Sembuhkan Patah Tulang hingga Betulkan Posisi Bayi Sungsang
Banyak pasangan suami istri datang minta bantuan kepada I Gusti Made Siram agar bisa punya keturunan. Mereka biasanya dibantu dengan teknik pijat
I Gusti Made Siram, Penekun Usadha Bali dari desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan
TABANAN, NusaBali
Banyak penekun usadha Bali yang dikenal sidhi hingga turis asing yang belibur di Pulau Dewata pun minta jasanya untuk mengobati. Salah satunya, I Gusti Made Siram, 88, penekun usadha Bali asal Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan, yang kerap didatangi warga yang mengalami musibah seperti keseleo, patah tulang, tidak punya keturunan, hingga membetulkan posisi bayi sungsang dalam kandungan.
Bukan hanya krama Bali dari berbagai pelosok yang datang ke rumah I Gusti Made Siram di Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung untuk meminta jasanya. Warga dari luar Bali, bahkan wisatawan asing pun sering berobat ke rumah penekun usadha Bali berusia 80 tahun ini.
Keterampilan IGM Siram membantu warga yang kena musibah atau sakit diperoleh secara otodidak. Awalnya, sebelum banyak ada dokter ahli kandungan dan bidan, ayah 8 anak ini sering dimintai warga untuk membantu persalinan. “Ya, dulu sebelum ada dokter dan bidan, saya sering keliling kampung karena dimintai bantuan menolong ibu melahirkan. Setelah ada petugas medis, saya tak mau lagi menolong persalinan,” kenang IGM Siram saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Rabu (8/2).
IGM Siram menceritakan, selain membantu ibu melahirkan, dia juga dimintai mengurut warga yang kaki atau tangannya lih (keseleo). Seiring kian banyaknya warga datang minta bantuan pijat, IGM Siram yang cuma tamatan Sekolah Rakyat (SR) ini pun mulai rajin baca-baca buku tentang anatomi tulang. Sampai akhirnya dia bisa menyembuhkan penderita patah tulang.
“Selain mungkin paswecan (kehendak) Ida Sang Hyang Widhi, saya juga baca buku,” jelas IGM Siram, yang ketika Saat NusaBali bertamu ke rumahnya hari itu tengah membantu terapi wisatawan asing asal Arab Saudi, Ahmad, yang mengalami keseleo tulang ekor pantat.
Mereka yang datang berobat ke rumah IGM Siram bukan hanya dari seputaran kam-pungnya. Krama dari berbagai pelosok Bali yang menderita patah tulang, juga datang ke rumah IGM Siram. Setiap hari ada saja krama yang datang ke rumahnya untuk nunas tamba (obat), termasuk tamba urut, kelilikan (jerawat) di bibir kelopak mata, mata minus, dan penyakit kulit.
IGM Siram juga dikenal sidhi untuk membantu krama yang tidak punya keturunan. Dalam membantu pasutri yang tidak punya keturunan, IGM Siram menggunakan teknik pijat. Yang datang juga harus lengkap pasangan suami istri. “Saya cek dengan pemijatan untuk mengetahui benih rahim. Suami istri saya cek. Setelah dipijat, saya sarankan mereka nunas ica (memohon) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar dikaruniai keturunan,” papar suami dari almarhum Sang Ayu (Sayu) Ketut Numbreg ini.
Khusus pasutri yang tidak punya keturunan, biasanya dicek di dipan yang dilingkari korden di beranda rumahnya. Tak jarang pasutri yang nunas sentana (minta keturunan) kepada IGM Siram, keinginannya terkabulkan. Itu dibuktikan mereka yang pernah berobat ke rumahnya naur sesangi (bayar kaul) sesuai janjinya saat berobat.
“Yang berobat minta keturunan kebanyakan orang Tionghoa. Bahkan, pasangan suami istri Tionghoa yang tinggal di Jakarta membiayai saya pasang gigi. Mereka pernah saya bantu,” katanya sembari menunjukkan gigi palsunya.
IGM Siram juga sering didatangi ibu hamil yang mengetahui posisi bayinya sungsang (tidak normal) setelah melakukan USG (ultrasonografi). IGM Siram pun coba memeriksa posisi bayi dengan meraba kandungan. Jika ada dirasakan tidak normal, barulah posisinya dibenarkan.
Dalam membantu betulkan posisi bayi sungsang, selain berdasarkan pengalaman bantu persalinan, IGM Siram juga mohon petunjuk sungsungannya di Pura Luhur Tamba Waras, Pura Muncak Sari, Pura Tamblingan, dan Pura Besakih. “Saya tak berani ngawag-awag (sembarangan). Saya juga belajar dari buku,” tandas penekun usadha Bali yang juga sebagai pamangku di palinggih sungsungannya ini.
Sementara itu, wisatawan asal Arab Saudi, Ahmad, yang ditemui NusaBali sedang berobat di rumah IGM Siram, mengaku punya firasat bisa sembuh oleh teknik pengobatan penekun usadha Bali ini. Kebetulan, setahun lalu dia pernah datang ke rumah IGM Siram di desa Abiantuwung. Maka, saat peleserin ke Bali kali ini, Ahmad datang lagi ke rumah IGM Siram.
