Universitas Bali Internasional Gelar Seminar Kesiapan Bali Menyambut Free Covid Corridor
DENPASAR, NusaBali.com - Program Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Bali Internasional, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali, menyelenggarakan seminar nasional bertema ‘Menelisik Kesiapan Bali Menyambut Free Covid Corridor, Siapkah Bali Kembangkan Health Tourism atau Medical Tourism?’
Seminar Sabtu (27/11/2021) dilangsungkan menggunakan media zoom meeting dan live streaming melalui kanal YouTube Universitas Bali Internasional dihadiri oleh 598 peserta. Rektor Universitas Bali Internasional, Prof Dr dr I Made Bakta SpPD(KHOM) dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang telah dirancang dan dilaksanakan dengan mengangkat isu yang sedang naik daun, terutama terkait pariwisata Bali yang sudah mulai dibuka dan menilik upaya Pemerintah Provinsi Bali dalam menyikapi kondisi pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung.
“Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk komunikasi dan upaya memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Bali dalam mengembangkan health tourism atau medical tourism. Diharapkan nantinya dapat melahirkan rekomendasi secara akademis yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pada level pemerintah dalam menyambut free covid corridor,” ujar Prof Bakta.
Sementara itu Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), selaku pemateri pertama, menilai bahwa Provinsi Bali telah siap dari segi fasilitas maupun sumber daya dalam menyambut kedatangan wisatawan asing ke Bali di tengah pandemi Covid-19.
“Kita mencoba satu pendekatan yang kita pakai sekarang disebut dengan free covid corridor. Merupakan satu konsep yang menekankan pada penetapan standar prokes yang tinggi pada pelaku perjalanan dan seluruh komponen pariwisata di Bali untuk memastikan Bali aman dikunjungi selama pandemi Covid-19,” terang Wagub Cok Ace.
Lebih jauh Wagub menjelaskan, implementasi free covid corridor dilakukan melalui beberapa strategi, yakni protokol kesehatan, tes PCR, hotel karantina, rumah sakit rujukan dan sistem rujukan. “Inilah yang merupakan strategi yang akan kita terapkan untuk melaksanakan atau mengeksekusi free covid corridor,” sebut Cok Ace.
Terkait kebijakan Pemerintah Provinsi Bali, Prof dr Laksono Trisnantoro MSc PhD selaku pemateri berikutnya menekankan perihal penerapan sistem protokol kesehatan yang ketat serta pemeriksaan yang mumpuni menjadi hal yang perlu disikapi dengan serius namun diharapkan tetap dapat menarik minat wisawatawan untuk berkunjung.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada berharap metode bubble yang saat ini tengah diadopsi untuk beberapa event besar di Bali, contohnya Indonesia Badminton Festivals 2021, dapat dijadikan studi kasus dalam pengembangan free covid corridor di Bali.
Ketua Bali Medical Tourism Association (BMTA), dr Gede Wiryana Patra Jaya MKes selaku pemateri selanjutnya menyampaikan bahwa saat ini telah ada suatu sistem dari BMTA terkait dengan penatalaksanaan kasus WNA yang terkonfirmasi Covid-19.
Jika ada kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di bandara akan langsung dijemput ambulans rumah sakit dan dirujuk ke rumah sakit atau isoter. Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau ada keluhan di hotel karantina akan dijemput ambulans rumah sakit yang dihubungkan oleh call center BMTA. Sementara WNA yang setelah selesai proses karantina memiliki keluhan atau hasil tes terkonfirmasi positif Covid-19 maka akan dihandle oleh rumah sakit terdekat sesuai arahan dari BMTA.
“Semua hotel yang melayani WNA bekerjasama dengan BMTA melalui organisasi BTB atau GIPI Bali,” terang dr Patra.
Di sisi lain Kepala Dinas Kabupaten Badung, Nyoman Gunarta, dalam pemaparannya menyatakan bahwa cakupan vaksinasi masyarakat di Kabupaten Badung telah cukup tinggi. Ia menyebut sinergitas antara pelayanan kesehatan dengan masyarakat menjadi faktor yang mendukung kesiapan Badung dalam menyambut pariwisata kembali.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk Bali yang berada di Kabupaten Badung juga telah melakukan skrining ketat kepada semua pelaku perjalanan udara yang hendak memasuki Bali, seperti menunjukkan hasil negatif antigen (H-1) bagi yang sudah memperoleh vaksinasi dosis kedua, dan hasil negatif PCR H-3 bagi yang baru memperoleh vaksinasi dosis pertama.
Seminar ditutup oleh Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Bali Internasional, Ns I Gusti Ngurah Made Yudhi Saputra SKep MM, yang mengharapkan acara ini akan memberikan rekomendasi dan dampak positif dalam pengembangan medical tourism di Bali. *adi
1
Komentar