Digaet Ngurah Widiada, Loyalis GPS Nyeberang ke NasDem
Eks Birokrat hingga Akademisi Deklarasi Masuk NasDem
DENPASAR, NusaBali
Saat NasDem kehilangan kader yang nyeberang ke Partai Golkar, dibalas dengan masuknya sejumlah kader baru ke partai besutan Surya Paloh itu, dalam sebuah deklarasi di Puri Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (11/12) siang.
Melalui gerakan Panglingsir Puri Peguyangan Denpasar sekaligus Ketua Bappilu DPW NasDem Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada, sejumlah advokat, mantan birokrat dan mantan akademisi gabung ke NasDem Bali. Termasuk di antaranya Nyoman Agung Sariawan yang dikenal sebagai loyalis politisi dan tokoh nasional Gede Pasek Suardika (GPS).
Agung Sariawan politisi asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang juga advokat ini dikenal sangat lekat dengan GPS, baik saat di Partai Demokrat maupun saat GPS menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Hanura. Agung Sariawan memilih pisah dengan Pasek Suardika yang kini mendirikan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) sekaligus sebagai ketua umumnya.
Selain Agung Sariawan, yang ikut gabung ke NasDem melalui tangan dingin Ngurah Widiada adalah Dr Putu Sukardja MSi, mantan akademisi di Universitas Udayana, I Gusti Bagus Agung Sutedja, mantan Kadis Tata Kota Denpasar, Putu Gede Arimbawa (pensiunan PNS), Anak Agung Elik Astari (tokoh masyarakat pegiat sosial), Ni Nyoman Surya Dewi (akademisi), Gede Putra Wijaya (advokat) dan Putu Harry Suandana (advokat). Dalam deklarasi yang dirangkaikan untuk menyambut pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah NasDem Bali, Senin (13/12) besok, mereka menyatakan kesiapan membesarkan Partai NasDem Bali.
Ngurah Widiada usai acara deklarasi bergabungnya para tokoh dan politisi senior di Puri Peguyangan mengatakan mereka yang bergabung sudah kantongi KTA (Kartu Tanda Anggota) Partai NasDem. Menurut Ngurah Widiada, bergabungnya sejumlah tokoh ke NasDem bukan gaya-gayaan. Bukan untuk mencari tiket menjadi Caleg (Calon Legislatif). Namun mereka ingin NasDem di Bali menjadi makin kuat, dan dapat berbicara banyak dalam memberikan warna demokrasi di Bali.
"Agar tidak terjadi one man show (pertunjukan satu orang), dengan dominasinya. Membangun Bali itu perlu kebersamaan. Kalau Partai Golkar Bali, deklarasi mau menciptakan keseimbangan kekuatan sosial politik, kami di NasDem lebih membangun kebersamaan, kesetaraan untuk Bali," sentil mantan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar 2009-2014 ini
Ditegaskan Ngurah Widiada, untuk memainkan peran maksimal dalam demokrasi dan pembangunan daerah, NasDem harus merebut lebih banyak suara dan meraih kursi legislatif nanti. "Kader yang menyatakan bergabung hari ini (kemarin, Red) memang tidak semuanya akan mencalonkan diri ke legislatif, tetapi setidaknya mereka bisa memainkan strategi untuk menambah pundi-pundi suara NasDem di Bali," tegas politisi senior yang sudah 6 periode duduk di DPRD Denpasar ini.
Apakah kader yang gabung akan ditempatkan di kepengurusan harian DPW NasDem Bali? "Untuk posisi kepengurusan, mereka yang bergabung ini akan diserahkan kepada induk partai. Mereka akan ditempatkan di Dewan Pakar, Dewan Penasehat, dan posisi lainnya. Itu nanti, Ketua DPW Partai NasDem akan memutuskan," tegas Ngurah Widiada.
Sementara Agung Sariawan yang ditemui NusaBali di Puri Peguyangan mengatakan dirinya memang sebelumnya bersama-sama dengan GPS, baik di Demokrat maupun di Hanura. "GPS adalah guru politik saya, saya sudah sampaikan mau ke NasDem. Sekarang saya gabung ke NasDem karena diajak Gung Widiada," ujar mantan Direktur Eksekutif DPD Demokrat Bali ini.
Sariawan yang sudah pernah nyaleg ke DPRD Bali dari Dapil Buleleng, namun gagal lolos ini mengatakan tidak ada target politik alias sebagai Caleg gabung ke NasDem Bali. "Saya tidak ada target politik apapun gabung ke NasDem, tetapi saya pastikan akan membesarkan NasDem Bali. Gung Widiada adalah guru saya juga," ujar Agung Sariawan. Sementara Gede Putra Wijaya yang bergabung ke NasDem karena digaet Ngurah Widiada mengatakan dirinya bergabung ke NasDem Bali, karena tidak mau ada oligarki di Bali.
"Kalau mau menciptakan keseimbangan dan kontrol sosial politik ya jangan ke partai yang sudah mendominasi. Sehingga tercipta oligarki lagi dong," tegas Putra Wijaya. Kata Putra Wijaya, kalau pemerintahan hanya dikuasai kelompok tertentu, cenderung akan menimbulkan penyimpangan. Sehingga perlu ada kontrol politik yang berimbang.
"Kita tidak ingin ada abuse of power, sehingga saya masuk NasDem Bali, yang nantinya bisa mendorong pembangunan di Bali secara bersama-sama, tidak ada dominasi, NasDem saya yakin bisa mewujudkan itu," ujar advokat asal Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Sebelumnya, kader senior NasDem yang mantan Anggota DPRD Bali 2014-2019 Nyoman Tirtawan menyeberang ke Partai Golkar Bali. Hengkangnya Tirtawan ini disusul oleh kader NasDem lainnya, Dian Davindra alias Deni. Sempat ada isu, kalau Deni bergabung ke Partai Berkarya, namun belakangan saat dikonfirmasi NusaBali, Deni yang mantan Kepala Sekretariat DPW NasDem Bali ini menyatakan masih vakum di politik. 7 nat
1
Komentar