Gondol Rp 811 Juta, 5 Karyawan Diborgol, Dilakban Mulut dan Mata
Empat orang kawanan perampok bersenjata api jenis pistol beraksi di money changer milik PT Dirgahayu Valuta Prima yang terletak di kompleks pertokoan Segitiga Mas Nomor 5 Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, Badung, Sabtu (4/3) sekitar pukul 10.55 Wita.
Perampok Berpistol Satroni Money Changer
MANGUPURA, NusaBali
Keempat kawanan ini menodongkan pistol kepada karyawan. Tidak hanya itu, sebanyak lima pegawai yang sedang bekerja diborgol, kemudian mulut dan matanya dilakban. Kawanan ini berhasil menggondol uang tunai sebanyak Rp 811 juta. Pihak kepolisian kini memburu para pelaku.
Aksi kawanan perampok yang berjumlah empat orang dan masuk ke dalam money changer tersebut saat karyawan baru saja memulai aktivitas mereka.
Pagi itu, seorang karyawan, I Putu Tapa, 46, sedang memperbaiki lampu yang terletak di ruangan teller di dalam kantor money changer milik PT Dirgahayu Valuta Prima itu, disaksikan oleh tiga karyawan lainnya yakni I Putu Andika Putra, 18, I Nyoman Budiarta, 26, dan Ida Bagus Putu Winda, 24. Nah, saat itulah tiga orang pelaku masuk dan menodongkan pistol kepada para karyawan. Salah seorang pelaku menyuruh karyawan yang memperbaiki lampu tersebut untuk turun dan tiarap di lantai
“Turun, turun, tiarap, tiarap,” kata salah satu pelaku sembari menodongkan pistol kepada I Putu Tapa dan rekan-rekannya. Kemudian salah seorang pelaku langsung menuju ke belakang dan menodongkan pistol kepada seorang karyawan I Ketut Budhairdi, 49, yang sedang berada di depan toilet. Karyawan ini pun langsung disuruh oleh keempat pelaku untuk bergabung dan tiarap di ruangan teller.
“Jadi semua ada lima karyawan ini disuruh berkumpul di salah satu ruangan yakni ruangan teller oleh keempat pelaku ini,” jelas Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo didampingi Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara yang turun ke lokasi tempat kejadian.
Keempat pelaku ini kemudian memborgol kelima karyawan tersebut. Selain itu, mulut dan mata para karyawan ini dilakban agar tidak melihat dan tidak berteriak. Para korban kemudian dimasukkan ke kolong meja dan diawasi oleh satu pelaku yang memegang pistol. Setelah itu, tiga orang pelaku kemudian melakukan penyisiran sejumlah tempat penyimpanan uang, yakni laci dan brankas. Di dalam brankas, pelaku berhasil mengambil uang dengan total Rp 733 juta. Sedangkan di dua laci di meja teller, pelaku mengambil uang masing-masing Rp 36 juta dan Rp 30 juta. Tidak hanya itu, ada valas senilai Rp 12 juta juga diambil.
“Para pelaku ini mengambil semua uang yang ada di lokasi. Ya, total-totalnya mencapai delapan ratusan juta. Hampir satu miliar,” beber Kombes Hadi Purnomo.
Sebelum kabur, para pelaku menanyakan dan mengambil server CCTV pada karyawan yang disandera. Setelah itu, para pelaku menggondol server dan kabur.
“Seluruh karyawan diborgol, mata dan mulut dilakban. Kawanan perampok yang berjumlah tiga orang mengambil uang yang ada di brankas dan laci. Setelah selesai beraksi, perampok sempat menanyakan server CCTV. Karena diancam, saya menunjukkannya. Mereka langsung mengambil server CCTV tersebut kemudian kabur,” tutur Putu Tapa, karyawan money changer yang tinggal Komplek Perum Kopertis Peguyangan Kangin Banjar Ambengan, Denpasar Utara.
Beruntung, salah satu karyawan bernama Ida Bagus Putu Winda yang hanya diborgol satu tangannya berhasil membuka borgol dan membantu rekannya yang lain. Barulah setelah itu, pristiwa perampokan tersebut dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Kuta.
“Anggota langsung turun dan melakukan penyisiran di lokasi serta menemukan barang bukti berupa 7 borgol, tas hitam, dan satu lakban,” imbuhnya. Menurutnya, tim kepolisian kemudian melakukan indentifikasi serta menggali keterangan saksi serta bukti-bukti lainnya.
Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap kasus perampokan yang menggunakan senjata api jenis pistol ini. Menurut dia, para pelaku merupakan perampok profesional. Selain itu, pelaku juga mengenal betul situasi di lokasi. Hal ini terbukti ketika para pelaku beraksi, tempat dan lokasi sekitarnya masih sepi. Di sisi lain, dalam beraksi pelaku melancarkan aksinya tak kurang dari 10 menit.
“Dugaan kami mereka sudah survei lokasi. Mereka (komplotan perampok bersenjata) ini sudah turun beberap hari sebelumnya. Mereka sangat profesional,” tandas Kombes Hadi Purnomo, seraya mengatakan masih menganalisa sejumlah rekaman kamera pengawas di luar lokasi kejadian.
Dalam beberapa rekaman di seputaran lokasi alias akses masuk menuju tempat kejadian, ada rekaman yang menujukan keempat pelaku menggunakan dua motor dan helm yang tertutup (full face). Rekaman tersebutlah yang akan dijadikan bahan analisa oleh anggota untuk memburu para pelaku yang tergolong profesional tersebut.
“Ciri-ciri pelaku sudah kami kantongi, mereka berperawakan seperti orang lokal. Saat beraksi, pelaku menggunakan pakaian putih biru,” tuturnya.
Leonardus Waso, salah seorang karyawan PT Triton, yang lokasinya di samping money changer itu mengaku tak mengetahui kejadian tersebut. Dirinya baru menyadari ada kasus perampokan saat polisi datang ke TKP. “Tadi saat saya menjemur kain lap di sini (di depan kantornya), saya melihat ada seorang karyawan money changer berdiri di pintu dengan tangan terborgol. Saya kira mereka sedang bercanda. Sepuluh menit berselang polisi datang dan saya dipanggil untuk memberikan kesaksian,” tutur pria asal Bajawa, Flores, NTT, itu.
Dikatakannya, sebelum dia melihat ada karyawan yang tangannya diborgol, ada empat orang yang keluar dari dalam money changer. Mereka berbadan tegap mengenakan helm. Mereka pergi dengan menggunakan dua sepeda motor.
“Saya tidak tahu apakah mereka laki-laki semua atau bagaimana, karena wajah mereka tak kelihatan. Saya juga tak menaruh curiga terhadap mereka. Karena saya tidak mendengar keributan ataupun suara ledakan. Saya hanya melihat karyawan tangannya terborgol, tapi tak berteriak atau mengatakan apa-apa,” kata Waso. * dar, cr64
Komentar