Sebagian Besar Wilayah Bali Sudah Masuk Musim Hujan
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengatakan sebagaian besar wilayah Bali sudah memasuki musim hujan.
Potensi hujan berlangsung hampir sepanjang hari, mulai dari pagi hingga malam. BBMKG Wilayah III Denpasar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, hingga petir.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Dwi Hartanto, mengatakan sebagian besar wilayah Bali sudah masuk musim hujan. Dari update data tertanggal 20 Nopember 2021, sebagian besar wilayah Bali barat, tengah, dan timur sudah masuk musim hujan. Bahkan, wilayah Bali Utara dan Nusa Penida juga sudah mulai masuk musim hujan. “Berdasarkan gambaran peta cuaca secara virual, sudah lebih dari 70 persen wilayah Bali masuk musim hujan. Data ini kami terus update setiap 10 hari sekali,” kata Dwi Hartanto, Rabu (1/12) siang.
Meski sudah memasuki musim hujan. Namun, guyuran hujan di setiap daerah terjadi bervariasi, karena itu terkait dengan faktor lokal di masing-masing daerah. Ada yang hujan ringan, sedang, bahkan lebat. “Saat ini secara khusus di wilayah Bali sedang terjadi pola belokan angin. Hal itu menyebabkan terjadinya udara labil yang berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di Bali menjadi lebih tinggi. Faktor ini juga dapat disertai kilat atau petir,” jelas Dwi Hartanto.
Menurut dia, berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, hujan lebat sempat mengguyur wilayah Badung, yaitu pada 25 November 2021, begitu juga di Denpasar pada 25-28 November 2021. Sementara sisanya tergolong hujan ringan sampai sedang. Untuk itu, masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, hingga petir. “Kami harap masyarakat terus mengupdate informasi peringatan dini dari BBMKG dan berbagai chanel informasi terpercaya lainnya,” imbau Dwi Hartanto.
Selain itu, masyarakat nelayan atau pelaku wisata bahari juga diimbau agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 2 meter lebih di sekitar perairan Bali. Sebab, faktor cuaca yang dibarengi dengan angin kencang juga dapat berdampak pada ketinggian gelombang laut.
“Tentunya nelayan dan pelaku wisata bahari, dan kapal penumpang untuk memperhatikan informasi sebelum beraktivitas di laut,” imbuhnya. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Dwi Hartanto, mengatakan sebagian besar wilayah Bali sudah masuk musim hujan. Dari update data tertanggal 20 Nopember 2021, sebagian besar wilayah Bali barat, tengah, dan timur sudah masuk musim hujan. Bahkan, wilayah Bali Utara dan Nusa Penida juga sudah mulai masuk musim hujan. “Berdasarkan gambaran peta cuaca secara virual, sudah lebih dari 70 persen wilayah Bali masuk musim hujan. Data ini kami terus update setiap 10 hari sekali,” kata Dwi Hartanto, Rabu (1/12) siang.
Meski sudah memasuki musim hujan. Namun, guyuran hujan di setiap daerah terjadi bervariasi, karena itu terkait dengan faktor lokal di masing-masing daerah. Ada yang hujan ringan, sedang, bahkan lebat. “Saat ini secara khusus di wilayah Bali sedang terjadi pola belokan angin. Hal itu menyebabkan terjadinya udara labil yang berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di Bali menjadi lebih tinggi. Faktor ini juga dapat disertai kilat atau petir,” jelas Dwi Hartanto.
Menurut dia, berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, hujan lebat sempat mengguyur wilayah Badung, yaitu pada 25 November 2021, begitu juga di Denpasar pada 25-28 November 2021. Sementara sisanya tergolong hujan ringan sampai sedang. Untuk itu, masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, hingga petir. “Kami harap masyarakat terus mengupdate informasi peringatan dini dari BBMKG dan berbagai chanel informasi terpercaya lainnya,” imbau Dwi Hartanto.
Selain itu, masyarakat nelayan atau pelaku wisata bahari juga diimbau agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 2 meter lebih di sekitar perairan Bali. Sebab, faktor cuaca yang dibarengi dengan angin kencang juga dapat berdampak pada ketinggian gelombang laut.
“Tentunya nelayan dan pelaku wisata bahari, dan kapal penumpang untuk memperhatikan informasi sebelum beraktivitas di laut,” imbuhnya. *dar
Komentar