Ada Warga Minta Dibantu Cari Lahan Pengganti
Pembangunan Tol Mengwi–Gilimanuk Masuk Tahap Konsultasi Publik
Warga terdampak yang ada di wilayah Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, ada yang meminta pemerintah ikut membantu mencarikan lahan pengganti.
TABANAN, NusaBali
Pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk di Kabupaten Tabanan sudah memasuki tahap konsultasi publik. Konsultasi publik yang berlangsung 22 – 29 November 2021 ini memberikan ruang waktu kepada warga yang terdampak untuk menyampaikan unek-unek. Terungkap di Kecamatan Selemadeg, sejumlah warga ingin pemerintah membantu mencarikan lahan untuk pindah rumah.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Tabanan I Wayan Sudarya, mengatakan konsultasi publik pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk sudah berjalan sejak 22 November. Dimulai dari Kecamatan Selemadeg Barat dan Kecamatan Selemadeg.
Kemudian 23 November di Kecamatan Kerambitan, 24 November di Kecamatan Marga, Kecamatan Tabanan, dan Kecamatan Penebel. Dan terakhir 29 November di Kecamatan Selemadeg Timur. Rentang waktu konsultasi publik untuk Kecamatan Selemadeg Timur relatif jauh karena itu sesuai dengan jadwal dari Provinsi Bali. “Konsultasi publik satu hari berlangsung di empat tempat,” ucap Sudarya, Rabu (24/11).
Menurut Sudarya, dalam konsultasi publik yang dijadwalkan tersebut warga yang lahannya terdampak diberikan ruang untuk menyampaikan unek-unek hingga menyampaikan usul dan saran. Termasuk saran dan masukan yang disampaikan warga terdampak dalam sosialisasi awal ditayangkan dalam konsultasi publik. “Di tahap sosialisasi awal itu kan ada yang menyampaikan masukan dari warga yang terdampak, itu ditayangkan oleh petugas Kementerian PUPR,” imbuh Sudarya.
Namun pada intinya, kata Sudarya, warga yang lahannya terdampak dari yang sudah mengikuti konsultasi publik di Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan Kerambitan, mereka sepakat dilaksanakan pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk.
Namun khusus warga terdampak yang ada di wilayah Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, memang ada yang meminta pemerintah ikut membantu mencarikan lahan pengganti.
Meminta mencari lahan pengganti ini beda dengan ganti untung. Jika ganti untung begitu diberikan ganti rugi oleh pemerintah, warga yang lahannya terdampak mereka mencari lahan sendiri. Tetapi yang ini beda, mereka meminta pemerintah ikut membantu mencarikan lahan pengganti. “Jumlahnya tidak hafal berapa warga yang meminta bantuan. Hal ini masih dibicarakan oleh tim untuk mendapat jalan keluarnya,” tegas Sudarya.
Sementara setelah adanya kegiatan konsultasi publik pertama ini, sesuai dengan informasi yang diterima Sudarya, jadwal berikutnya masih akan dilakukan konsultasi publik lanjutan. “Konsultasi publik yang saya dengar hanya dilakukan sampai dua kali. Saya berharap dalam hal kegiatan ini bisa berjalan lancar, dan masyarakat yang terdampak lahannya gamblang untuk mengikuti rangkaian pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk,” tegas Sudarya. *des
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Tabanan I Wayan Sudarya, mengatakan konsultasi publik pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk sudah berjalan sejak 22 November. Dimulai dari Kecamatan Selemadeg Barat dan Kecamatan Selemadeg.
Kemudian 23 November di Kecamatan Kerambitan, 24 November di Kecamatan Marga, Kecamatan Tabanan, dan Kecamatan Penebel. Dan terakhir 29 November di Kecamatan Selemadeg Timur. Rentang waktu konsultasi publik untuk Kecamatan Selemadeg Timur relatif jauh karena itu sesuai dengan jadwal dari Provinsi Bali. “Konsultasi publik satu hari berlangsung di empat tempat,” ucap Sudarya, Rabu (24/11).
Menurut Sudarya, dalam konsultasi publik yang dijadwalkan tersebut warga yang lahannya terdampak diberikan ruang untuk menyampaikan unek-unek hingga menyampaikan usul dan saran. Termasuk saran dan masukan yang disampaikan warga terdampak dalam sosialisasi awal ditayangkan dalam konsultasi publik. “Di tahap sosialisasi awal itu kan ada yang menyampaikan masukan dari warga yang terdampak, itu ditayangkan oleh petugas Kementerian PUPR,” imbuh Sudarya.
Namun pada intinya, kata Sudarya, warga yang lahannya terdampak dari yang sudah mengikuti konsultasi publik di Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, dan Kerambitan, mereka sepakat dilaksanakan pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk.
Namun khusus warga terdampak yang ada di wilayah Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, memang ada yang meminta pemerintah ikut membantu mencarikan lahan pengganti.
Meminta mencari lahan pengganti ini beda dengan ganti untung. Jika ganti untung begitu diberikan ganti rugi oleh pemerintah, warga yang lahannya terdampak mereka mencari lahan sendiri. Tetapi yang ini beda, mereka meminta pemerintah ikut membantu mencarikan lahan pengganti. “Jumlahnya tidak hafal berapa warga yang meminta bantuan. Hal ini masih dibicarakan oleh tim untuk mendapat jalan keluarnya,” tegas Sudarya.
Sementara setelah adanya kegiatan konsultasi publik pertama ini, sesuai dengan informasi yang diterima Sudarya, jadwal berikutnya masih akan dilakukan konsultasi publik lanjutan. “Konsultasi publik yang saya dengar hanya dilakukan sampai dua kali. Saya berharap dalam hal kegiatan ini bisa berjalan lancar, dan masyarakat yang terdampak lahannya gamblang untuk mengikuti rangkaian pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk,” tegas Sudarya. *des
Komentar