Jokowi Launching Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali
Gubernur Koster Harap Ekonomi Kerthi Bali Terlaksana Mulai 2022
Versi Presiden Jokowi, pandemi Covid-19 menjadi momentum transformasi fundamental ekonomi agar ketangguhan ekonomi terbentuk
DENPASAR, NusaBali
Presiden Jokowi luncurkan ‘Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru’, di Three Mountain Bamboo Pavilion, Kura-kura Bali, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (3/12) pagi. Dalam arahannya, Presiden Jokowi mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum transformasi fundamental ekonomi. Sementara, Gubernur Wayan Koster berharap Ekonomi Kerthi Bali bisa terlaksana mulai tahun 2022.
Dalam peluncuran ‘Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali’ di Serangan, Jumat kemarin, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Sejumlah menteri menghadiri acara tersebut, seperti Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komonukasi & Informasi (Kominfo) Johnny G Plate, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Semua bupati/walikota se-Bali juga hadir.
Presiden Jokowi menegaskan, pandemi Covid-19 yang telah meluluhlantakkan seluruh sektor di dunia, menjadi momentum untuk melakukan transformasi fundamental agar ketangguhan ekonomi Indonesia dapat terbentuk. Karena itu, momentum pandemi Covid-19 harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan diri dan melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran.
Menurut Jokowi, saat pandemi Covid-19, semuanya berubah sangat cepat dan tidak terduga. Tak ada sektor yang tidak terkena dampak. Kondisi fiskal sejumlah negara juga ambruk. Karena pandemi Covid-19 ini, banyak negara yang mengalami defisit anggaran.
"Karena pandemi Covid-19, banyak negara yang mengalami kelangkaan energi, inflasi tinggi, defisit tinggi, kelangkaan kontainer barang, hingga hal-hal yang tak terduga lainnya. Di sinilah kita dituntut hati-hati ke depannya," ujar Jokowi.
Dalam masa pandemi Covid-19, kata Jokowi, perlu dibangun ketangguhan ekonomi. Pandemi Covid-19 jangan membuat berdiam diri berlama-lama, namun harus bangkit dari keterpurukan ekonomi. “Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ada ketangguhan ekonomi. Artinya, pandemi ini juga memberikan peluang kita untuk melompat naik,” tegas Jokowi.
Untuk kondisi di Bali sebagai daerah yang paling pertama kena dampak, namun paling akhir bisa pulih akibat pandemi Covid-19, Jokowi memberikan semangat kepada masyarakat dan pejabat setempat. Jokowi memahami kondisi pertumbuhan ekonomi Bali yang mengalami penurunan drastis, karena terganggunya sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.
Nah, dalam rangka kebangkitan ekonomi masyarakat Bali, Jokowi mengajak jajarannya untuk melakukan refleksi besar-besaran, sekaligus melakukan transformasi secara fundamental. Menurut Jokowi, terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama, perlunya peningkatan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung hanya pada satu sektor (pariwisata untuk Bali, Red).
"Di tengah sektor pariwisata yang mengalami pukulan sangat hebat, sektor pertanian justru mampu bertahan, bahkan tumbuh positif dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Detail seperti ini semua harus tahu dan apa yang harus kita lakukan. Kita semua harus mengerti,” tandas mantan Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 ini.
Kedua, kata Jokowi, paradigma dan tata kelola pariwisata ke depan harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Jokowi mengatakan, perjalanan pariwisata di masa pandemi Covid-19 akan berubah total, karena masyarakat bakal mengutamakan kedua aspek tersebut.
"Wisatawan pasti akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Karena apa pun, para wisatawan harus bisa diyakinkan bahwa kesenangan dalam berwisata itu, mereka tetap terjamin, kesehatannya terjamin dan tidak tertular oleh virus,” katanya.
Ketiga, lanjut Jokowi, pariwisata di Bali harus bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism, yaitu pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan yang sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi kearifan lokal Bali yang dapat membangun harmoni dan memuliakan alam. Versi Jokowi, semangat untuk memuliakan alam, manusia, dan budaya harus diteruskan guna menyongsong masa depan. Harus ada komitmen yang kuat untuk menerapkan green economy (ekonomi hijau).
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster mengatakan saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Bali sudah melandai. "Berkat komitmen kuat dan arahan Bapak Presiden, penanganan pandemi Covid-19 telah mencapai hasil yang baik, dengan kasus harian yang rendah, tingkat kesembuhan yang cukup tinggi, dan kasus meninggal menurun drastis," beber Gubernur Koster.
