Liga Mahasiswa Nasional Demo 'Penikmat Cuan Rakyat' di DPRD Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Belasan mahasiswa yang mengatasnamakan diri sebagai Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW LMND) Bali menggelar orasi di depan Gedung DPRD Bali, Jalan Dr Kusuma Atmaja, Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin (22/11/2021).
Aksi demo diawali long march pukul 09.30 Wita dari parkir timur Lapangan Renon dengan membawa beberapa spanduk salah satunya bertuliskan ‘Segera Periksa Duo Cukong Penikmat Cuan Rakyat’ melewati Jalan Raya Puputan. Rombongan mahasiswa sempat melakukan orasi, baca puisi, dan bernyanyi di depan monumen Bajra Sandhi. Lanjut kembali long march menuju gedung wakil rakyat Bali.
Di depan Gedung DPRD Bali mereka berorasi sambil bernyanyi, berharap ada perwakilan dari gedung rakyat yang menemui mereka. Namun hingga berakhirnya aksi pukul 11.00 tidak ada satu pun perwakilan yang keluar dari Gedung DPRD Bali. Aksi berlangsung damai dengan penjagaan beberapa petugas kepolisian.
Salah seorang peserta aksi, I Gusti Ngurah Putra Ari Laksmana, mengatakan mahasiswa yang melakukan aksi berasal dari tiga kampus di Bali yakni, Universitas Udayana, Universitas Mahasaraswati, dan IKIP PGRI Bali. “Kami tergabung dari Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Bali dan beberapa elemen mahasiswa lainnya,” ujar dia.
Dikatakan, latar belakang aksi adalah keresahan yang dirasakan rakyat terkait dugaan penyalagunaan kekuasaan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indoenesia.
Menurut Ari, belakangan masyarakat dibuat bingung dan resah mengenai aturan dan penetapan harga yang selalu berubah-ubah terkait kewajiban tes PCR yang digunakan sebagai syarat untuk bepergian menggunakan moda transportasi pesawat terbang. Sempat menyentuh harga di atas Rp 2 juta-an, kini biaya tes PCR turun menjadi Rp 275 ribu.
PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang mengelola laboratorium GSI menjalankan bisnis tes PCR dan memiliki lima cabang di Jakarta dan sekitarnya memiliki keterkaitan dengan perusahaan yang berkaitan dengan kedua menteri tersebut, yakni PT Toba Sejahtera, PT Toba Bumi Energy, dan PT Adaro Energy.
Lebih jauh dikatakan, kuat dugaan adanya upaya gratifikasi dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh pejabat negara dalam melindungi kepentingan bisnisnya.
Ari menyebut ada empat tuntutan yang disuarakan oleh aksi mahasiswa kali ini, yakni menuntut dengan segera Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memanggil, mengusut tuntas, menginterogasi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
Kedua, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk memanggil Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir hadir di sidang khusus untuk mempertanggungjawabkan dugaan penyalahgunaan kekuasaan terkait bisnis alat kesehatan atau tes PCR.
Ketiga, meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Ir Haji Joko Widodo untuk menyikapi dugaan penyalahgunaan kekuasaan dua menteri di kabinet yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir soal bisnis alat bisnis kesehatan atau tes PCR.
Dan yang terakhir, mahasiswa menantang Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir untuk segera mempertanggungjawabkan tekait dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang menyangkut bisnis alat kesehatan atau tes PCR terhadap Rakyat Indonesia.
Dijelaskan bahwa aksi serupa hari ini sudah dilakukan oleh Liga Mahasiswa Nasional di beberapa tempat lainnya di Indoensaia yakni, Tarakan, Jakarta, dan Banten. “Belum ada rencana untuk aksi berikutnya, tapi kalau masih belum ditindaklanjuti kami akan aksi lagi,” sebut Ari terkait rencana aksi berikutnya. *adi
Di depan Gedung DPRD Bali mereka berorasi sambil bernyanyi, berharap ada perwakilan dari gedung rakyat yang menemui mereka. Namun hingga berakhirnya aksi pukul 11.00 tidak ada satu pun perwakilan yang keluar dari Gedung DPRD Bali. Aksi berlangsung damai dengan penjagaan beberapa petugas kepolisian.
Salah seorang peserta aksi, I Gusti Ngurah Putra Ari Laksmana, mengatakan mahasiswa yang melakukan aksi berasal dari tiga kampus di Bali yakni, Universitas Udayana, Universitas Mahasaraswati, dan IKIP PGRI Bali. “Kami tergabung dari Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Bali dan beberapa elemen mahasiswa lainnya,” ujar dia.
Dikatakan, latar belakang aksi adalah keresahan yang dirasakan rakyat terkait dugaan penyalagunaan kekuasaan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indoenesia.
Menurut Ari, belakangan masyarakat dibuat bingung dan resah mengenai aturan dan penetapan harga yang selalu berubah-ubah terkait kewajiban tes PCR yang digunakan sebagai syarat untuk bepergian menggunakan moda transportasi pesawat terbang. Sempat menyentuh harga di atas Rp 2 juta-an, kini biaya tes PCR turun menjadi Rp 275 ribu.
PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang mengelola laboratorium GSI menjalankan bisnis tes PCR dan memiliki lima cabang di Jakarta dan sekitarnya memiliki keterkaitan dengan perusahaan yang berkaitan dengan kedua menteri tersebut, yakni PT Toba Sejahtera, PT Toba Bumi Energy, dan PT Adaro Energy.
Lebih jauh dikatakan, kuat dugaan adanya upaya gratifikasi dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh pejabat negara dalam melindungi kepentingan bisnisnya.
Ari menyebut ada empat tuntutan yang disuarakan oleh aksi mahasiswa kali ini, yakni menuntut dengan segera Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memanggil, mengusut tuntas, menginterogasi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi.
Kedua, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk memanggil Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir hadir di sidang khusus untuk mempertanggungjawabkan dugaan penyalahgunaan kekuasaan terkait bisnis alat kesehatan atau tes PCR.
Ketiga, meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Ir Haji Joko Widodo untuk menyikapi dugaan penyalahgunaan kekuasaan dua menteri di kabinet yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir soal bisnis alat bisnis kesehatan atau tes PCR.
Dan yang terakhir, mahasiswa menantang Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir untuk segera mempertanggungjawabkan tekait dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang menyangkut bisnis alat kesehatan atau tes PCR terhadap Rakyat Indonesia.
Dijelaskan bahwa aksi serupa hari ini sudah dilakukan oleh Liga Mahasiswa Nasional di beberapa tempat lainnya di Indoensaia yakni, Tarakan, Jakarta, dan Banten. “Belum ada rencana untuk aksi berikutnya, tapi kalau masih belum ditindaklanjuti kami akan aksi lagi,” sebut Ari terkait rencana aksi berikutnya. *adi
Komentar