Dua Rumah di Kalibukbuk Tergerus Abrasi
Perbekel Kalibukbuk menyebut dua warga yang terdampak bencana akan direlokasi. Hal itu lantaran lahan yang ditempati merupakan lahan desa adat.
SINGARAJA, NusaBali
Abrasi terjadi di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Gelombang pasang yang sempat mengganas dalam seminggu belakangan ini, merusak dua rumah warga di Banjar Dinas Kalibukbuk milik Gusti Ayu Putu Susiantini, 33, dan Putu Tirta, 60. Terjangan ombak menjebol tembok hingga pondasi rumah warga.
Gusti Susiantini menyampaikan, saat musibah tersebut, dirinya bersama anak ketiganya yang masih berumur satu bulan, nyaris terluka setelah tertimpa runtuhan tembok kamarnya yang jebol akibat diterjang ombak besar, pada Selasa (7/12) dinihari lalu. Beruntung berkat kesigapannya, dia bersama bayinya itu berhasil selamat.
Saat kejadian itu, Gusti Susiantini sedang tidur bersama bayinya. Tiba-tiba tembok rumah semi permanen yang dia tinggali retak dan mulai runtuh akibat diterjang ombak. Beberapa puing tembok berukuran kecil sempat jatuh menimpa kepalanya. Gusti Susiantini kemudian bergegas menggendong bayinya keluar dari rumah.
“Air laut memang saat itu pasang. Naik sampai ke rumah saya. Pondasinya kemudian tergerus sampai jebol sehingga berdampak pada tembok rumah yang retak,” tutur Gusti Susiantini saat ditemui di kediamannya, Rabu (8/12).
Gusti Susiantini mengaku sangat waswas pasca kejadian itu. Hal itu karena sebagian pondasi rumah semi permanen yang ada tepat di pinggir pantai itu juga sudah mulai jebol. Dikhawatirkan, kerusakan jadi lebih parah. Namun dia bersama keluarganya tidak bisa mengungsi, lantaran wanita asal Tabanan itu tidak memiliki keluarga di Buleleng.
Abrasi yang terjadi di pesisir pantai Desa Kalibukbuk juga menggerus tembok dapur rumah milik Putu Tirta, yang bersebelahan dengan rumah Gusti Susiantini. Ombak besar menghantam tanggul dan merusak rumah miliknya. Akibat kejadian ini, pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan itu mengalami kerugian sekitar Rp 1 juta.
Menurut Tirta, peristiwa ini sudah sering terjadi setiap tahun. Namun kerusakan terparah baru kali ini terjadi. “Setiap tahun rumah saya pasti diterjang ombak. Pemerintah desa sudah berupaya membantu membuatkan tembok dan tanggul dengan bahan seadanya. Namun kemarin karena air sudah sangat pasang dan ombak cukup besar, akhirnya tembok dapur saya jebol juga,” katanya.
Lantaran peristiwa ini rutin terjadi setiap tahun, Tirta mengaku ingin pindah karena anaknya telah memberikan dia lahan seluas 1 are di desa lain. Namun meski telah memiliki lahan, Tirta masih terkendala biaya untuk membangun rumah baru. Sehingga dia terpaksa menetap di rumah yang sudah dia tempati selama 25 tahun tersebut.
Sementara itu, Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengatakan, dua warga yang terdampak bencana ini akan segera direlokasi. Hal itu lantaran lahan yang ditempati kedua keluarga tersebut merupakan lahan desa adat. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas PUTR Buleleng untuk pembuatan tanggul, agar abrasi tidak semakin parah.
“Hampir setiap tahun terjadi gelombang tinggi. Kami sudah mengambil tindakan antisipasi dengan membuat tanggul di sekitar bibir pantai. Kami sudah melapor ke Dinas PUTR, terkait hal ini. Nanti akan direlokasi, dibantu dengan bantuan bedah rumah sehingga bisa membangun rumah baru. Kami siap memfasilitasi,” kata Suka. *mz
Gusti Susiantini menyampaikan, saat musibah tersebut, dirinya bersama anak ketiganya yang masih berumur satu bulan, nyaris terluka setelah tertimpa runtuhan tembok kamarnya yang jebol akibat diterjang ombak besar, pada Selasa (7/12) dinihari lalu. Beruntung berkat kesigapannya, dia bersama bayinya itu berhasil selamat.
Saat kejadian itu, Gusti Susiantini sedang tidur bersama bayinya. Tiba-tiba tembok rumah semi permanen yang dia tinggali retak dan mulai runtuh akibat diterjang ombak. Beberapa puing tembok berukuran kecil sempat jatuh menimpa kepalanya. Gusti Susiantini kemudian bergegas menggendong bayinya keluar dari rumah.
“Air laut memang saat itu pasang. Naik sampai ke rumah saya. Pondasinya kemudian tergerus sampai jebol sehingga berdampak pada tembok rumah yang retak,” tutur Gusti Susiantini saat ditemui di kediamannya, Rabu (8/12).
Gusti Susiantini mengaku sangat waswas pasca kejadian itu. Hal itu karena sebagian pondasi rumah semi permanen yang ada tepat di pinggir pantai itu juga sudah mulai jebol. Dikhawatirkan, kerusakan jadi lebih parah. Namun dia bersama keluarganya tidak bisa mengungsi, lantaran wanita asal Tabanan itu tidak memiliki keluarga di Buleleng.
Abrasi yang terjadi di pesisir pantai Desa Kalibukbuk juga menggerus tembok dapur rumah milik Putu Tirta, yang bersebelahan dengan rumah Gusti Susiantini. Ombak besar menghantam tanggul dan merusak rumah miliknya. Akibat kejadian ini, pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan itu mengalami kerugian sekitar Rp 1 juta.
Menurut Tirta, peristiwa ini sudah sering terjadi setiap tahun. Namun kerusakan terparah baru kali ini terjadi. “Setiap tahun rumah saya pasti diterjang ombak. Pemerintah desa sudah berupaya membantu membuatkan tembok dan tanggul dengan bahan seadanya. Namun kemarin karena air sudah sangat pasang dan ombak cukup besar, akhirnya tembok dapur saya jebol juga,” katanya.
Lantaran peristiwa ini rutin terjadi setiap tahun, Tirta mengaku ingin pindah karena anaknya telah memberikan dia lahan seluas 1 are di desa lain. Namun meski telah memiliki lahan, Tirta masih terkendala biaya untuk membangun rumah baru. Sehingga dia terpaksa menetap di rumah yang sudah dia tempati selama 25 tahun tersebut.
Sementara itu, Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengatakan, dua warga yang terdampak bencana ini akan segera direlokasi. Hal itu lantaran lahan yang ditempati kedua keluarga tersebut merupakan lahan desa adat. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas PUTR Buleleng untuk pembuatan tanggul, agar abrasi tidak semakin parah.
“Hampir setiap tahun terjadi gelombang tinggi. Kami sudah mengambil tindakan antisipasi dengan membuat tanggul di sekitar bibir pantai. Kami sudah melapor ke Dinas PUTR, terkait hal ini. Nanti akan direlokasi, dibantu dengan bantuan bedah rumah sehingga bisa membangun rumah baru. Kami siap memfasilitasi,” kata Suka. *mz
Komentar