Jembatan Kuning Sudah Tersambung
Pembangunan kembali Jembatan Kuning pengubung Nusa Lembongan-Nusa Ceningan di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung pasca ambruk, 16 Oktober 2016 lalu, akhirnya rampung.
Jembatan Kuning Sudah Tersambung
SEMARAPURA, NusaBali
Jembatan bernilai Rp 3,4 miliar ini sudah tersambung, Selasa (7/2), namun belum dioperasikan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana, menyatakan warga belum dibolehkan melintas karena pekerja proyek masih memasang bantalan jembatan, pengecatan, dan aktivitas lainnya. “Saat ini, pengerjaan jembatan masih tahap finishing, diprediksi selesai 10 hari (17 Februari 2017),” ungkap I Gusti Nyoman Supartana saat dikonfirmasi, Selasa kemarin.
Supartana menyatakan, waktu yang dihabiskan untuk finishing pengerjaan jembatan, diperkirakan tidak terlalu panjang. Pasalnya, pengerjaan sudah dilakukan di atas jembatan, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh pasang surut ombak laut. Hanya saja, bila cuaca buruk seperti hujan deras, petugas terpaksa menghentikan pengerjaan.
Sedangkan pengawas proyek Jembatan Kuning, Siswanto, mengatakan pihaknya saat ini kebut pengerjaan jembatan bersama sekitar 17 pekerjanya. Mereka bekerja full 24 jam. Saat ini, proses pemasangan bantalan jembatan dan pengecatan warna kuning sudah mencapai 98 persen. “Proses yang dilalui sejak awal pengerjaan mengalami keterlambatan, bukan karena kekurangan pekerja, namun kendala pasang surut ombak,” tandas Siswanto.
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta bersama jajaran SKPD terkait sempat terjun mengecek pengerjaan jembatan kuning, Selasa kemarin. Pada hari yang sama kemarin, anggota DPD RI Dapil Bali, I Kadek Lolak Arimbawa, juga terjun ke lokasi jembatan. Senator asal Klungkung ini berharap dengan berfungsinya Jembatan Kuning nanti, dapat memulihkan kembali pariwisata dan perekonomian di kawasan seberang Nusa Penida.
Setelah meninjau Jembatan Kuning, Senator Lolak Arimbawa dan Bupati Suwirta kemarin menggelar pertemuan di Kantor Desa Lembongan, dengan dihadiri aparat desa setempat. Dari pertemuan itu, terungkap Jembatan Kuning akan diupacarai pamelaspas dulu, sebelum resmi dioperasikan.
“Rencananya, 25 Februari 2017 nanti digeloar upacara pamelaspas dan macaru alit pagi harinya. Kemudian, malam harinya akan launching Jembatan Kuning yang sudah menjadi ikon pulau ini,” ujar Bupati Suwirta dalam rapat di Kantor Desa Lembongan kemarin.
Bupati Suwirta mengimbau masyarakat untuk tidak melewati jembatan sebelum dilaksanakan upacara pamelaspas. Nantinya, pada kedua sisi jembatan (arah Nusa Lembongan dan arah Nusa Ceningan) akan diisi palang pembatas. “Kita bersihkan dulu, baru lewati bersama untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan lagi,” terang Bupati Klungkung yang notabene asal Banjar Ceningan, Desa Lembongam Kecamatan Nusa Penida ini.
Jembatan Kuning pasca ambruk dibangun dengan ukuran panjang 140 meter dan lebar 1,8 meter. Ini lebih lebar dari ukuran sebelum jembatan ambruk, yang semula hanya 1,4 meter. “Jembatan Kuning nanti hanya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki saja,” papar Kadis PU, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana
Pembangunan kembali Jembatan Kuning pasca ambruk telah dilakukan sejak 6 November 2016 lalu. Sehari sebelum dimulainya pengerjaan, Bupati Suwirta dan jajarannya lebih dulu melaksanakan upacara matur piuning di sejumlah pura kawasan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, 5 November 2016. Di antaranya, Pura Bakung, Pura Sakenan Lembongan, Pura Puseh, dan Pura Dalem Lembongan.
Jembatan Kuning untuk penyeberangan Nusa Lembongan-Nusa Ceningan sebelumnya mendadak ambruk, 16 Oktober 2016 petang pukul 18.10 Wita. Akibatnya, 8 pamedek (umat yang hendak tangkil ke pura) tewas mengenaskan, sementara 34 korban lainnya terluka. Diduga kuat, jembatan yang dibangun era 1990-an ini ambruk karena beberapa tali sling sudah putus sejak lama.
Saat jembatan ambruk petang itu, sekitar 75 pamedek yang rata-rata berpakaian adat sembahyang melintas di atas Jembatan Kuning. Mereka hendak tangkil ke Pura Bakung di Banjar Ceningan Kangin, Desa Pakraman Lembongan, Kecamatan Nusa Penida serangkaian pujawali pada Radite Wage Krulut, Minggu (16/10). Mereka sebagian naik sepeda motor, sebagian lagi jalan kaki di atas jembatan sepanjang 100 meter tersebut.
