6 Desa di Nusa Penida Diterjang Banjir Bandang
Sejumlah Bangunan Hancur, Jalan Putus, Mobil Hanyut
Desa di pesisir Nusa Penida yang diterjang banjir meliputi Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, Desa Batununggul, Desa Kutampi Kaler.
SEMARAPURA, NusaBali
Banjir bandang terjang 6 desa di kawasan pesisir Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Senin (13/12) dinihari. Selain menenggelamkan pemukiman penduduk, terjangan banjir bandang juga mengakibatkan sejumlah bangunan hancur, beberapa kendaraan tersapu, dan memutus akses jalan. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta pun langsung mengeluarkan status transisi tanggap darurat, untuk segera melakukan langkah penanganan dampak bencana.
Informasi di lapangan, sebelum banjir bandang menerjang, kawasan perbukitan Nusa Penida diguyur hujan lebat sejak Minggu (12/12) malam. Beberapa jam kemudian, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, tiba-tiba terjadi banjir kirimin dari perbukitan Nusa Penida. Banjir bandang menerjang pemukiman penduduk di wilayah pesisir. Banjir disertai kiriman material lumpur, batu, dan potongan kayu.
Ada 6 desa di kawasan pesisir Nusa Penida yang terdampak banjir bandang, masing-masing Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, Desa Batununggul, dan Desa Kutampi Kaler. Dari 6 desa tersebut, kerusakan terparah terjadi di Desa Suana, tepatnya kawasan Banjar Karangsari. Ketinggian air yang menerjang kawasan ini mencapai 1,5 meter atau setinggi leher orang dewasa.
Banjir di pagi buta ini kontan membuat panik warga Banjar Karangsari, Desa Suana. Mereka pilih lari menyelamatkan diri dengan mengungsi ke areal Pura Goa Giri Putri di Desa Suana.
Bukan hanya itu. Saat hendak berusaha lari menyelamatkan diri, seorang warga Banjar Karangsari, I Wayan Berata, 55, nyaris tenggelam akibat terjebak banjir di rumahnya. "Air sudah mencapai seleher, saya pun pasrah karena terjebak di dalam rumah. Saya tidak bisa ke mana-mana, karena menderita sakit pinggang. Beruntung, anak saya cepat datang menolong," kenang Wayan Berata saat ditemui NusaBali di Desa Suana, Senin siang.
Sementara, Perbekel Suana, Putu Rai Sudarta, menjelaskan banjir bandang tiba-tiba menerjang dari arah perbukitan. Warga sama sekali tidak menyangka terjadi bencana seperti ini, karena sebelumnya memang sering hujan deras, tapi tidak sampai ada air datang dalam sekala besar dari arah perbukitan.
"Ini merupakan banjir terbesar yang saya ketahui. Sekitar 25 tahun silam, memang pernah terjadi banjir besar di sini, namun tidak separah kali ini," ujar Perbekel Rai Sudarta.
Menurut Kata Sudarta, banjir bandang kali ini juga menyebabkan kerusakan material yang cukup parah. Tercatat ada 1 unit mobil pick up hanyut dan ditemukan nyangkut di kolong jembatan. Selain itu, 7 unit sepeda motor juga hanyut terbawa arus, satu di antaranya masih hilang. "Enam (6) unit sepeda motor hanyut berhasil ditemukan di pesisir pantai, sementara satu lagi belum ditemukan, mungkin hanyut ke tengah laut," papar Rai Sudarta.
Rai Sudarta menyebutkan, 9 unit warung di sepanjang alur sungai (Tukad Mati) kawasan Desa Suana juga hancur tersapu banjir. Bahkan, 2 unit warung di ataranya lenyap tersapu banjir. Selain itu, bencana banjir juga merobohkan 6 tembok panyengker milik warga dan merobohkan tembok penyengker SDN 4 Suana. "Kita belum bisa menentukan total kerugian material akibat bencana banjir ini," keluh Rai Sudarta.
Versi Rai Sudarta, saat banjir menerjang dinihari kemarin, 30 kepala keluarga (KK) warga Banjar Karangsari berusaha mengungsi ke dataran tinggi. Sebagian besar dari mereka berbondong-bondong mengungsi ke areal Pura Goa Giri Putri.
Banjir yang menerjang Desa Suana baru bersangsur surut, Senin dinihari pukul 04.00 Wita. Warga yang mengungsi pun sudah kembali ke rumahnya masing-masing, Senin pagi. "Syukurnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini. Namun, material lumpur masih meluber ke badan jalan dan masuk ke rumah-rumah warga," terang Rai Sudarta.
