Golkar 'Garap' Kelompok Petani di Pejarakan, Buleleng
SINGARAJA,NusaBali
Partai Golkar makin intensifkan kerja-kerja politik jelang Pemilu 2024.
Golkar Bali yang dipimpin Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, terjun ke masyarakat dalam balutan ‘politik kebangsaan dan pelatihan budidaya jagung untuk petani’ di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Kamis (21/11).
Sugawa Korry didampingi Ketua DPD II Golkar Buleleng Ida Gede Komang Kresna Budi, Anggota DPRD Buleleng dapil Gerokgak Putu Suastika dan sejumlah kader Golkar Buleleng lainnya. Dalam pelatihan kemarin Golkar kampanyekan penyeimbangan struktur ekonomi Bali ke depan, supaya tidak tergantung dengan sektor pariwisata saja. Transformasi ekonomi juga dikampanyekan Sugawa Korry, yang memang menjadi isu andalan Golkar selama ini lewat Fraksi di DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota.
Ketua DPD I Golkar Bali Sugawa Korry di hadapan para petani mengatakan Golkar komitmen mendorong peningkatan peran sektor pertanian di akar rumput untuk penguatan keseimbangan ekonomi Bali. "Kita komitmen mendorong penyeimbangan perekonomian Bali melalui sektor pertanian," ujar Sugawa Korry.
Kata dia, kalau sebelumnya Golkar getol mendorong pengembangan vanili Bali, ekspor buah manggis, kini yang dikembangkan adalah jagung jenis hibrida untuk meningkatkan produksi jagung di Desa Pejarakan, Buleleng. "Saat ini produksi petani jagung per 0,50 hektare mencapai Rp 4,5 juta sekali panen. Dengan ditanam bibit unggul , pemupukan memadai bisa menghasilkan Rp 15 juta sekali panen. Maka kami mendorong penanaman bibit jagung unggul disini," ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.
Menurut Sugawa Korry, kebutuhan jagung di Bali cukup tinggi. Sekarang ini jagung didatangkan dari Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. "Maka menjaga produksi dan menghadapi persaingan pasar ini kita memberikan pelatihan dan penyuluhan bibit dan budidaya untuk petani jagung. Sehingga mereka termotivasi berproduksi," ujar Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Kata Sugawa Korry, dengan diberikan penyuluhan, masyarakat pengelolaan lahan atau hutan sosial bisa meningkat kesejahteraannya, terjaga hutannya, serta terjadi transformasi ekonomi. Tidak hanya hidup dari pariwisata saja. Petani cukup merespon positif ide Golkar Bali," tandas lulusan doktor Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur ini. *nat
1
Komentar