alias tipis. Hal demikian dikatakan beberapa pemilik atau pengelola toko pakaian adat Bali yang ada di Kota Denpasar, Jumat (19/11/2021).
Para pembeli pakaian adat Bali yang didominasi kaum hawa lebih ramai datang menjelang Hari Raya Galungan untuk membeli kebaya ataupun kain kamen.
Seorang pengelola toko pakaian adat Bali di Denpasar, Gusti Ayu Suari, mengatakan jika terjadi sedikit peningkatan pembelian pakaian adat Bali di toko yang dikelolanya selama periode Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Galungan lumayan ada peningkatan sekitar 10 persen, tapi sekarang Kuningan agak sepi, ” ujar Gusti Ayu Suari, pengelola toko pakaian adat di Jalan Pulau Buton Denpasar.
Ia menambahkan, toko yang dikelolanya lebih banyak mengandalkan penjualan kepada reseller daripada pembeli perorangan. “Situasi (pandemi) seperti saat ini tidak mungkin hanya mengandalkan pembeli perorangan,” ujar perempuan asal Jembrana ini.
Senada, Ahmad Zainuddin yang juga memiliki usaha penjualan pakaian adat Bali mengakui adanya peningkatan penjualan selama Hari Raya Galungan dan Kuningan. Ahmad yang berpengalaman berbisnis pakaian adat Bali mengatakan terjadi peningkatan sekitar 30 persen dibanding sebelum periode Galungan dan Kuningan. “Kebanyakan pembeli mencari kebaya putih bordir dan kamen bordir,” kata Ahmad pria asal Madura.
Adapun harga kebaya yang dijual Ahmad berkisar Rp 35.000-Rp 150.000, sementara kain kamben mulai dari harga Rp 60.000-Rp 150.000.
Ahmad menuturkan, di tengah kondisi sulit seperti saat ini ia merasa bersyukur bisa bertahan menjalankan usaha yang sudah digelutinya sejak tujuh tahun lalu. Menurutnya, pakaian adat selalu akan menjadi kebutuhan masyarakat Bali, hal itu menjadi salah satu pertimbangannya menggeluti bisnis pakaian adat Bali.
“Lumayan sekarang sudah ada beberapa cabang, besok persiapan mau buka lapak di Taman Ayun,” sambungnya.
Peningkatan penjualan juga dirasakan Salimin asal Jawa Timur yang menjual pakaian adat Bali di seputaran Jalan Imam Bonjol Denpasar. Peningkatan yang terjadi, ujarnya, melebihi peningkatan penjualan pada waktu Hari Raya Galungan dan Kuningan sebelumnya di bulan April 2021.
“Sudah lebih baik dibanding Galungan yang kemarin, sekarang terasa peningkatannya,” kata dia. Sama dengan penjual pakaian adat Bali lainnya, pembeli yang datang, ujar Salimin, kebanyakan kaum hawa yang membeli kebaya khususnya yang berwarna putih atau kain kamen.
Di sisi lain, seorang pembeli yang sedang mencari kamen di toko milik Salimin untuk digunakan pada Hari Raya Kuningan besok menuturkan, di masa pandemi seperti saat ini dirinya tidak terlalu banyak berbelanja pakaian adat seperti sebelumnya.
“Pakaian tidak terlalu prioritas, lebih ke (membeli) banten, kecuali kalau ada sisa uang baru belanja,” ujar Nadya Sela yang sebelum pandemi bekerja di sektor pariwisata dan sekarang sedang dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. *adi
Komentar