PASS Evaluasi Masalah Waktu, Surya Teriak Soal Sound System
Sepekan setelah saling sodok dalam debat kandidat episode pertama, pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyonan Sutjidra (Paket PASS) dan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) kembali akan terlibat debat seri terakhir, Selasa (7/2) malam ini.
Debat Kandidat Seri II Pilkada Buleleng Hari Ini
SINGARAJA, NusaBali
Paket PASS evaluasi pemanfaatan waktu hadapi debat pamungkas yang akan digelar di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan ini, sementara Paket Surya teriak soal sound system.
Dalam debat kandidat episode terakhir yang dijadwalkan berlangsung malam ini mulai pukul 18.30 Wita, KPU Buleleng mengangkat tema ‘Pembangunan Ekonomi, Pertanian, Pariwisata, Hukum, dan Politik’. Debat yang rencananya ditayangkan langsung televisi ini akan dipandu Dr Drs AAG Oka Wisnumurti MSi (akademisi dari Unwar Denpasar), dengan panelis masing-masing Dr Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa SH MH, Prof Dr Ir I Made Supartha Utama MSi, Prof Dr Kembar Sri Budihi, Dr Ida Ayu Sri Widnyani SSos MAP, dan Bagus Sudibya.
Tidak banyak persiapan yang dilakukan masing-masing pasangan calon menghadapi debat seri terakhir ini. Paket PASS (pasangan calon incumbent nomor urut 2 yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB) hanya mengevaluasi pemanfaatkan waktu yang disediakan panitia.
Paket PASS hanya mengevaluasi performa mereka saat tampil dalam debat kandidat episode pertama di Hotel Melka, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Senin (30/1) pagi. Putu Agus Suradnyana, Calon Bupati (Cabup) Buleleng dalam Paket PASS, mengaku saat debat sesi pertama sepekan lalu, pihaknya belum mampu memanfaatkan waktu yang disediakan moderator, Dr Nyoman Subanda MSi (akademisi dari Undiknas Denpasar).
“Kadang kami kekurangan waktu, karena banyak argumentasi. Terkadang waktu masih tersisa banyak, tetapi kami sudah berhenti berargumen atau bertanya. Nah, masalah waktu ini yang perlu kami siasati dalam debat besok (hari ini),” jelas Agus Suradnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Senin (6/2).
Menurut Agus Suradnyana, waktu yang disiapkan moderator dalam debat nanti hari ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan argumen yang singkat-padat. Di samping itu, masalah intonasi dalam penyampaian juga akan disesuaikan nanti, hingga waktu yang disediakan bisa dimanfaatkan dengan baik. “Kalau dari sisi meteri, tidak ada persiapan khusus. Kebetulan, tema yang diangkat kesenangaan saya: Ekonomi, pertanian, dan pariwisata adalah hal yang kita programkan dan sudah saya lakukan,” ujar Cabup incumbent yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng dan sempat tiga periode menjadi Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan, infrastruktur, lingkungan) ini.
Sebaliknya, Paket Surya (pasangan calon nomor urut 1 dari jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS) justru evaluasi sound system yang berpengaruh pada pendengarannya. Paket Surya tak ada persiapan khsus. Menurut Dewa Sukrawan, Cabup Buleleng dalam Paket Surya, saat debat sesi pertama sepekan lalu, suara sound system tidak didengar dengan jelas. Sukrawan pun sempat beberapa kali meminta moderator untuk memperlambat penyampaian pertanyaan, karena kurang didengar jelas akibat suara sound system.
“Kami minta nanti agar sound systemnya diperjelas, sehingga pertanyaan maupun sanggahan bisa kami dengan jelas pula,” jelas mantan politisi PDIP yang dipecat partainya karena nyaloin Bupati Buleleng melalkui jalur Independen ini saat dihubungi terpisah, Senin kemarin.
