TPS3R Desa Ketewel Ditargetkan Rampung Awal 2022
GIANYAR, NusaBali.com - Desa Ketewel mempertegas langkahnya untuk berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan, dengan membangun TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recyle) Desa Ketewel yang ditargetkan rampung pada Januari 2022.
Perbekel Desa Ketewel I Putu Gede Widya Kusuma Negara menyatakan selain untuk menjaga kelestarian lingkungan pembangunan TPS3R yang telah rampung 80 persen tersebut juga dalam rangka mendukung program Gubernur Bali yang tertuang di Pergub Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
"Untuk sementara, pengangkutan sampah masyarakat di lingkungan Desa Ketewel masih menggunakan UPS (Unit Pelayanan Sampah) yang dikelola oleh Desa Adat Ketewel," ujarnya saat dikonfirmasi Senin (13/12/2021).
TPS3R dengan luas 10 are tersebut, dibangun sejak akhir November 2021 di atas tanah milik Desa Adat Ketewel dan apabila telah rampung akan dikelola oleh Desa Adat Ketewel dengan mengerahkan sejumlah staf yang berasal dari UPS terkait. "Kurang lebih nanti ada staf sebanyak lima orang di TPS3R," terang Kusuma Negara.
Lebih lanjut Kusuma Negara mengungkapkan bahwa dalam proses pembangunan TPS3R Desa Ketewel menggunakan dana DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp 1 miliar lebih. "Nanti ada mesin pencacah sampah juga, dan berbagai perlengkapan lainnya," ungkapnya.
Ia menambahkan terdapat beberapa program yang akan diterapkan di TPS3R tersebut, namun hingga saat ini program masih dalam tahap perancangan. "Masih dalam tahap perancangan. Mungkin di awal tahun program sudah siap diterapkan," tambahnya.
TPS3R Desa Ketewel diharapkan akan mengurangi beban tempat penampungan sampah yang akhir-akhir ini mengalami overload (kelebihan kapasitas). "Saya dengar juga isu tentang penutupan TPA Suwung. Tapi khusus kalau di Desa Ketewel sampahnya selama ini dibawa ke TPS (Tempat Penampungan Sementara) Temesi, Gianyar," tuturnya.
Kusuma Negara menjelaskan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah berbasis sumber sementara hanya sampai di tingkat prajuru, dan belum menyentuh masyarakat sekitar. "Nanti sosialisasinya bertahap, kami masih berproses," katanya.
Produksi sampah harian di Desa Ketewel mencapai 36 meter kubik yang dihasilkan 11 banjar yakni Banjar Puseh, Banjar Tengah, Banjar Pamesan, Banjar Pasekan, Banjar Kacagan, Banjar Keden, Banjar Kucupin, Banjar Pabean, Banjar Gumicik, Banjar Manyar dan Banjar Kubur. Pengangkutan sampahnya sebanyak dua kali dalam seminggu menggunakan tiga unit armada truk.
Kusuma Negara berharap dengan adanya TPS3R Desa Ketewel tidak hanya memberikan dampak terhadap kelestarian lingkungan, namun juga memberikan dampak ekonomi dengan menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal sekitar.
"Yang paling penting adalah keberadaan TPS3R dapat memupuk kesadaran masyarakat untuk cinta terhadap lingkungan. Sesuai dengan konsep umat Hindu di Bali yaitu Tri Hita Karana, hubungan yang harmonis kepada Tuhan, sesama manusia dan lingkungan," tutupnya. *rma
1
Komentar