Begitu jembatan ambruk, motor-motor yang ditunggangi langsung tercebur ke laut berkedalaman lebih dari 1 meter. Demikian pula pamedek yang jalan kaki, sebagian terjebur ke laut. Akibatnya, 8 orang tewas dan 34 korban terluka. * wa
SEMARAPURA, NusaBali
Jembatan bernilai Rp 3,4 miliar ini sudah tersambung, Selasa (7/2), namun belum dioperasikan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana, menyatakan warga belum dibolehkan melintas karena pekerja proyek masih memasang bantalan jembatan, pengecatan, dan aktivitas lainnya. “Saat ini, pengerjaan jembatan masih tahap finishing, diprediksi selesai 10 hari (17 Februari 2017),” ungkap I Gusti Nyoman Supartana saat dikonfirmasi, Selasa kemarin.
Supartana menyatakan, waktu yang dihabiskan untuk finishing pengerjaan jembatan, diperkirakan tidak terlalu panjang. Pasalnya, pengerjaan sudah dilakukan di atas jembatan, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh pasang surut ombak laut. Hanya saja, bila cuaca buruk seperti hujan deras, petugas terpaksa menghentikan pengerjaan.
Sedangkan pengawas proyek Jembatan Kuning, Siswanto, mengatakan pihaknya saat ini kebut pengerjaan jembatan bersama sekitar 17 pekerjanya. Mereka bekerja full 24 jam. Saat ini, proses pemasangan bantalan jembatan dan pengecatan warna kuning sudah mencapai 98 persen. “Proses yang dilalui sejak awal pengerjaan mengalami keterlambatan, bukan karena kekurangan pekerja, namun kendala pasang surut ombak,” tandas Siswanto.
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta bersama jajaran SKPD terkait sempat terjun mengecek pengerjaan jembatan kuning, Selasa kemarin. Pada hari yang sama kemarin, anggota DPD RI Dapil Bali, I Kadek Lolak Arimbawa, juga terjun ke lokasi jembatan. Senator asal Klungkung ini berharap dengan berfungsinya Jembatan Kuning nanti, dapat memulihkan kembali pariwisata dan perekonomian di kawasan seberang Nusa Penida.
Setelah meninjau Jembatan Kuning, Senator Lolak Arimbawa dan Bupati Suwirta kemarin menggelar pertemuan di Kantor Desa Lembongan, dengan dihadiri aparat desa setempat. Dari pertemuan itu, terungkap Jembatan Kuning akan diupacarai pamelaspas dulu, sebelum resmi dioperasikan.
“Rencananya, 25 Februari 2017 nanti digeloar upacara pamelaspas dan macaru alit pagi harinya. Kemudian, malam harinya akan launching Jembatan Kuning yang sudah menjadi ikon pulau ini,” ujar Bupati Suwirta dalam rapat di Kantor Desa Lembongan kemarin.
Bupati Suwirta mengimbau masyarakat untuk tidak melewati jembatan sebelum dilaksanakan upacara pamelaspas. Nantinya, pada kedua sisi jembatan (arah Nusa Lembongan dan arah Nusa Ceningan) akan diisi palang pembatas. “Kita bersihkan dulu, baru lewati bersama untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan lagi,” terang Bupati Klungkung yang notabene asal Banjar Ceningan, Desa Lembongam Kecamatan Nusa Penida ini.
Jembatan Kuning pasca ambruk dibangun dengan ukuran panjang 140 meter dan lebar 1,8 meter. Ini lebih lebar dari ukuran sebelum jembatan ambruk, yang semula hanya 1,4 meter. “Jembatan Kuning nanti hanya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki saja,” papar Kadis PU, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana
Pembangunan kembali Jembatan Kuning pasca ambruk telah dilakukan sejak 6 November 2016 lalu. Sehari sebelum dimulainya pengerjaan, Bupati Suwirta dan jajarannya lebih dulu melaksanakan upacara matur piuning di sejumlah pura kawasan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, 5 November 2016. Di antaranya, Pura Bakung, Pura Sakenan Lembongan, Pura Puseh, dan Pura Dalem Lembongan.
Jembatan Kuning untuk penyeberangan Nusa Lembongan-Nusa Ceningan sebelumnya mendadak ambruk, 16 Oktober 2016 petang pukul 18.10 Wita. Akibatnya, 8 pamedek (umat yang hendak tangkil ke pura) tewas mengenaskan, sementara 34 korban lainnya terluka. Diduga kuat, jembatan yang dibangun era 1990-an ini ambruk karena beberapa tali sling sudah putus sejak lama.
Saat jembatan ambruk petang itu, sekitar 75 pamedek yang rata-rata berpakaian adat sembahyang melintas di atas Jembatan Kuning. Mereka hendak tangkil ke Pura Bakung di Banjar Ceningan Kangin, Desa Pakraman Lembongan, Kecamatan Nusa Penida serangkaian pujawali pada Radite Wage Krulut, Minggu (16/10). Mereka sebagian naik sepeda motor, sebagian lagi jalan kaki di atas jembatan sepanjang 100 meter tersebut.
Begitu jembatan ambruk, motor-motor yang ditunggangi langsung tercebur ke laut berkedalaman lebih dari 1 meter. Demikian pula pamedek yang jalan kaki, sebagian terjebur ke laut. Akibatnya, 8 orang tewas dan 34 korban terluka. * wa
1
Komentar