Narapidana Nekat Gantung Diri di LP
Seorang narapidana di LP Kerobokan, Kecamnatan Kuta Utara, Badung, Rahma Prasetyo bin Tukiyo, 29, ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar mandi LP Kelas IIA tersebut, Minggu (5/2) dinihari.
Tinggalkan Surat Permintaan Maaf
DENPASAR, NusaBali
Sebelum nekat gantung diri, terpidana 8 tahun 3 bulan penjara kasus pelecehan seksual ini sempat menulis surat permintaan maaf untuk orangtua, anak, dan teman-temannya.
Informasi di lapangan, kematian tragis Rahma Prasetyo bin Tukiyo pertama kali diketahui rekan satu selnya di Blok Karangasem LP Kerobokan, Eka Saputra, Minggu dinihari sekitar pukul 00.10 Wita. Saat itu, saksi Eka Saputra hendak buang air di kamar mandi, namun pintunya terkunci dari dalam.
“Saksi Eka Saputra sempat pangggil-panggil, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi,” jelas sumber NusaBali, Minggu kemarin. Kemudian, penghuni sel Blok Karangasem lainnya, Martawan, menghampiri saksi Eka Saputra sembari mengatakan kalau di dalam kamar mandi ada Rahma Prasetyo. Namun, ketika kembali dipanggil, tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
Karena penasaran, saksi Eka Saputra kemudian mengintip dari sela pintu kamar mandu. Dia pun terkejut melihat korban Rahma Prasetyo menggantung di plafon kamar mandi LP Kerobokan. Selanjutnya, Eka Saputra mendobrak pintu kamar mandi dan kemudian menurunkan korban Rahma Prasetyo. “Sewaktu diturunkan dari jerat tali di plafon, Rahma sudah tewas,” lanjut sumber tadi.
Sementara, petugas LP Kerobokan yang mendengar kejadian ini, langsung mendatangi Blok Karangasem. Kemudian, petugas LP mengevakuasi jenazah korban Rahma Prasetyo ke RS Sanglah, Denpasar. Hingga Minggu siang, jenazah narapidana korban bunuh diri di LP Kerobokan ini masih dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah.
Kepala LP Kerobokan, Tonny Nainggolan, mengatakan korban Rahma Prasetyo selama ini dikenal oleh teman-temannya di Blok Karangasem sangat tertutup. Keluarganya tidak banyak yang tahu keberadaan korban di LP Kerobokan.
“Nomor telepon keluarga yang diberikan pun saat kami hubungi sudah tidak aktif lagi. Kini, jenazahnya masih kami titip di kamar RS Sanglah,” ujar Tonny Nainggolan seraya menyebut teman sekamar Rahma Prasetyo di kamar nomor 5 Blok Karangasem LP Kerobokan, juga tidak mengetahui kalau korban ke kamar mandi untuk gantung diri.
Sementara itu, dari kamar sel yang ditempati korban Rahma Prasetyo, petugas me-nemukan buku yang berisi surat untuk orangtua, anak, dan teman-teman korban. Surat tersebut ditulis narapidana kasus pelecehan seksual yang buruh serabutan asal Banyuwangi, Jawa Timur ini sebelum gantung diri.
“Buat Ibuk ku dan Bapak aku sayang kalian jangan lupa kirim doa buat aku yabuk dan bapak. Salam juga buat Weke jangan pikirin aku. Aku udah di alam yg tenang kok. Maaf jika anakmu sering berbuat salah buk dan bapak. Aku sayang kalian dari ku Rama. Buat yang tersayang lisa dan lika. Maaf jika aku belum bisa membahagiakan kamu. Aku udah berusaha semampuku untuk terbaik buat kamu. Aku emang keterlaluan buat kamu. Tapi aku ngalakuin itu karna. Aku gak mau kehilangan kamu. Maaf aku harus pergi dukuan mama sampai kapan pun aku akan slalu sayang sama kalian berdua. Sampai ketemu di alam yg beda ya mama dan anake ayah. Jangan lupa sering kirim doa ya. Ayah sayang kalian berdua I LOVE YOU. Rama Prastyo. Buat Pak Putu sama Pak De dah. Trima kasih udah membimbing Rama slama ini. Maaf kan Rama jika Rama banyak berbuat salah. skali lagi rama minta maaf smoga tuhan melimpahkan Rejeki Buat Pak Putu sama Pa adi. Maaf Rama Pergi duluan,” bunyi surat yang ditinggalkan korban’.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, Rahma Prasetyo merupakan terpidana 8 tahun 3 bulan kasus pelecehan seksual. Korban telah menjalani 1 tahun 3 bulan hukumannya di LP Kerobokan.
Ada pun korban pelecehan seksual yang menjerat Rahma Prasetyo dipenjara adalah putri kandungnya. Dia nekat menyetubuhi putri kandungnya sendiri saat tinggal di Jalan Kartika Plaza Kuta, tepatnya di Gagg Pudak Sari Banjar Anyar, Desa/Kecamatan Kuta, Badung. * rez
1
Komentar