Peserta Pelatihan Kompetensi Menurun
DENPASAR,NusaBali
Peserta yang mengikuti prorgamn pelatihan kompetensi pada lembaga- lembaga pelatihan kompetensi mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir.
Penurunan tersebut merupakan dampak lain pandemi Covid-19 terhadap SDM. Ketua Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HILSI) Bali I Made Sumitra mengatakan Senin (6/12). “Ini menjadi PR bersama,” ujarnya.
Alasannya penurunan jumlah peserta tersebut berpengaruh terhadap kualitas SDM..“Makanya pandemi Covid-19 ini besar dampaknya terhadap SDM kita,” ujar pria asal Singaraja ini.
Pertama demikian banyak sumber daya manusia (SDM) yang terpaksa dirumahkan (tidak bekerja). Di sisi lain banyak lulusan SMA/SMK yang tidak bisa melanjutkan mengikuti program kompetensi. Padahal program kompetensi itu sangat penting.
“Dengan kompetensi, tidak saja bisa diterima bekerja di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Karena itu program kompetensi itu penting. Tidak saja dampak ekonominya (nanti) terhadap keluarga, tetapi juga wilayah atau lingkungannya,” kata Sumitra.
Harapan HILSI, ada kebijakan-kebijakan sehingga pariwisata Bali dibuka, ekonomi jalan. UMKM dan UKM menggeliat kembali. Dan para orang tua lulusan SMA/SMK bisa kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Otomatis nantinya berpengaruh terhadap dorongan bagi anak-anak tamatan SMA/SMK melanjutkan pelatihan kompetensi.
Sebelum pandemi Covid-19, ada sekitar tamatan 7.000 -8.000 peserta yang mengikuti pelatihan kompetensi. Namun akibat pandemi peserta turun sampai 50 persen.
“Ini menjadi ancaman bagi kualitas SDM ke depan ,” ujar pria yang sehari- hari Ketua Yayasan Monarch Bali. Apalagi jika dikaitkan dengan Human Capital Index (HCI), dimana tahun 2018 HCI berada pada peringkat 87 dari 157 negara.
Di Bali sendiri ada sekitar 200 lembaga pelatihan kompetensi di Bali. Tidak saja pelatihan kompetensi bidang pariwisata, tetapi juga pelatihan untuk bidang- bidang lain, seperti kompetensi bidang keuangan. *K17
1
Komentar