Tanah Longsor Timbun Jalan di Bading Kayu
NEGARA, NusaBali
Hujan mengguyur Jembrana, Rabu (24/11) malam, mengakibatkan bencana tanah longsor di Banjar Bading Kayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.
Longsoran tanah dari sebuah tebing di sisi jalan kembar itu, menutup salah satu akses jalan setempat. Informasi Kamis (25/11), tanah longsor yang menutup salah satu akses jalan di jalan kembar di sebelah selatan SDN 2 Pengeragoan itu, terjadi pada Rabu (24/11) sekitar pukul 20.00 Wita. Tidak ada korban luka maupun kendaraan yang sampai tertimpa longsor di jalan tersebut. Namun dari hasil pengecekan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana yang turun setelah laporan Kamis pagi kemarin, material tanah yang menutup salah satu jalan di jalan kembar itu sangat tebal dan diperlukan penanganan menggunakan ekskavator.
Selain melakukan pengecekan, petugas BPBD Jembana sempat melakukan penangan awal dengan membersihkan sejumlah pepohonan yang ikut terbawa longsor di jalan tersebut pada Kamis siang pukul 11.30 Wita hingga sore pukul 16.00 Wita kemarin. Sementara pengerahan alat berat atau ekskavator untuk pembersihan material tanah maupun batu yang masih menutup badan jalan itu, rencananya akan dilakukan pada Jumat (26/11) pagi ini.
"Untuk penanganan tidak bisa manual. Diperlukan alat berat. Tadi kami sudah ajukan untuk sewa alat berat, dan rencanya besok (hari ini) pagi akan diturunkan alat berat," ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta, yang turun langsung melakukan pengecekan ke lokasi, Kamis kemarin.
Terkait longsor yang menutup salah satu akses jalan di jalan kembar itu, dipastikan tidak sampai mengisolasi warga. Masyarakat dipastikan masih bisa lewat di jalan yang ada di sebalah jalan yang tetutup longsor tersebut. "Tidak ada wilayah terisolir. Kendaraan masih bisa lewat di jalan yang satunya," ucap Sapta Budiarta.
Perbekel Pengeragoan I Wayan Bali Kari, saat dikonfirmasi secara terpisah Kamis kemarin, mengatakan akses jalan yang merupakan jalan lama di jalan kembar itu, temasuk salah satu kawasan rawan longsor. Hampir setiap musim hujan, akses jalan yang berada tepat di samping tebing areal perkebunan warga itu tertimbun tanah longsor yang menutup badan jalan.
Atas pertimbangan rawan longsor, tahun 2019 dibangun satu jalan baru di samping sebelah jalan yang lama sehingga ada dua jalan atau jalan kembar. Keberdaan jalan yang baru itu pun sangat membantu ketika terjadi tanah longsor di jalan yang lama. Walaupun terjadi longsor yang tidak bisa segera tertangani di jalan yang lama, masyarakat tidak sampai terisolir karena masih bisa lewat di jalan yang baru.
"Yang tertimbun jalan yang lama. Kendaraan masih bisa lewat di jalan yang baru. Tetapi tetap kita juga harapakan agar jalan yang lama itu bisa segera dibuka kembali untuk memperlancar arus lalu lintas warga," ujar Bali Kari. *ode
Komentar