Bali Poleng Ajak Doa Bersama Mesenteng Poleng dan Menggebuk Kulkul
Bali Poleng
Puri Agung Peliatan
Ubud
Mesenteng Poleng
Kain Poleng
Yayasan 108 Bajra
Pura Samuan Tiga
GIANYAR, NusaBali.com – Untuk menyatukan rasa dalam mendukung penuntasan pandemi Covid-19, Yayasan 108 Bajra menggagas kegiatan doa bersama yang diberi nama ‘Bali Poleng’.
“Bali Poleng adalah kegiatan doa bersama untuk seluruh masyarakat Bali, apa pun latar belakang agamanya,” ujar Ketua Panitia kegiatan Bali Poleng, Dewa Puja Suradnya di Puri Agung Peliatan Ubud, Kabupaten Gianyar dalam konferensi pers, Senin (6/12/2021).
Kegiatan yang bakal diselenggarakan 2 Januari 2022 ini mengajak seluruh krama Bali mengenakan selendang poleng (perpaduan hitam, putih, abu), menggebuk kulkul (kentongan) dan doa bersama.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Bali, untuk mesenteng (mengenakan) selendang poleng mulai pukul 06.00 hingga 18.00 Wita. Dan menggebuk kulkul pukul 18.00 selama 10 menit sebagai bentuk pernyataan menyudahi pandemi yang sedang berlangsung. Tidak lupa juga yang terpenting adalah doa bersama, menurut kepercayaan masing-masing,” jelas Dewa Puja.
Kegiatan Bali Poleng akan dibuka pada Sabtu (1/1/2022) di Pura Samuan Tiga Gianyar dan ditutup pada Minggu (2/1/2022) dengan menyuarakan kentongan, di masing-masing tempat tinggal atau instansi terkait.
Lebih lanjut Dewa Puja menyatakan bahwa dipilihnya warna poleng sebagai judul kegiatan karena poleng merupakan simbol kewibawaan dan kentongan adalah simbol dari warisan budaya yang ada di Nusantara.
“Kegiatan doa bersama ini juga merupakan lanjutan dari kegiatan doa bersama yang telah kami gelar pada 25 September 2014 yang lalu dalam kegiatan ngenteg jagat di Gunung Kutul, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng,” tambah Dewa Puja yang juga pendiri dari Yayasan 108 Bajra.
Alasan dipilihnya awal tahun 2022 sebagai hari berlangsungnya kegiatan Bali Poleng, yakni karena bertepatan dengan hari suci Hindu, Siwaratri, yang jatuh pada Sabtu (1/1/2022), sehingga merupakan hari baik untuk melaksanakan kegiatan doa bersama tersebut. “Kegiatan Bali Poleng juga berlandaskan kisah Lubdaka, di mana pada saat hari Siwaratri, Dewa Siwa turun ke bumi untuk melakukan tapa. Dewa Siwa menurut kepercayaan umat Hindu sebagai Dewa Pelebur, dalam hal ini diharapkan sesuai kekuasaan Dewa Siwa untuk melebur pandemi Covid-19 di Bumi,” ucap Dewa Puja.
Inisiatif yang dilakukan oleh Yayasan 108 Bajra disambut baik oleh panglingsir Puri Agung Peliatan Ubud, yakni Tjokorda Gede Putra Nindia. “Saya mengapresiasi niat baik dalam kegiatan Bali Poleng tersebut. Harapannya tentu agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Dan mengajak masyarakat Bali untuk berpikir positif, menjaga kesehatan serta menjaga kelestarian alam. Dan menjadikan pandemi sebagai waktu untuk intropeksi diri,” ungkapnya.
Sementara itu, Ida Bhagawan Putu Dharma Putra seorang pendeta Hindu asal Gria Lumajang Tabanan, juga menyambut baik gagasan dari Yayasan 108 Bajra yang mengadakan kegiatan Bali Poleng, dengan harapan pandemi segera berakhir. “Kegiatan ini tentunya juga sebagai ajang pemersatu masyarakat, agar seluruh lapisan masyarakat bersatu berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Agar pandemi benar-benar berakhir,” tegasnya.
Konferensi pers diakhiri dengan pelepasan dua pasang burung merpati, sebagai simbol burung pengirim pesan yang menginformasikan kegiatan tersebut ke seluruh penjuru wilayah di Bali. “Burung merpati tersebut ada empat ekor, yang masing-masing dilepas sesuai empat arah mata angin. Dengan maksud agar seluruh masyarakat mengetahui informasi kegiatan Bali Poleng ini,” tutup Dewa Puja. *rma
Komentar