Intensifikasi Pendapatan dari Digitalisasi Retribusi
TAPD Buleleng Naikkan Target PAD 2022
SINGARAJA, NusaBali
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng akhirnya mengkatrol target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2022.
Kenaikan target PAD dipasang sekitar Rp 44 miliar lebih dari target sebelumnya. Sehingga target PAD Buleleng 2022 mendatang diproyeksikan sebesar Rp 402 miliar. Penyesuaian target PAD 2022 itu dilakukan setelah TAPD mendapat masukan dari DPRD Buleleng. DPRD dalam rapat pembahasan Ranperda APBD 2022 beberapa waktu lalu sempat menyebut rancangan PAD tak logis, karena sama persis dengan target yang dipasang di 2021. Yakni sebesar Rp 358,37 miliar. Sedangkan pada 2022, pemerintah daerah memasang proyeksi pertumbuhan ekonomi Buleleng sebesar 3,79 persen. Jauh lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang hanya 2,99 persen.
Ketua TAPD Buleleng Gede Suyasa, ditemui usai rapat pemandangan akhir fraksi DPRD Buleleng, Senin (29/11), di ruang rapat gabungan komisi mengatakan penambahan target PAD yang dipasang tahun depan memerlukan upaya keras. Pemerintah akan melakukan intensifikasi PAD dari beberapa sektor pendapatan.
Salah satunya dengan digitalisasi retribusi restoran dan rumah makan, digitalisasi retribusi parkir, untuk meningkatkan pendapatan daerah. “Digitalisasi retribusi ini akan kami lakukan bertahap, bekerjasama dengan Bank BPD Bali dan Kopsurgah. Kami yakin ini akan mendatangkan tambahan pendapatan,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng.
Selain itu peningkatan PAD 2022 mendatang juga disokong kenaikan pendapatan RSUD Buleleng yang saat ini berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pendapatan RSUD Buleleng tahun depan ditarget dapat mencapai Rp 30 miliar. “Tahun ini, situasi dan kepercayaan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit sudah kembali normal. Sehingga di perubahan kemarin saja RSUD Buleleng dapat mengumpulkan Rp 16 miliar. Sehingga tahun depan kami target Rp 30 miliar,” ungkap mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini.
Sementara itu APBD Tahun 2022 mendatang disebutnya masih diprioritaskan untuk infrastruktur, pendidikan, dan pertanian. Pemkab Buleleng belum dapat mengandalkan sektor pariwisata, karena meskipun pandemi di Indonesia termasuk di Buleleng melandai, tak sama halnya dengan negara lain di dunia.
“Pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri sendiri. Ini dipengaruhi juga oleh variabel dan kontribusi daerah lain. Kalau situasi luar negeri pandemi masih berat itu pasti akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kita. Sehingga yang menjadi prioritas diarahkan ke infrastruktur, pendidikan, dan sektor pertanian,” tutur Suyasa. *k23
1
Komentar