Game 'Biwar Legend of Dragon Slayer', Padukan Cerita Rakyat Papua dan Ornamen Bali
Karya Mahasiswa Undiksha Angkatan 2015
DENPASAR, NusaBali.com – Sekelompok pemuda Bali yang bergabung dalam Devata Game Production menciptakan game Biwar Legend of Dragon Slayer untuk membuka mata dunia tentang keunikan dan ragam budaya di Indonesia.
Masih dalam tahap alpha demo (percobaan), game Biwar Legend of Dragon Slayer mencoba memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya budaya Papua dan Bali ke kancah mancanegara. “Mengadopsi dongeng Papua yakni Biwar Sang Penakluk Naga, di dalam game ia berpetualang melewati rintangan dan melawan monster. Dengan dihiasi arsitektur Bali seperti candi, dan gapura-gapura khas Bali,” ujar Komang Sudana Yasa Pande, Admin Marketing di Devata Game Production.
Pemuda berusia 23 tahun ini mengungkap jika game Biwar Legend of Dragon Slayer telah digarap selama satu tahun, dengan melibatkan beberapa orang di dalamnya seperti Suka Artawan di bidang game desain, Gilang dan Arda sebagai programmer, Dewaari di bidang musik, Yogiditya dan Kusuma Putra sebagai artist, Suartana sebagai UI/UX desainer, dan Ayun sebagai project manager. “Kami berasal dari mahasiswa Undiksha angkatan tahun 2015,” ujar alumnus jurusan Teknologi Informasi Undiksha tahun 2019 ini.
Jika ingin menjajal Biwar Legend of Dragon Slayer, maka gamer bisa mengunjungi website resmi developer tersebut di situs Devatagame.com. Dan developer sangat terbuka dengan masukan-masukan guna menyempurnakan game yang akan menuju tahap beta tersebut.
“Game kami tujukan kepada pemain yang berasal dari luar negeri, seperti Eropa dan Amerika. Dan game ini bisa dimainkan di kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa,” jelas Pande.
Game Biwar Legend of Dragon Slayer didesain untuk dimainkan di komputer, dan tanpa navigasi (peta) karena game tersebut merupakan game tipe puzzle. Dengan kualitas grafik serta detail game yang dapat memanjakan mata, bagi para pencinta game dengan kualitas grafik di atas rata-rata.
Bahkan seorang Youtuber, Windah Basudara, beberapa waktu lalu dalam sebuah konten telah mencoba game tersebut dan memuji kualitas grafik yang dikembangkan oleh developer Pulau Dewata ini.
Selain mengisahkan cerita rakyat Papua, dan menampilkan karya arsitektur khas Bali. Pada game tersebut bahasa yang digunakan yakni bahasa Bali, dengan selingan musik gamelan Bali saat berada di dalam game. Namun jangan khawatir, bagi pemain yang tidak mengerti bahasa Bali, pihak developer telah menyertakan terjemahan bahasa Inggris dalam game tersebut.
Lebih lanjut Pande mengungkapkan bahwa sementara game dapat diakses secara gratis, namun saat game telah diluncurkan secara resmi maka game tersebut akan bersifat berbayar. “Untuk besaran nominal dan kapan launching, kami akan infokan lebih lanjut,” ucapnya.
Pande berharap agar game Biwar Legend of Dragon Slayer selain menjadi game yang dapat dinikmati, juga sebagai media memperkenalkan kepada dunia luas terhadap keunikan serta daya tarik budaya yang dimiliki oleh Indonesia. “Semoga game ini dapat berkontribusi positif bagi pemain, dan bagi masyarakat luas, bahkan untuk Indonesia,” harap Pande. *rma
Pemuda berusia 23 tahun ini mengungkap jika game Biwar Legend of Dragon Slayer telah digarap selama satu tahun, dengan melibatkan beberapa orang di dalamnya seperti Suka Artawan di bidang game desain, Gilang dan Arda sebagai programmer, Dewaari di bidang musik, Yogiditya dan Kusuma Putra sebagai artist, Suartana sebagai UI/UX desainer, dan Ayun sebagai project manager. “Kami berasal dari mahasiswa Undiksha angkatan tahun 2015,” ujar alumnus jurusan Teknologi Informasi Undiksha tahun 2019 ini.
Jika ingin menjajal Biwar Legend of Dragon Slayer, maka gamer bisa mengunjungi website resmi developer tersebut di situs Devatagame.com. Dan developer sangat terbuka dengan masukan-masukan guna menyempurnakan game yang akan menuju tahap beta tersebut.
“Game kami tujukan kepada pemain yang berasal dari luar negeri, seperti Eropa dan Amerika. Dan game ini bisa dimainkan di kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa,” jelas Pande.
Game Biwar Legend of Dragon Slayer didesain untuk dimainkan di komputer, dan tanpa navigasi (peta) karena game tersebut merupakan game tipe puzzle. Dengan kualitas grafik serta detail game yang dapat memanjakan mata, bagi para pencinta game dengan kualitas grafik di atas rata-rata.
Bahkan seorang Youtuber, Windah Basudara, beberapa waktu lalu dalam sebuah konten telah mencoba game tersebut dan memuji kualitas grafik yang dikembangkan oleh developer Pulau Dewata ini.
Selain mengisahkan cerita rakyat Papua, dan menampilkan karya arsitektur khas Bali. Pada game tersebut bahasa yang digunakan yakni bahasa Bali, dengan selingan musik gamelan Bali saat berada di dalam game. Namun jangan khawatir, bagi pemain yang tidak mengerti bahasa Bali, pihak developer telah menyertakan terjemahan bahasa Inggris dalam game tersebut.
Lebih lanjut Pande mengungkapkan bahwa sementara game dapat diakses secara gratis, namun saat game telah diluncurkan secara resmi maka game tersebut akan bersifat berbayar. “Untuk besaran nominal dan kapan launching, kami akan infokan lebih lanjut,” ucapnya.
Pande berharap agar game Biwar Legend of Dragon Slayer selain menjadi game yang dapat dinikmati, juga sebagai media memperkenalkan kepada dunia luas terhadap keunikan serta daya tarik budaya yang dimiliki oleh Indonesia. “Semoga game ini dapat berkontribusi positif bagi pemain, dan bagi masyarakat luas, bahkan untuk Indonesia,” harap Pande. *rma
1
Komentar