Camat Petang Ingatkan Perbekel Saling Berkoordinasi
Antisipasi Bencana saat Musim Hujan
MANGUPURA, NusaBali
Dalam dua pekan terakhir, cuaca ekstrem mengakibatkan sejumlah bencana melanda Kabupaten Badung, khususnya Kecamatan Petang.
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang paling sering melanda Petang, termasuk pohon tumbang. Mengantisipasi hal tidak diinginkan, pihak kecamatan mewanti-wanti seluruh perbekel untuk saling berkoordinasi.
Berdasarkan laporan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, akibat angin kencang, sebuah pohon jenis albasia menimpa salah seorang rumah warga di Banjar Bedauh, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, pada Senin (15/11) pukul 13.00 Wita. Pada hari yang sama, tembok rumah warga di Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang juga roboh setelah diterjang cuaca ekstrim hujan deras dan angin kencang.
Sementara itu, hujan deras dan angin kencang pada Jumat (26/11) pukul 15.00 Wita, mengakibatkan tanah longsor di pekarangan rumah milik warga Banjar Wanakeling, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, bernama I Wayan Jedeg. Pada hari yang sama, pukul 16.30 Wita hujan deras mengakibatkan tanah longsor yang berdampak senderan jalan jebol dengan kedalaman 10 meter, panjang 7 meter dan lebar 1,5 meter di Jalan Sulangai menuju Puitan, Banjar/Desa Sulangai, Kecamatan Petang.
Masih di wilayah Petang, hujan deras juga mengakibatkan dua titik longsor mengganggu akses jalan menuju Pura Puncak Gunung Lebah Banjar Kertha, Desa Petang pada Sabtu (27/11) pukul 16.30 Wita. Bencana tanah longsor juga terjadi di Jalan Penikit menuju Sidan, Desa Belok Sidan, Petang. Tanah longsor juga menutupi akses jalan Banjar Pangsan menuju Banjar Kasianan, Petang.
Camat Petang I Wayan Darma, mengakui topografi wilayah Petang lebih banyak perbukitan dan lembah, setiap tahunnya bencana yang lebih sering terjadi, yakni tanah longsor dan pohon tumbang. Pihaknya mengaku sudah dari jauh-jauh hari melakukan antisipasi bersama forum tingkat kecamatan. Selain itu, juga aktif berkoordinasi dengan OPD terkait melalui whatsapp grup Badung Siaga Bencana.
“Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan perbekel untuk penanganan sedini mungkin, kalau memang tingkat atau volume tanah longsor itu bisa kita tuntaskan di desa. Tapi kalau bencana tersebut memang memerlukan tenaga lebih dan perlu alat berat, baru kami sampaikan langsung kepada BPBD, Dinas LHK, atau PUPR,” kata Darma, Selasa (30/11).
Selain itu, pihaknya juga menekankan pentingnya reboisasi kepada masing-masing perbekel, sehingga pohon yang ditanam di masing-masing wilayah bisa menyerap air hujan. “Kami juga mengantisipasi penataan pohon yang berpotensi tumbang. Kita upayakan dulu dari desa. Tapi bila sangat diperlukan, baru kami akan memohon bantuan Dinas LHK,” katanya. *ind
1
Komentar