Menurut Ketua DPD PDIP Bali ini, melandainya pandemi Covid-19 di Bali tak terlepas karena tingginya cakupan vaksinasi, di mana suntikan dosis pertama kini telah mencapai 101 persen dari target 3,3 juta orang, sementara untuk suntikan kedua sudah tembus 98 persen dari target. Gubernut Koster menyebut capaian ini juga berkat kerjasama seluruh elemen masyarakat Bali, TNI/Polri, bupati/walikota se-Bali, hingga para bendesa adat se-Bali.
“Aktivitas masyarakat mulai menggeliat, hotel dan restoran pun mulai ramai. Sedangkan kepatuhan masyarakat terhadap Prokes juga tinggi. Hal ini kami lakukan untuk melaksanakan arahan Bapak Presiden terkait munculnya vitrus Covid-19 varian Omicron. Kami memperketat pengawasan dan Prokes di pintu masuk Bali," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Koster menyebutkan, pandemi Covid-19 telah memberikan pembelajaran bagi Bali yang selama ini sangat mengandalkan sektor pariwisata, yang rentan terhadap isu kesehatan. Selain itu, pariwisata juga rentan dengan gangguan keamanan, bencana alam, dan non alam. Maka, ke depan perekonomian Bali tidak akan lagi hanya mengandalkan sektor pariwisata.
Menurut Koster, sudah saatnya perekonomian Bali berubah menjadi ekonomi dengan keunggulan sumber daya lokal, yang meliputi alam, manusia, dan kebudayaan Bali. “Atas kondisi inilah kami merumuskan konsep ‘Ekonomi Kerthi Bali’, yakni ekonomi yang harmonis terhadap alam, hijau, ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan," terang Koster.
Konsep ‘Ekonomi Kerthi Bali’ kata Koster, akan menonjolkan keunggulan sektor pertanian dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, UMKM dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata berbasis budaya yang berkualitas.
"Kami bersyukur Bapak Presiden menjadikan ‘Ekonomi Kerthi Bali’ sebagai konsep transformasi perekonomian nasional, yang diinisiasi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Kami berharap program ini sudah bisa diterapkan secara lengkap pada tahun 2022, sampai menjadi percontohan yang sukses," harap Gubernur yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini. *nat
Presiden Jokowi luncurkan ‘Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru’, di Three Mountain Bamboo Pavilion, Kura-kura Bali, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (3/12) pagi. Dalam arahannya, Presiden Jokowi mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum transformasi fundamental ekonomi. Sementara, Gubernur Wayan Koster berharap Ekonomi Kerthi Bali bisa terlaksana mulai tahun 2022.
Dalam peluncuran ‘Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali’ di Serangan, Jumat kemarin, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Sejumlah menteri menghadiri acara tersebut, seperti Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komonukasi & Informasi (Kominfo) Johnny G Plate, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Semua bupati/walikota se-Bali juga hadir.
Presiden Jokowi menegaskan, pandemi Covid-19 yang telah meluluhlantakkan seluruh sektor di dunia, menjadi momentum untuk melakukan transformasi fundamental agar ketangguhan ekonomi Indonesia dapat terbentuk. Karena itu, momentum pandemi Covid-19 harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan diri dan melakukan transformasi ekonomi secara besar-besaran.
Menurut Jokowi, saat pandemi Covid-19, semuanya berubah sangat cepat dan tidak terduga. Tak ada sektor yang tidak terkena dampak. Kondisi fiskal sejumlah negara juga ambruk. Karena pandemi Covid-19 ini, banyak negara yang mengalami defisit anggaran.
"Karena pandemi Covid-19, banyak negara yang mengalami kelangkaan energi, inflasi tinggi, defisit tinggi, kelangkaan kontainer barang, hingga hal-hal yang tak terduga lainnya. Di sinilah kita dituntut hati-hati ke depannya," ujar Jokowi.
Dalam masa pandemi Covid-19, kata Jokowi, perlu dibangun ketangguhan ekonomi. Pandemi Covid-19 jangan membuat berdiam diri berlama-lama, namun harus bangkit dari keterpurukan ekonomi. “Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ada ketangguhan ekonomi. Artinya, pandemi ini juga memberikan peluang kita untuk melompat naik,” tegas Jokowi.
