Ten Fine Art: Berkolaborasi Perjuangkan Kebebasan Seni
Ten Fine Art
Rieke Diah Pitaloka
Dharma Negara Alaya
Denpasar Festival 2021
Denfest 2021
Denfest
Denpasar Festival
Wayan Apel Hendrawan
Dollar Astawa
DENPASAR, NusaBali.com - Berawal dari sulitnya memamerkan karya, sepuluh seniman seni rupa membentuk satu komunitas agar bisa bebas mengekspresikan kesenian mereka. Ten Fine Art (10 Fine Art) terbentuk dari satu kesamaan nasib para seniman yang merasa ekspresi mereka dipaksakan.
Sebelum terbentuk pada 6 Januari 2004, 10 seniman harus mengacung karya lukis mereka masuk ke galeri-galeri seni. Tidak jarang mereka malah diminta mengganti konsep seni yang mereka tawarkan.
“Pada saat itu sedang krisis (Bom Bali 2002), harga sewa toko turun, di situlah momentum kita urunan menyewa ruko di Sanur,” terang salah satu seniman Ten Fine Art, I Made ‘Dollar’ Astawa, 49, Sabtu (11/12/2021).
“Kebetulan saya sebelumnya pernah punya pengalaman mengelola galeri seni di Sanur juga,” ungkap Dollar Astawa asal Desa Payangan, Gianyar.
Dollar Astawa menceritakan, pada saat itu mereka memutuskan menyewa ruko dengan harga sewa Rp 15 juta per tahunnya di Jalan Danau Tamblingan, Sanur.
Ruko dijadikan galeri dengan nama sama dengan nama komunitas. Mereka memamerkan karya-karya mereka setiap hari dan secara berkala membuat pameran khusus.
Seiring berjalannya waktu, galeri tersebut bahkan memberi ruang untuk para seniman pemula lainnya untuk mengadakan pameran karya-karya mereka. Semuanya diberi dengan cuma-cuma. Tidak hanya seniman dari Pulau Dewata, namun juga seniman dari luar pulau.
Dollar Astawa menuturkan galeri di Sanur merupakan sebuah monumen perjuangan komunitasnya. Galeri tersebut bertahan selama 7 tahun, kini masing-masing seniman telah berdiri sendiri dengan studio kerja masing-masing.
Ten Fine Art terdiri dari 10 perupa, yakni I Wayan ‘Anyon’ Muliastra, Wayan Apel Hendrawan, V Dedy Reru, I Made ‘Dollar’ Astawa, Ida Bagus Putu Purwa, AA Ngurah Paramartha, I Made Budiadnyana, I Made Romi Sukadana, I Wayan Paramarta, dan Ketut Teja Astawa.
Jumlah seniman yang mengusung dijadikan nama dari komunitas Ten Fine Art. Sebuah nama komunitas yang secara tidak langsung mengusung kesadaran bahwa mereka akan tetap bersama selama keanggotaan mereka bersepuluh tetap utuh.
Layaknya sebuah keluarga, perjalanan komunitas Ten Fine Art tidak selalu berjalan mulus. Pertentangan di antara para senimannya pastinya ada. Namun Dollar Astawa menuturkan pertentangan yang terjadi dalam ranah gagasan atau ide seni. “Gesekan-gesekan dalam pencarian ide, gagasan, gesekan ini kan bagus,” sebut Dollar Astawa.
Untuk memelihara kekompakan dan kebersamaan selain rutin kumpul bareng di studio salah satu anggota, mereka juga kerap melakukan kegiatan lainnya seperti tirta yatra bersama-sama. Spirit kebersamaan mengikat mereka untuk mempertahankan komunitas hingga saat ini.
Dollar Astawa berharap komunitas yang telah bertahan selama 17 tahun bisa terus mengembangkan jalan seni masing-masing senimannya, sekaligus tetap menjaga kekompakan di antara mereka. “ Semoga bisa menjadi inspirasi komunitas seni lainnya, terutama para seniman muda,” sambungnya.
Untuk merayakan 17 tahun perjalanan Komunitas Ten Fine Art, para senimannya menggelar pameran di Gedung Dharma Negara Alaya, 9-23 Desember 2021. Pameran sekaligus memeriahkan gelaran Denpasar Festival 2021. *adi
Komentar