Desa Kesiman Gelar Lomba Penjor, Sambut Upacara Ngerebong
DENPASAR, NusaBali.com - Deretan penjor berdiri megah menghiasi area Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Sabtu (27/11/2021). Ukurannya menjulang besar dengan hiasan yang indah.
Deretan penjor tersebut merupakan karya para yowana (pemuda) yang ada di Desa Adat Kesiman, menjelang upacara Ngerebong, Redite Pon Medangsia, Minggu (28/11/2021).
Para yowana dari 31 banjar yang ada di Desa Adat Kesiman masing-masing mempersembahkan satu buah penjor sebagai wujud ngayah, semangat gotong royong, dan kreativitas mereka menyambut upacara Ngerebong.
Berbeda dengan sebelumnya, penjor yang dibuat para yowana dalam rangkaian upacara Ngerebong kali ini sekaligus dijadikan ajang lomba untuk lebih memberi semangat mereka dalam berkarya. “Untuk ajang penyemangat, bukan untuk ajang kontestasi, di Kesiman kita dalah satu keluarga,” kata I Wayan Dendy Sandinata, Ketua Yowana Desa Adat Kesiman, Sabtu (27/11/2021).
Dendy menjelaskan, ukuran setiap penjor yang dibuat dibatasi setinggi 12-15 meter, sementara untuk pola hiasan dibebaskan sesuai kreativitas masing-masing yowana. Ada tiga juri yang menilai 31 penjor yang menghiasi Pura Pura Agung Petilan, yang berasal dari praktisi dan akademisi.
Adapun kriteria lomba yang pertama adalah unsur yadnya seperti kelengkapan penjor sesuai dengan filosofinya, kriteria kedua menilai keindahan dari penjor, dan ketiga kreativas dan inovasi pembuatan penjor.
Tidak ada hadiah ‘wah’ yang diperebutkan oleh para yowana Desa Adat Kesiman. Hadiah bukan menjadi motivasi utama dari para yowana, namun semangat untuk ngaturang ayah pada upacara Ngerebong yang menjadi sumber motivasi utama para yowana.
“Yang membuat mereka semangat karena rasa syukur, rasa bhakti mereka kepada Ida Sesuhunan mereka yang ada di Pura Pengerebongan untuk membuat karya yang semaksimal dan setulus mungkin untuk dibawa ke upacara Pengerebongan,” ujar Dendy.
Dikatakan ada dua jenis bahan yang digunakan dalam membuat penjor-penjor yang dilombakan, yakni bahan kering dan bahan fresh. Bahan kering bisa dipersiapkan jauh-jauh hari, namun tantangan muncul ketika menggunakan bahan fresh. Dikarenakan pemasangannya paling tidak harus dua hari sebelum upacara, agar penampilan masih terlihat segar pada puncak upacara nanti.
“Bahan fresh itu yang lumayan ekstrem, biasanya dibuat 2x24 jam (dua hari sebelum upacara), kami harus target di sana,” ungkap Dendy.
Tidak lupa Dendy menyampaikan bahwa lomba penjor tidak akan lancar tanpa dukungan dari berbagai pihak yang ada di Desa Adat kesiman, sepeti Yayasan Bhuana Kosala Kesiman, BUMDA Desa Adat Kesiman, serta pecalang Desa Adat Kesiman.
Ia pun berharap generasi muda Desa Adat Kesiman terus menjaga tradisi Ngerebong agar tidak luntur dimakan perubahan zaman. “Harapan kita ke generasi berikutnya bagaimanapun ini adalah tanggung jawab kita bersama, agar tradisi Pengerebongan tetap ada tanpa adanya perubahan atau pengurangan sedikit pun. Itulah tanggung jawab kita generasi berikutnya untuk tetap menjaga,” kata Dendy.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bhuana Kosala Kesiman, Ida Bagus Ketut Sukanegara, mengatakan sangat mendukung kegiatan lomba penjor yang diadakan oleh para yowana Desa Adat Kesiman. Sukanegara berharap dengan adanya lomba ini, rasa syukur, rasa kebersamaan, rasa gotong royong masih terjaga sampai ke depan anak cucu yang berikutnya.
“Apa pun yang dilakukan yowana kami harus hadir di sana, baik support secara mental maupun dukungan material ,” tandas Sukanegara. *adi
Komentar