Pengerjaan Proyek Penataan Pasar Kumbasari Molor
Dinas PUPR Akui Karena Kesalahan Perencanaan
DENPASAR, NusaBali
Pengerjaan proyek penataan Pasar Kumbasari molor dari tenggat waktu pengerjaan.
Kontrak pengerjaan proyek tersebut seharusnya berakhir, Senin (6/12) akan tetapi pengerjaan masih berlangsung hingga, Kamis (9/12) karena kesalahan perencanaan awal.
Dari pantauan di lapangan, Selasa (7/12) para pekerja masih berupaya melakukan pekerjaan mereka, salah satunya pemasangan ornamen GRC dan finishing yang terlihat belum selesai. Padahal, tidak ada ketentuan perpanjangan masa pengerjaan karena masa kontrak terakhir tanggal 6 Desember 2020.
Wakil Ketua DPRD Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira mengatakan sempat turun bersama Fraksi Golkar untuk meninjau kawasan penataan Pasar Kumbasari. Fakta di lapangan ditemukan bahwa ada pergeseran eksisting yang memang diluar perencanaan semula yang dipaparkan saat rapat di Dewan.
Menurut Wandhira terlihat ada pergeseran perencanaan menjadikan pekerjaan kekurangan waktu dan biaya. Selain itu dari segi struktur ada pengecoran yang kurang bagus bahkan banyak besi yang masih terlihat. "Ini ada ketidak sesuaian dari perencanaan. Jadi, kami melihat banyak yang berubah terutama pemasangan eksisting ynag tudak sesuai dengan perencanaan. Selain itu juga banyak struktur bangunan yang kurang bagus," ungkapnya.
Menurutnya ada beberapa pemasangan ornamen juga hanya diganjal batako yang langsung diplester tanpa dilakukan pengecoran besi untuk memperkuat ornamen. "Itu pengerjaannya seperti asal-asalan, ini harus dipertanggungjawabkan. Jika ini kesalahan rekanan harusnya ada sanksi yang diberikan jika tidak ini menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar," ungkap Ketua DPD II Golkar Denpasar ini.
Terkait hal tersebut, Kabid Tata Bangunan Dinas PUPR Kota Denpasar, Agus Sudarmo mengakui pengerjaan penataan Pasar Kumbasari molor. Tambahan waktu pengerjaan ditambah selama tiga hari hingga tanggal 9 Desember 2021.
Molornya proyek tersebut menurutnya bukan kesalahan dari kontraktor. Namun, kesalahan terjadi pada perencanaan awal. Di mana, pemasangan ornamen GRC bergeser dari rencana semula untuk penguatan struktur pondasi. "Memang kesalahan dalam perencanaan awal. Pergeseran penempatan ornamen GRC berubah dari rencana awal untuk memperkuat pondasi. Ternyata di tempat pemasangan yang kita rencanakan tidak kuat," ungka.
Di sisi lain, ada eksisting juga yang tidak diprediksi akan menjadi hambatan bagi pekerjaan kontraktor. Di mana, eksisting di lokasi drop off tidak bisa dibor untuk penataan. Sehingga, ada perubahan struktur pada drop off. "Memang beberapa eksisting yang dikaji ternyata tidak bisa dibor sehingga ada perubahan struktur terutama eksisting pada dropoff. Jadi itu yang menyebabkan kekurangan waktu ditambah dengan cuaca ekstrem," imbuhnya.
Untuk saat ini pekerjaan yang belum terselesaikan masih meminta bantuan kepada rekanan. Karena, pelaksanaan bukan kesalahan dari rekanan Agus Sudarmo mengatakan hanya meminta bantuan pengerjaan selama tiga hari setelah masa kontrak berakhir. *mis
Komentar