Bayi Prematur Divonis Jantung Bocor
Malang benar nasib bayi tanpa ayah asal Banjar Labuan Aji, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang lahir prematur, Sabtu (28/1) lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Bayi bernama Safira yang dilahirkan oleh Kamalia, 28, ini malah divonis mengalami jantung bocor oleh tim dokter RSUD Buleleng di Singaraja.
Bayi perempuan usia 8 hari yang diberi nama Safira oleh ibunya, Kamalia, ini sebelumnya lahir prematur melalui operasi sesar di RSUD Buleleng, 28 Januari 2017. Bayi malang ini lahir saat usia kandungan 8 bulan, dengan berat hanya 1,5 kg. Bayi ini lahir tanpa ayah, karena ibunya, Kamalia, yang seorang yatim piatu dihamili oleh adik iparnya, KM, asal Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ditemui NusaBali di rumah neneknya, Jamaiah, 60, di Banjar Labuan Aji, Desa Temukus, Minggu (5/2), Kamalia mengaku masih bingung harus berbuat apa untuk menyelamatkan bayi perempuannya yang baru berusia 8 hari dan divonis mengalami jantung bocor. Menurut Kamalia, kondisinya yang hidup dalam kemiskinan dan tanpa suami, membuat dirinya harus membebani keluarga.
Kamalia menceritakan, dirinya hamil di luar nikah setelah dihamili sang ipar, KM, yang notabene suami dari adik kandungnya, Mariah, 26. “Saat itu, dia (KM) datang ke rumah bersama adik saya dan anak-anaknya. Tapi, pas adik saya belanja ke warung, saya malah diperkosa. Saya diseret agar mau melayani nafsu bejatnya,” kenang Kamalia.
Setelah melampiaskan hasratnya, KM sempat mengancam Kamalia agar tidak me-nceritakan kejadian memalukan itu kepada adiknya, Mariah. Hingga akhirnya kejadian serupa terulang lagi, di mana KM menggauli Kamalia sebanyak tiga kali. Kamalia pun hamil.
Kejadian itu membuat keluarga Kamalia geram. Sedangkan KM, kata Kamalia, luput dari tanggung jawaban. Sejak bayi Safira masih dalam kandungan hingga dilahirkan di RSUD Buleleng, KM dikatakan hanya pernah satu kali memberi uang Rp 500.000 kepada Kamalia.
Padahal, kata Kamalia, berdasarkan kesepakatan dengan pihak keluarga setelah ketahuan menghamili dirinya, KM sanggup bertanggung jawab dan memberi nafkah rutin setiap bulan. Namun, kesepakatan keluarga tersebut tidak dipenuhi, karena KM baru sekali memberi uang Rp 500.000.
Sebelum melahirkan bayinya secara prematur, Kamalia mengalami kontraksi, 28 Januari 2017 subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Kamalia yang hapil 8 bulan pun kala itu langsung dilarikan keluarganya ke RSUD Buleleng di Singaraja. Karena air ketubannya sudah pecah, dokter memutuskan untuk melahirkan bayi Safira melalui operasi sesar.
Bayi Safira lahir prematur dengan berat 1,5 kg dan panjang 45 cm. Karena lahir prematur, bayi malang ini sempat diinkubator selama dua hari, hingga kemudian dibolehkan pulang dari RSUD Buleleng.
Namun, kata Kamalia, sejak dilahirkan, dokter anak yang yang menanganinya di RSUD Buleleng mengatakan bayi Safira menderita penyakit jantung bocor. Kondisi tersebut cukup riskan, karena akan berakibat fatal jika tidak segera dilakukan tindakan operasi. Kamalia dan keluarganya tidak sanggup melakukan pengobatan dan operasi bayi Safira, karena biayanya cukup besar.
Menurut Kamalia, sejauh ini bayi Safira yang lahir prematur dan menderita jantung bocor hanya dirawat di rumah. Saat ini, derita penyakitnya memang belum nampak jelas. Perkembangan berat badan bayi Safira pun sudah sangat signifikan. Sepekan setelah dilahirkan, berat badan bayi Safira sudah naik menjadi 2 kg. “Tidak rewel sih, tapi saya disuruh mengontrol Safira hari Senin (6/2) besok,” cerita Kamalia.
