Empat Pohon Tumbang, Jalur Singaraja - Seririt Macet hingga Dua Jam
Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Buleleng, Pohon Bertumbangan
Bencana pohon tumbang yang mengepung Buleleng bertepatan di Hari Raya Kuningan, Sabtu kemarin disebabkan karena intensitas hujan deras cukup lama.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak empat pohon perindang jalan di ruas jalan vital wilayah Buleleng tumbang dan menutup badan jalan, Sabtu (20/11) pukul 15.00 Wita. Peristiwa itu terjadi setelah seluruh wilayah Buleleng diguyur hujan deras dan angin kencang sejak pukul 10.00 Wita hingga 19.00 Wita, kemarin. Dua pohon tumbang berada di jalur Singaraja-Seririt, yang membuat arus lalu lintas sempat macet selama dua jam lebih.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi dihubungi, Sabtu sore kemarin menjelaskan laporan pohon tumbang di tiga titik hampir terjadi bersamaan. Dua dari tiga pohon tumbang di jalur Singaraja-Seririt ada di wilayah Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng dan satu pohon di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt. Sedangkan satu pohon tumbang lainnya berada di wilayah Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, jalur Singaraja-Pupuan.
“Kejadiannya hampir bersamaan, kami mendapatkan laporan sekitar pukul 15.00 Wita. Namun yang kami kerjakan pertama, pohon tumbang di Dencarik, karena menutup total arus lalu lintas, setelah itu kami tangani yang di Kalianget baru terakhir yang di Rangdu,” jelas Ariadi.
Menurut Putu Ariadi bencana pohon tumbang yang mengepung Buleleng bertepatan di Hari Raya Kuningan pada Saniscara Umanis Kuningan kemarin disebabkan karena intensitas hujan deras cukup lama. Sehingga pohon jenis Suar yang selama ini berfungsi sebagai perindang jalan menahan beban berat karena dibasahi air hujan.
Kondisi itu pun diperparah oleh angin kencang yang akhirnya membuat pohon setinggi 12-13 meter dan diameter 90-100 centimeter tumbang sampai ke akar. “Yang di Dencarik dan Kalianget itu pohonnya memang besar, karena hujan pohon menjadi berat ditambah sapuan angin kencang akhirnya tumbang. Kalau yang di Rangdu pohon asem itu, memang batang bawahnya sudah borok, jadi mudah tumbang saat kena hujan dan angin,” beber mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng ini.
BPBD disebut Putu Ariadi menurunkan 16 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani bencana di tiga titik itu. Selain personel BPBD, penanganan bencana pohon tumbang juga dibantu oleh relawan dan warga di sekitar lokasi. Sehingga arus lalu lintas dinyatakan kembali normal di tiga titik pada pukul 17.30 Wita kemarin.
Mantan Camat Gerokgak ini pun mengatakan sebagai langkah antisipasi musim penghujan, BPBD Buleleng telah melakukan pemetaan terhadap pohon perindang di jalur vital Buleleng yang berpotensi tumbang. Timnya juga telah melakukan pemangkasan dan merapikan dahan pohon yang berpotensi tumbang. Seperti di wilayah Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
“Kemarin tim kami sudah berjalan melakukan pemangkasan baru sampai wilayah Temukus. Tetapi karena banyak dilakukan bertahap. Untuk yang berpotensi rawan beberapa sudah ditangani seperti di Celukan Bawang,” tegas dia. Sementara itu hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Buleleng sepekan terakhir, juga mengundang bencana longsor di ruas jalan Munduk-Wanagiri, tepatnya di tikungan tanah barak, Banjar Taman, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Jumat (19/11) pukul 16.00 Wita. Tebing setinggi 4 meter di pinggir jalan provinsi itu tiba-tiba longsor saat hujan deras mengguyur.
Material longsor berupa tanah dan bebatuan tumpah ruah ke jalan. Bencana tersebut juga sempat memicu kemacetan arus lalu lintas. Ariadi menyebutkan bencana tanah longsor dan pohon tumbang yang terjadi di Buleleng dampak dari Badai La Nina. Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Masyarakat diminta untuk melakukan aktivitas di daerah perbukitan yang rawan longsor. Nelayan juga disarankannya tidak melaut untuk sementara waktu, sampai cuaca ekstrim berakhir. 7 k23
Komentar