Menurut Sukrawan, pihaknya tidak melakukan persiapan khusus soal meteri dalam debat sesi kedua hari ini. Mantan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014 ini mengakui masalah ekonomi, pertanian, pariwisata, hukum, dan politik sudah biasa disampaikan kepada masyarakat. “Saya biasa-biasa, tidak ada persiapan khusus. Saya ikuti alur saja nanti, kita lihat situasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana, sempat menyatakan tim panelis yang dilibatkan dalam debat kandidat seri pamungkas hari ini berasal dari praktisi dan kalangan kampus di Buleleng serta Denpasar. Selain itu, para penelis juga memiliki pengalaman debat publik dalam hajatan pesta Gong Demokrasi yang ada di Bali.
Dalam pelaksanaan debat, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada para penelis untuk mengelaborasi seluruh pertanyaan terhadap pasangan calon. Setiap debat, panelis akan menyiapkan 8 pertanyaan sesuai dengan tema yang diangkat. “Seperti apa pertanyaanya, hanya tim panelis yang tahu. Mereka sudah tandatangan pakta integritas untuk menjaga kerahasiaan pertanyaan,” jelas Suardana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin.
Pasangan calon untuk Pilkada Buleleng, 15 Februario 2017, hanya terlibat dua kali sesi debat kandidat. Acara debat seri pertama di Hotel Melka, 30 Januari 2017 lalu, yang disiarkan langsung RRI Singaraja, mengangkat tema ‘Membangun Generasi Sehat, Cerdas, Keratif, Bersih Narkoba untuk Menciptakan Lapangan Kerja buat Buleleng’.
Debat kandidat kala itu dipandu Dr Nyoman Subanda MSi (akademisi dari Undiknas Denpasar), dengan panelis Prof Dr Nengah Bawa Atmaja MA (bidang budaya), Brigjen Pol Drs I Putu Gede Suastawa SH (bidang narkoba), Dr Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani MPd (bidang pendidikan), Eka Shanti Indra Dewi (bidang anak dan perempuan), dan Sayu Ketut Sutrisna Dewi (bidang kewirausahaan). Paket PASS dan Paket Surya sempat saling sodok dalam debat tersebut. * k19
SINGARAJA, NusaBali
Paket PASS evaluasi pemanfaatan waktu hadapi debat pamungkas yang akan digelar di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan ini, sementara Paket Surya teriak soal sound system.
Dalam debat kandidat episode terakhir yang dijadwalkan berlangsung malam ini mulai pukul 18.30 Wita, KPU Buleleng mengangkat tema ‘Pembangunan Ekonomi, Pertanian, Pariwisata, Hukum, dan Politik’. Debat yang rencananya ditayangkan langsung televisi ini akan dipandu Dr Drs AAG Oka Wisnumurti MSi (akademisi dari Unwar Denpasar), dengan panelis masing-masing Dr Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa SH MH, Prof Dr Ir I Made Supartha Utama MSi, Prof Dr Kembar Sri Budihi, Dr Ida Ayu Sri Widnyani SSos MAP, dan Bagus Sudibya.
Tidak banyak persiapan yang dilakukan masing-masing pasangan calon menghadapi debat seri terakhir ini. Paket PASS (pasangan calon incumbent nomor urut 2 yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB) hanya mengevaluasi pemanfaatkan waktu yang disediakan panitia.
Paket PASS hanya mengevaluasi performa mereka saat tampil dalam debat kandidat episode pertama di Hotel Melka, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Senin (30/1) pagi. Putu Agus Suradnyana, Calon Bupati (Cabup) Buleleng dalam Paket PASS, mengaku saat debat sesi pertama sepekan lalu, pihaknya belum mampu memanfaatkan waktu yang disediakan moderator, Dr Nyoman Subanda MSi (akademisi dari Undiknas Denpasar).
