Diet Gagal Terus, Mungkin Belum Coba Cara yang Satu Ini
MANGUPURA, NusaBali.com - Sudah mencoba diet tapi selalu gagal di tengah
jalan? Mungkin langkah yang satu ini belum dicoba sebagai kombinasi
cara yang sudah dilakukan selama ini. Tambahkan makanan atau minuman
probiotik dalam menu diet agar lingkar perut sesuai dengan harapan.
Prof Dr Endang Sutriswati Rahayu MS, guru besar
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam
Talkshow Pangan dan Gizi yang diselenggarakan Universitas Dhyana Pura
(Undhira), Rabu (24/11/2021), mengungkap fakta bahwa susunan mikrobiota
yang menghuni usus orang yang memiliki berat badan berlebih berbeda
dengan orang yang memiliki berat badan ideal.
“Ternyata ada
beberapa kelompok organisme yang muncul hanya di individu-individu
tertentu,” ungkap Prof Endang dalam talkshow bertajuk ‘Peran Diet dan
Probiotik untuk Mendapatkan Berat Badan Ideal’.
Prof Endang yang
membawakan makalah berjudul ‘Probiotik, Gut Microbiota, dan Obesitas’
memberi contoh dengan ditemukannya kelompok mikroorganisme Romboustia
yang muncul pada usus penderita obesitas (berat badan berlebih).
Penderita obesitas dengan konsumsi lemak tinggi memiliki diversitas
mikrobiota yang rendah dan ditemukan Romboustia.
Microbiota yang
ada di usus kita, ujar Prof Endang, juga berpengaruh terhadap cara kerja
otak kita, termasuk mengatur nafsu makan. Microbiota di usus bisa
menstimulasi peptida yang sifatnya menambah nafsu makan atau sebaliknya
menekan nafsu makan. “Itu semua hasil dari metabolisme gut microbiota
(mikroorganisme usus) ini,” ujar Prof Endang.
Lebih lanjut
dikatakan Prof Endang, apa yang kita makan akan sangat berpengaruh
terhadap komposisi mikrobiota yang ada di usus kita. Di sinilah makanan
atau minuman probiotik dapat mengambil peran dalam mengatur komposisi
mikrobiota dalam usus yang pada akhirnya dapat menurunkan berat badan
berlebih.
“Probiotik adalah mikroorganisme yang dikonsumsi dalam
kondisi hidup dan membawa manfaat bagi kesehatan,” terang Prof Endang,
Kepala Pusat Studi Pangan & Gizi UGM.
Cara kerja probiotik
menurunkan berat badan kita adalah dengan meningkatkan Short Chain Fatty
Acids (SCFA) atau asam lemak rantai pendek yang salah satunya berfungsi
meningkatkan produksi GLP-1 dan PYY, yakni hormon yang mampu
menstimulasi satiety (rasa kenyang) dan efisiensi energi. Selain itu
SCFA mampu menurunkan produksi ghrelin, peptida yang menimbulkan rasa
ingin makan.
Ada banyak makanan atau minuman probiotik yang ada
di sekitar kita, seperti yogurt, tempe, kimchi, sauerkraut (asinan
kubis), hingga acar yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari diet
menurunkan berat badan. Namun Prof Endang mengingatkan bahwa mengatur
pola makan dan olahraga teratur tetap menjadi yang utama dalam usaha
menurunkan berat badan. “Probiotik dapat membantu dalam penatalaksanaan
obesitas, namun diet, olahraga, serta ceria tetap yang utama,”
pungkasnya. *adi
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam
Talkshow Pangan dan Gizi yang diselenggarakan Universitas Dhyana Pura
(Undhira), Rabu (24/11/2021), mengungkap fakta bahwa susunan mikrobiota
yang menghuni usus orang yang memiliki berat badan berlebih berbeda
dengan orang yang memiliki berat badan ideal.
“Ternyata ada
beberapa kelompok organisme yang muncul hanya di individu-individu
tertentu,” ungkap Prof Endang dalam talkshow bertajuk ‘Peran Diet dan
Probiotik untuk Mendapatkan Berat Badan Ideal’.
Prof Endang yang
membawakan makalah berjudul ‘Probiotik, Gut Microbiota, dan Obesitas’
memberi contoh dengan ditemukannya kelompok mikroorganisme Romboustia
yang muncul pada usus penderita obesitas (berat badan berlebih).
Penderita obesitas dengan konsumsi lemak tinggi memiliki diversitas
mikrobiota yang rendah dan ditemukan Romboustia.
Microbiota yang
ada di usus kita, ujar Prof Endang, juga berpengaruh terhadap cara kerja
otak kita, termasuk mengatur nafsu makan. Microbiota di usus bisa
menstimulasi peptida yang sifatnya menambah nafsu makan atau sebaliknya
menekan nafsu makan. “Itu semua hasil dari metabolisme gut microbiota
(mikroorganisme usus) ini,” ujar Prof Endang.
Lebih lanjut
dikatakan Prof Endang, apa yang kita makan akan sangat berpengaruh
terhadap komposisi mikrobiota yang ada di usus kita. Di sinilah makanan
atau minuman probiotik dapat mengambil peran dalam mengatur komposisi
mikrobiota dalam usus yang pada akhirnya dapat menurunkan berat badan
berlebih.
“Probiotik adalah mikroorganisme yang dikonsumsi dalam
kondisi hidup dan membawa manfaat bagi kesehatan,” terang Prof Endang,
Kepala Pusat Studi Pangan & Gizi UGM.
Cara kerja probiotik
menurunkan berat badan kita adalah dengan meningkatkan Short Chain Fatty
Acids (SCFA) atau asam lemak rantai pendek yang salah satunya berfungsi
meningkatkan produksi GLP-1 dan PYY, yakni hormon yang mampu
menstimulasi satiety (rasa kenyang) dan efisiensi energi. Selain itu
SCFA mampu menurunkan produksi ghrelin, peptida yang menimbulkan rasa
ingin makan.
Ada banyak makanan atau minuman probiotik yang ada
di sekitar kita, seperti yogurt, tempe, kimchi, sauerkraut (asinan
kubis), hingga acar yang bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari diet
menurunkan berat badan. Namun Prof Endang mengingatkan bahwa mengatur
pola makan dan olahraga teratur tetap menjadi yang utama dalam usaha
menurunkan berat badan. “Probiotik dapat membantu dalam penatalaksanaan
obesitas, namun diet, olahraga, serta ceria tetap yang utama,”
pungkasnya. *adi
1
Komentar