Semenatra itu, pihak keluarga Kamalia masih mengupayakan untuk membuatkan Kartu Indonesia Sehat bagi bayi Safira. Permohonan pihak keluarga tersebut difasilitasi langsung oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. “Dengan Kartu Indonesia Sehat, ke depannya pengobatan Safira bisa lebih meringankan beban keluarga,” papar Kamalia. * k23
Bayi perempuan usia 8 hari yang diberi nama Safira oleh ibunya, Kamalia, ini sebelumnya lahir prematur melalui operasi sesar di RSUD Buleleng, 28 Januari 2017. Bayi malang ini lahir saat usia kandungan 8 bulan, dengan berat hanya 1,5 kg. Bayi ini lahir tanpa ayah, karena ibunya, Kamalia, yang seorang yatim piatu dihamili oleh adik iparnya, KM, asal Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ditemui NusaBali di rumah neneknya, Jamaiah, 60, di Banjar Labuan Aji, Desa Temukus, Minggu (5/2), Kamalia mengaku masih bingung harus berbuat apa untuk menyelamatkan bayi perempuannya yang baru berusia 8 hari dan divonis mengalami jantung bocor. Menurut Kamalia, kondisinya yang hidup dalam kemiskinan dan tanpa suami, membuat dirinya harus membebani keluarga.
Kamalia menceritakan, dirinya hamil di luar nikah setelah dihamili sang ipar, KM, yang notabene suami dari adik kandungnya, Mariah, 26. “Saat itu, dia (KM) datang ke rumah bersama adik saya dan anak-anaknya. Tapi, pas adik saya belanja ke warung, saya malah diperkosa. Saya diseret agar mau melayani nafsu bejatnya,” kenang Kamalia.
Setelah melampiaskan hasratnya, KM sempat mengancam Kamalia agar tidak me-nceritakan kejadian memalukan itu kepada adiknya, Mariah. Hingga akhirnya kejadian serupa terulang lagi, di mana KM menggauli Kamalia sebanyak tiga kali. Kamalia pun hamil.
Kejadian itu membuat keluarga Kamalia geram. Sedangkan KM, kata Kamalia, luput dari tanggung jawaban. Sejak bayi Safira masih dalam kandungan hingga dilahirkan di RSUD Buleleng, KM dikatakan hanya pernah satu kali memberi uang Rp 500.000 kepada Kamalia.
Padahal, kata Kamalia, berdasarkan kesepakatan dengan pihak keluarga setelah ketahuan menghamili dirinya, KM sanggup bertanggung jawab dan memberi nafkah rutin setiap bulan. Namun, kesepakatan keluarga tersebut tidak dipenuhi, karena KM baru sekali memberi uang Rp 500.000.
Sebelum melahirkan bayinya secara prematur, Kamalia mengalami kontraksi, 28 Januari 2017 subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Kamalia yang hapil 8 bulan pun kala itu langsung dilarikan keluarganya ke RSUD Buleleng di Singaraja. Karena air ketubannya sudah pecah, dokter memutuskan untuk melahirkan bayi Safira melalui operasi sesar.
Bayi Safira lahir prematur dengan berat 1,5 kg dan panjang 45 cm. Karena lahir prematur, bayi malang ini sempat diinkubator selama dua hari, hingga kemudian dibolehkan pulang dari RSUD Buleleng.
Namun, kata Kamalia, sejak dilahirkan, dokter anak yang yang menanganinya di RSUD Buleleng mengatakan bayi Safira menderita penyakit jantung bocor. Kondisi tersebut cukup riskan, karena akan berakibat fatal jika tidak segera dilakukan tindakan operasi. Kamalia dan keluarganya tidak sanggup melakukan pengobatan dan operasi bayi Safira, karena biayanya cukup besar.
Menurut Kamalia, sejauh ini bayi Safira yang lahir prematur dan menderita jantung bocor hanya dirawat di rumah. Saat ini, derita penyakitnya memang belum nampak jelas. Perkembangan berat badan bayi Safira pun sudah sangat signifikan. Sepekan setelah dilahirkan, berat badan bayi Safira sudah naik menjadi 2 kg. “Tidak rewel sih, tapi saya disuruh mengontrol Safira hari Senin (6/2) besok,” cerita Kamalia.
Semenatra itu, pihak keluarga Kamalia masih mengupayakan untuk membuatkan Kartu Indonesia Sehat bagi bayi Safira. Permohonan pihak keluarga tersebut difasilitasi langsung oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. “Dengan Kartu Indonesia Sehat, ke depannya pengobatan Safira bisa lebih meringankan beban keluarga,” papar Kamalia. * k23
Komentar