“Kadang kami kekurangan waktu, karena banyak argumentasi. Terkadang waktu masih tersisa banyak, tetapi kami sudah berhenti berargumen atau bertanya. Nah, masalah waktu ini yang perlu kami siasati dalam debat besok (hari ini),” jelas Agus Suradnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Senin (6/2).
Menurut Agus Suradnyana, waktu yang disiapkan moderator dalam debat nanti hari ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan argumen yang singkat-padat. Di samping itu, masalah intonasi dalam penyampaian juga akan disesuaikan nanti, hingga waktu yang disediakan bisa dimanfaatkan dengan baik. “Kalau dari sisi meteri, tidak ada persiapan khusus. Kebetulan, tema yang diangkat kesenangaan saya: Ekonomi, pertanian, dan pariwisata adalah hal yang kita programkan dan sudah saya lakukan,” ujar Cabup incumbent yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng dan sempat tiga periode menjadi Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan, infrastruktur, lingkungan) ini.
Sebaliknya, Paket Surya (pasangan calon nomor urut 1 dari jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS) justru evaluasi sound system yang berpengaruh pada pendengarannya. Paket Surya tak ada persiapan khsus. Menurut Dewa Sukrawan, Cabup Buleleng dalam Paket Surya, saat debat sesi pertama sepekan lalu, suara sound system tidak didengar dengan jelas. Sukrawan pun sempat beberapa kali meminta moderator untuk memperlambat penyampaian pertanyaan, karena kurang didengar jelas akibat suara sound system.
“Kami minta nanti agar sound systemnya diperjelas, sehingga pertanyaan maupun sanggahan bisa kami dengan jelas pula,” jelas mantan politisi PDIP yang dipecat partainya karena nyaloin Bupati Buleleng melalkui jalur Independen ini saat dihubungi terpisah, Senin kemarin.
Menurut Sukrawan, pihaknya tidak melakukan persiapan khusus soal meteri dalam debat sesi kedua hari ini. Mantan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014 ini mengakui masalah ekonomi, pertanian, pariwisata, hukum, dan politik sudah biasa disampaikan kepada masyarakat. “Saya biasa-biasa, tidak ada persiapan khusus. Saya ikuti alur saja nanti, kita lihat situasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana, sempat menyatakan tim panelis yang dilibatkan dalam debat kandidat seri pamungkas hari ini berasal dari praktisi dan kalangan kampus di Buleleng serta Denpasar. Selain itu, para penelis juga memiliki pengalaman debat publik dalam hajatan pesta Gong Demokrasi yang ada di Bali.
Dalam pelaksanaan debat, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada para penelis untuk mengelaborasi seluruh pertanyaan terhadap pasangan calon. Setiap debat, panelis akan menyiapkan 8 pertanyaan sesuai dengan tema yang diangkat. “Seperti apa pertanyaanya, hanya tim panelis yang tahu. Mereka sudah tandatangan pakta integritas untuk menjaga kerahasiaan pertanyaan,” jelas Suardana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin.
Pasangan calon untuk Pilkada Buleleng, 15 Februario 2017, hanya terlibat dua kali sesi debat kandidat. Acara debat seri pertama di Hotel Melka, 30 Januari 2017 lalu, yang disiarkan langsung RRI Singaraja, mengangkat tema ‘Membangun Generasi Sehat, Cerdas, Keratif, Bersih Narkoba untuk Menciptakan Lapangan Kerja buat Buleleng’.
Debat kandidat kala itu dipandu Dr Nyoman Subanda MSi (akademisi dari Undiknas Denpasar), dengan panelis Prof Dr Nengah Bawa Atmaja MA (bidang budaya), Brigjen Pol Drs I Putu Gede Suastawa SH (bidang narkoba), Dr Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani MPd (bidang pendidikan), Eka Shanti Indra Dewi (bidang anak dan perempuan), dan Sayu Ketut Sutrisna Dewi (bidang kewirausahaan). Paket PASS dan Paket Surya sempat saling sodok dalam debat tersebut. * k19
Komentar