Polisi, TNI, dan Desa Adat Kuta Gelar Razia
Kendaraan bermotor yang melintas di sekitar Ground Zero Jalan Legian, Kuta, diperiksa kelengkapan surat-suratnya. Mereka yang nongkrong juga diperiksa identitas dirinya.
DENPASAR, NusaBali
Petugas gabungan dari Polri, TNI, dan pecalang Desa Adat Kuta menggelar razia mulai dari kos-kosan, gang-gang yang dianggap rawan tindak kriminalitas hingga ke tempat hiburan malam di Jalan Legian, Kuta, Badung. Razia yang digelar, Sabtu (5/12) malam hingga Minggu (6/12) dini hari tersebut serentak dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan masuknya faham radikal di tengah masyarakat serta razia penduduk tanpa identitas.
Bendesa Adat Kuta Wayan Suarsa mengatakan, sebanyak 12 banjar yang berada di bawah Desa Adat Kuta harus siap dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga, salah satu agenda yang menjadi prioritas menjelang pilkada, Natal dan tahun baru ini adalah dengan melakukan razia secara rutin.
“Bukan hanya tempat kos-kosan yang menjadi sasaran kami. Di jalanan yang dianggap rawan pun kami sasar, selain itu diskotek dan areal Legian yang menjadi pusat wisatawan,” tuturnya.
Dijelaskannya, melihat peningkatan wisatawan yang masuk Bali dan menumpuk di seputaran Kuta, Legian, dan sekitarnya ini, pihak desa adat terus bersinergitas dengan pihak kepolisian. Sehingga, keamanan dan kenyamanan wisatawan selalu terjaga. “Bali ini kan barometer parawisata Indonesia bahkan dunia. Wisatawan mengenal Bali, ya di Kuta-nya ini. Jadi, tugas kita adalah menjaganya,” ujarnya.
Sementara, Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara mengungkapkan, razia gabungan kali ini dari TNI, Kepolisian, dan pecalang Desat Adat Kuta. Razia yang digelar tersebut melibatkan 120 anggota gabungan untuk mendata penghuni kos yang tidak memiliki identitas seperti Kipem. Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga melakukan razia bagi orang-orang yang nongkrong di seputaran jalan yang dinilai rawan kriminalitas. Selain itu, mantan Kapolsek Ubud, Gianyar, ini juga memeriksa seluruh surat kendaraan bermotor bagi pengendara yang masuk kawasan Ground Zero, Legian.
“Ini bagian dari langkah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, kita akan lakukan ini demi menjaga Bali,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, menjelang akhir tahun 2015, ada sekitar 3.000 hingga 6.000 pelajar dari Australia akan menginjakkan kaki di Bali untuk perayaan tutup tahun.
“Pemerintah Australia sudah berkoordinasi dengan pihak kita. Pada intinya, mereka meminta bantuan kepada kepolisian supaya menjaga pelajar asal Australia yang datang liburan di akhir tahun ini. Total pelajar yang datang liburan sekitar 3.000 hingga 6.000 orang,” kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana, Senin (30/11), di Mapolresta.
Para pelajar tersebut nantinya akan datang secara bertahap dan menginap di seputaran Kuta dan Legian. Sehingga, intensitas penjagaan mulai saat ini hingga akhir tahun akan terus ditingkatkan. Ribuan pelajar itu berada di Bali selama sepekan. Mereka diperkirakan ada di Bali seminggu sebelum akhir tahun dan ada pula yang datang menjelang pergantian tahun. “Ya, kira-kira ada 3.000 pelajar gelombang pertama, di gelombang berikutnya ada 3.000 lagi. Sehingga, totalnya 6.000 pelajar,” ucapnya lagi.
Terkait aktivitas para pelajar selama di Bali, Kapolres Kombespol AA Sudana hanya baru mendapatkan informasi aktivitas seputaran Kuta. Namun, belum diketahui secara pasti kegiatan lainnya yang akan dilakukan oleh pelajar ini. “Besar kemungkinan mereka akan menikmati Pantai Kuta. Dan malamnya, sudah dipastikan mereka akan menikmati hiburan malam. Sehingga, kita harus benar-benar ekstra penjagaan saat itu nanti,” tutur mantan Korlantas Polda Metro Jaya, ini. 7 da
Komentar