Kena Siklus 5 Tahunan, DB Tembus 2.433 Kasus
Wabah demam berdarah (DB) di Klungkung meningkat tajam hingga 300 persen lebih pada 2016
SEMARAPURA, NusaBali
Data di RSUD Klungkung, pasien suspect DB 2015 mencapai 722 orang, kemudian 2016 mencapai 2.433 orang.
“Kami prediksi 2016 masuk siklus 5 tahunan,” ujar Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, Senin (6/2) pagi. Bahkan Januari 2017, pihaknya sudah menerima pasien suspect DB 44 orang.
Kata dia, pasien yang dirawat di RSUD Klungkung tak hanya dari warga Klungkung. Mereka ada dari Karangasem, Gianyar, dan Bangli. “Karena siklus 5 tahunan sudah lewat, tahun ini biasanya jumlah pasien DB menurun,” ujar dr Kesuma.
Selain memberikan pelayanan medis, pihaknya juga mengingatkan kepada pasien suspect DB untuk menjaga lingkungannya. Karena penyebaran DB melalui nyamuk aides agypti, bersumber dari lingkungan kotor dan genangan air. “Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” pintanya.
Pihaknya mengimbau kepada prajuru adat untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong setiap Minggu. Karena langkah ini dinilai efektif untuk memberantas sarang nyamuk. Kalau mengandalkan dari pemerintah, tempat-tempat yang tersembunyi kerap luput dari pantauan petugas. “Pemberantasan sarang nyamuk (PNS) jauh lebih efektif dari fogging,” katanya. *wa
Data di RSUD Klungkung, pasien suspect DB 2015 mencapai 722 orang, kemudian 2016 mencapai 2.433 orang.
“Kami prediksi 2016 masuk siklus 5 tahunan,” ujar Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, Senin (6/2) pagi. Bahkan Januari 2017, pihaknya sudah menerima pasien suspect DB 44 orang.
Kata dia, pasien yang dirawat di RSUD Klungkung tak hanya dari warga Klungkung. Mereka ada dari Karangasem, Gianyar, dan Bangli. “Karena siklus 5 tahunan sudah lewat, tahun ini biasanya jumlah pasien DB menurun,” ujar dr Kesuma.
Selain memberikan pelayanan medis, pihaknya juga mengingatkan kepada pasien suspect DB untuk menjaga lingkungannya. Karena penyebaran DB melalui nyamuk aides agypti, bersumber dari lingkungan kotor dan genangan air. “Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” pintanya.
Pihaknya mengimbau kepada prajuru adat untuk membangkitkan kembali budaya gotong royong setiap Minggu. Karena langkah ini dinilai efektif untuk memberantas sarang nyamuk. Kalau mengandalkan dari pemerintah, tempat-tempat yang tersembunyi kerap luput dari pantauan petugas. “Pemberantasan sarang nyamuk (PNS) jauh lebih efektif dari fogging,” katanya. *wa
1
Komentar