“Setahun lalu saya berobat ke sini (di rumah IGM Siram) karena tulang ekor saya keseleo sewaktu mengangkat paket di Arab Saudi. Diambil sekali, sudah sembuh. Tapi kini, kambuh lagi karena saya paksa kerja berat,” cerita Ahmad. Selain bermasalah pada tulang ekornya, Ahmad juga mengeluh susah jalan dengan kaki kanannya. Setelah dibetulkan oleh IGM Siram, kini Ahmad merasakan enteng dan sakitnya berkurang. * k21
TABANAN, NusaBali
Banyak penekun usadha Bali yang dikenal sidhi hingga turis asing yang belibur di Pulau Dewata pun minta jasanya untuk mengobati. Salah satunya, I Gusti Made Siram, 88, penekun usadha Bali asal Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan, yang kerap didatangi warga yang mengalami musibah seperti keseleo, patah tulang, tidak punya keturunan, hingga membetulkan posisi bayi sungsang dalam kandungan.
Bukan hanya krama Bali dari berbagai pelosok yang datang ke rumah I Gusti Made Siram di Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung untuk meminta jasanya. Warga dari luar Bali, bahkan wisatawan asing pun sering berobat ke rumah penekun usadha Bali berusia 80 tahun ini.
Keterampilan IGM Siram membantu warga yang kena musibah atau sakit diperoleh secara otodidak. Awalnya, sebelum banyak ada dokter ahli kandungan dan bidan, ayah 8 anak ini sering dimintai warga untuk membantu persalinan. “Ya, dulu sebelum ada dokter dan bidan, saya sering keliling kampung karena dimintai bantuan menolong ibu melahirkan. Setelah ada petugas medis, saya tak mau lagi menolong persalinan,” kenang IGM Siram saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Rabu (8/2).
IGM Siram menceritakan, selain membantu ibu melahirkan, dia juga dimintai mengurut warga yang kaki atau tangannya lih (keseleo). Seiring kian banyaknya warga datang minta bantuan pijat, IGM Siram yang cuma tamatan Sekolah Rakyat (SR) ini pun mulai rajin baca-baca buku tentang anatomi tulang. Sampai akhirnya dia bisa menyembuhkan penderita patah tulang.
“Selain mungkin paswecan (kehendak) Ida Sang Hyang Widhi, saya juga baca buku,” jelas IGM Siram, yang ketika Saat NusaBali bertamu ke rumahnya hari itu tengah membantu terapi wisatawan asing asal Arab Saudi, Ahmad, yang mengalami keseleo tulang ekor pantat.
Mereka yang datang berobat ke rumah IGM Siram bukan hanya dari seputaran kam-pungnya. Krama dari berbagai pelosok Bali yang menderita patah tulang, juga datang ke rumah IGM Siram. Setiap hari ada saja krama yang datang ke rumahnya untuk nunas tamba (obat), termasuk tamba urut, kelilikan (jerawat) di bibir kelopak mata, mata minus, dan penyakit kulit.
IGM Siram juga dikenal sidhi untuk membantu krama yang tidak punya keturunan. Dalam membantu pasutri yang tidak punya keturunan, IGM Siram menggunakan teknik pijat. Yang datang juga harus lengkap pasangan suami istri. “Saya cek dengan pemijatan untuk mengetahui benih rahim. Suami istri saya cek. Setelah dipijat, saya sarankan mereka nunas ica (memohon) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar dikaruniai keturunan,” papar suami dari almarhum Sang Ayu (Sayu) Ketut Numbreg ini.
Khusus pasutri yang tidak punya keturunan, biasanya dicek di dipan yang dilingkari korden di beranda rumahnya. Tak jarang pasutri yang nunas sentana (minta keturunan) kepada IGM Siram, keinginannya terkabulkan. Itu dibuktikan mereka yang pernah berobat ke rumahnya naur sesangi (bayar kaul) sesuai janjinya saat berobat.
“Yang berobat minta keturunan kebanyakan orang Tionghoa. Bahkan, pasangan suami istri Tionghoa yang tinggal di Jakarta membiayai saya pasang gigi. Mereka pernah saya bantu,” katanya sembari menunjukkan gigi palsunya.
IGM Siram juga sering didatangi ibu hamil yang mengetahui posisi bayinya sungsang (tidak normal) setelah melakukan USG (ultrasonografi). IGM Siram pun coba memeriksa posisi bayi dengan meraba kandungan. Jika ada dirasakan tidak normal, barulah posisinya dibenarkan.
Dalam membantu betulkan posisi bayi sungsang, selain berdasarkan pengalaman bantu persalinan, IGM Siram juga mohon petunjuk sungsungannya di Pura Luhur Tamba Waras, Pura Muncak Sari, Pura Tamblingan, dan Pura Besakih. “Saya tak berani ngawag-awag (sembarangan). Saya juga belajar dari buku,” tandas penekun usadha Bali yang juga sebagai pamangku di palinggih sungsungannya ini.
Sementara itu, wisatawan asal Arab Saudi, Ahmad, yang ditemui NusaBali sedang berobat di rumah IGM Siram, mengaku punya firasat bisa sembuh oleh teknik pengobatan penekun usadha Bali ini. Kebetulan, setahun lalu dia pernah datang ke rumah IGM Siram di desa Abiantuwung. Maka, saat peleserin ke Bali kali ini, Ahmad datang lagi ke rumah IGM Siram.
“Setahun lalu saya berobat ke sini (di rumah IGM Siram) karena tulang ekor saya keseleo sewaktu mengangkat paket di Arab Saudi. Diambil sekali, sudah sembuh. Tapi kini, kambuh lagi karena saya paksa kerja berat,” cerita Ahmad. Selain bermasalah pada tulang ekornya, Ahmad juga mengeluh susah jalan dengan kaki kanannya. Setelah dibetulkan oleh IGM Siram, kini Ahmad merasakan enteng dan sakitnya berkurang. * k21
1
Komentar