Untuk kondisi di Bali sebagai daerah yang paling pertama kena dampak, namun paling akhir bisa pulih akibat pandemi Covid-19, Jokowi memberikan semangat kepada masyarakat dan pejabat setempat. Jokowi memahami kondisi pertumbuhan ekonomi Bali yang mengalami penurunan drastis, karena terganggunya sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.
Nah, dalam rangka kebangkitan ekonomi masyarakat Bali, Jokowi mengajak jajarannya untuk melakukan refleksi besar-besaran, sekaligus melakukan transformasi secara fundamental. Menurut Jokowi, terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama, perlunya peningkatan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung hanya pada satu sektor (pariwisata untuk Bali, Red).
"Di tengah sektor pariwisata yang mengalami pukulan sangat hebat, sektor pertanian justru mampu bertahan, bahkan tumbuh positif dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Detail seperti ini semua harus tahu dan apa yang harus kita lakukan. Kita semua harus mengerti,” tandas mantan Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 ini.
Kedua, kata Jokowi, paradigma dan tata kelola pariwisata ke depan harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Jokowi mengatakan, perjalanan pariwisata di masa pandemi Covid-19 akan berubah total, karena masyarakat bakal mengutamakan kedua aspek tersebut.
"Wisatawan pasti akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Karena apa pun, para wisatawan harus bisa diyakinkan bahwa kesenangan dalam berwisata itu, mereka tetap terjamin, kesehatannya terjamin dan tidak tertular oleh virus,” katanya.
Ketiga, lanjut Jokowi, pariwisata di Bali harus bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism, yaitu pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan yang sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi kearifan lokal Bali yang dapat membangun harmoni dan memuliakan alam. Versi Jokowi, semangat untuk memuliakan alam, manusia, dan budaya harus diteruskan guna menyongsong masa depan. Harus ada komitmen yang kuat untuk menerapkan green economy (ekonomi hijau).
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster mengatakan saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Bali sudah melandai. "Berkat komitmen kuat dan arahan Bapak Presiden, penanganan pandemi Covid-19 telah mencapai hasil yang baik, dengan kasus harian yang rendah, tingkat kesembuhan yang cukup tinggi, dan kasus meninggal menurun drastis," beber Gubernur Koster.
Menurut Ketua DPD PDIP Bali ini, melandainya pandemi Covid-19 di Bali tak terlepas karena tingginya cakupan vaksinasi, di mana suntikan dosis pertama kini telah mencapai 101 persen dari target 3,3 juta orang, sementara untuk suntikan kedua sudah tembus 98 persen dari target. Gubernut Koster menyebut capaian ini juga berkat kerjasama seluruh elemen masyarakat Bali, TNI/Polri, bupati/walikota se-Bali, hingga para bendesa adat se-Bali.
“Aktivitas masyarakat mulai menggeliat, hotel dan restoran pun mulai ramai. Sedangkan kepatuhan masyarakat terhadap Prokes juga tinggi. Hal ini kami lakukan untuk melaksanakan arahan Bapak Presiden terkait munculnya vitrus Covid-19 varian Omicron. Kami memperketat pengawasan dan Prokes di pintu masuk Bali," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Koster menyebutkan, pandemi Covid-19 telah memberikan pembelajaran bagi Bali yang selama ini sangat mengandalkan sektor pariwisata, yang rentan terhadap isu kesehatan. Selain itu, pariwisata juga rentan dengan gangguan keamanan, bencana alam, dan non alam. Maka, ke depan perekonomian Bali tidak akan lagi hanya mengandalkan sektor pariwisata.
Menurut Koster, sudah saatnya perekonomian Bali berubah menjadi ekonomi dengan keunggulan sumber daya lokal, yang meliputi alam, manusia, dan kebudayaan Bali. “Atas kondisi inilah kami merumuskan konsep ‘Ekonomi Kerthi Bali’, yakni ekonomi yang harmonis terhadap alam, hijau, ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berkualitas, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan," terang Koster.
Konsep ‘Ekonomi Kerthi Bali’ kata Koster, akan menonjolkan keunggulan sektor pertanian dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, UMKM dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata berbasis budaya yang berkualitas.
"Kami bersyukur Bapak Presiden menjadikan ‘Ekonomi Kerthi Bali’ sebagai konsep transformasi perekonomian nasional, yang diinisiasi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Kami berharap program ini sudah bisa diterapkan secara lengkap pada tahun 2022, sampai menjadi percontohan yang sukses," harap Gubernur yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini. *nat
Komentar