Prosesi Upacara Tumpek Landep di Pande Keris
Tumpek Landep diperingati setiap Saniscara Kliwon Wuku Landep yang datangnya setiap 210 hari sekali.
DENPASAR, NusaBali
Satu hal yang menjadi ciri khas pelaksanaan Tumpek Landep ialah upacara terhadap berbagai jenis senjata yang terbuat dari besi. Bahkan di era kekinian, teknologi pun ikut diupacarai. Seperti kebanyakan umat Hindu di Bali yang mengupacarai kendaraan bermotor, alat kerja berbahan besi, senapan, keris, aneka senjata lainnya bahkan laptop dan gitar pun ikut diupacarai.
Hampir setiap rumah orang Bali, melaksanakan upacara Tumpek Landep. Salah satunya yang dilakukan di Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya, Jalan Ratna, Banjar Tatasan Kelod, Desa Tonja, Denpasar, Sabtu (4/2). Mulai dari Prapen (tungku khusus memproduksi keris), hingga segala jenis keris, tombak, gong, dan peralatan kerja diupacarai dengan sebutan 'Masucian' yang dipimpin oleh Jro Mangku Penyarikan Dalem.
Pemilik rumah, Pande I Nyoman Budiana di sela-sela upacara menjelaskan pada saat Tumpek Landep adalah pemujaan pada Sanghyang Pasupati. Pande keris yang mewarisi secara turun temurun pembuatan keris ini menjelaskan, prosesi upacara ini juga mengupacarai keris sepuh kamardikan dan tombak kamardikan.
"Ada sejumlah pusaka yang diupacarai. Warisan secara turun temurun yang saya sendiri tidak tahu kapan itu dibuat. Yang jelas, sudah ada sejak jaman kerajaan," jelas bapak 3 anak ini.
Pande Budiana yang resmi diwinten Pande Besi sejak tahun 2005 ini mengatakan tujuan upacara Masucian ini untuk memohon keselamatan. Mengenai makna Tumpek Landep, menurut Pande Budiana bukan semata-mata mengupacarai peralatan yang berbahan besi. Melainkan bagaimana memaknai tumpek landep sebagai momen penajaman pikiran. "Rentetan tumpek landep sudah dimulai sejak Saraswati turunnya ilmu pengetahuan. Setelah ilmu itu turun, diharapkan tidak disalahgunakan sehingga diperlukan konsentrasi dan ketajaman pikiran. Sederhananya, jika sudah pikiran konsentrasi maka apa yang dibuat pasti berhasil misalnya dalam membuat keris," jelasnya.
Dalam membuat keris juga tidak sembarangan. Karena ada unsur Tri Murti di dalamnya. "Bagian kiri keris berstana Dewa Wisnu, bagian kanan Brahma dan diujung Siwa. Bahan pembuatannya juga merupakan unsur Tri Murti, yakni Besi perlambang Wisnu, Baja lambang Brahma dan Nikel lambang Siwa," jelasnya. Selain itu, masih banyak filosofi lain dalam pembuatan keris. Hanya saja, jika dijabarkan secara rinci tidak cukup hanya satu buku. * nvi
Hampir setiap rumah orang Bali, melaksanakan upacara Tumpek Landep. Salah satunya yang dilakukan di Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya, Jalan Ratna, Banjar Tatasan Kelod, Desa Tonja, Denpasar, Sabtu (4/2). Mulai dari Prapen (tungku khusus memproduksi keris), hingga segala jenis keris, tombak, gong, dan peralatan kerja diupacarai dengan sebutan 'Masucian' yang dipimpin oleh Jro Mangku Penyarikan Dalem.
Pemilik rumah, Pande I Nyoman Budiana di sela-sela upacara menjelaskan pada saat Tumpek Landep adalah pemujaan pada Sanghyang Pasupati. Pande keris yang mewarisi secara turun temurun pembuatan keris ini menjelaskan, prosesi upacara ini juga mengupacarai keris sepuh kamardikan dan tombak kamardikan.
"Ada sejumlah pusaka yang diupacarai. Warisan secara turun temurun yang saya sendiri tidak tahu kapan itu dibuat. Yang jelas, sudah ada sejak jaman kerajaan," jelas bapak 3 anak ini.
Pande Budiana yang resmi diwinten Pande Besi sejak tahun 2005 ini mengatakan tujuan upacara Masucian ini untuk memohon keselamatan. Mengenai makna Tumpek Landep, menurut Pande Budiana bukan semata-mata mengupacarai peralatan yang berbahan besi. Melainkan bagaimana memaknai tumpek landep sebagai momen penajaman pikiran. "Rentetan tumpek landep sudah dimulai sejak Saraswati turunnya ilmu pengetahuan. Setelah ilmu itu turun, diharapkan tidak disalahgunakan sehingga diperlukan konsentrasi dan ketajaman pikiran. Sederhananya, jika sudah pikiran konsentrasi maka apa yang dibuat pasti berhasil misalnya dalam membuat keris," jelasnya.
Dalam membuat keris juga tidak sembarangan. Karena ada unsur Tri Murti di dalamnya. "Bagian kiri keris berstana Dewa Wisnu, bagian kanan Brahma dan diujung Siwa. Bahan pembuatannya juga merupakan unsur Tri Murti, yakni Besi perlambang Wisnu, Baja lambang Brahma dan Nikel lambang Siwa," jelasnya. Selain itu, masih banyak filosofi lain dalam pembuatan keris. Hanya saja, jika dijabarkan secara rinci tidak cukup hanya satu buku. * nvi
1
Komentar