Kerusakan parah akibat banjir bandang di Nusa Penida juga juga menejrang kawasan Pantai Crystal Bay, Banjar Penida, Desa Sakti. Pantauan NusaBali, sejumlah bangunan warung di pesisir Pantai Crystal Bay tampak hancur diterjang banjir. Padahal, para pemilik warung sebetulnya baru mulai jualan setelah tutup selama hampir 2 tahun akibat pandemi Covid-19.
"Dari 18 warung yang ada di Pantai Crystal Bay, hanya 3 warung saja yang masih utuh. Sisanya 15 warung lagi sudah rusak diterjang banjir," ujar seorang pedagang setempat, Sang Ayu Putu Ari Lestari.
Di samping itu, sumber Mata Air Penida yang dikelola PDAM Klungkung juga hancur, sehingga pelayanan kepada 9.000 Sambungan Rumah (SR) di Kecamatan Nusa Penida macet.
Sementara, banjir bandang yang menerjang Desa Ped menyebabkan beberapa ruas jalan jebol dan jalan mengelupas. Beberapa bangunan di kawasan ini juga rusak. Bahkan, di beberapa titik masih terjadi luapan lumpur dan banjir. Begitu pula desa lainnya yang terdampak juga mengalami kerusakan serupa.
"Semua desa di kawasan pesisir terdampak banjir, yakni Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, dan Desa Kutampi Kaler. Untuk detail kerusakan, belum bisa kita pastikan," ujar Camat Nusa Penida, I Komang Widiasa Putra.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kemarin terjun meninjau lokasi yang terdampak banjir bandang di Nusa Penida. Bupati Suwirta terjun bersama Kapolres Klungkung AKBP I Made Dhanuardana, Dandim 1610/Klungkung Letkol Inf Suhendar Suryaningrat, jajaran Pimpinan OPD Pemkab Klungkung, dan Tim BPBD Klungkung,
Titik pertama yang ditinjau Bupati Suwirta adalah wilayah Banjar Karangsari, Desa Suana. Dari situ, Bupati Suwirta lanjut menuju arah barat ke Desa Ped hingga Pantai Crystal Bay di Desa Sakti.
Bupati Suwirta kemarin langsung mengerahkan alat berat dan sejumlah kendaraan truk yang dikirim dari Klungkung daratan, untuk mengevakuasi material banjir. Tim BPBD Klungkung juga melakukan pembersihan material lumpur di beberapa ruas jalan.
Bupati Suwirta mengatakan, bencana banjir bandang di Nusa Penida ini menjadi perhatian serius. Ke depan, akan dilakukan normalisasi sungai yang ada. "Yang saya kawatirkan kalau hujan lagi, situasi sungai masih tersumbat, banjir akan terjadi lagi. Ini sebagai peringatan bagi kita semua. Kelestarian alam, pendahulu kita dulu sudah membuat terassering, mari kita jaga. Mari jaga alam kita," ajak Bupati Suwirta
Bupati Suwirta pun meminta masyarakat agar tetap waspada, begitu pula pemerintah daerah diminta waspada dalam situasi ini. "Pembangunan di Nusa Penida sangat menggeliat, populasi masyaratnya juga yang banyak pulang. Ini harus menjadi perhatian serius kita," tandas Bupati asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini,
Mengenai masalah kerusakan jaringan PDAM di Nusa Penida, Bupati Suwirta menginstruksikan kepada Dirut PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa untuk segera melakukan perbaikan. Namun, sembari menunggu proses perbaikan selesai, upati meminta PDAM untuk mensuplai kebutuhan air bagi warga menggunakan mobil tangki.
Usai meninjau lokasi bencana kemarin siang, Bupati Suwirta langsung menggelar rapat di Wantilan Pura Kahyangan Jagat Penida, Banjar Penida, Desa Sakti, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Klungkung. Dalam rapat tersebut, Bupati Suwirta menetapkan kejadian di Nusa Penida ini sebagai transisi tanggap darurat. Dengan demikian, penanganan jangka pendek seperti membuka akses jalan yang tergenang lumpur dan penanganan yang bersifat urgen, bisa dilakukan. *wan
Informasi di lapangan, sebelum banjir bandang menerjang, kawasan perbukitan Nusa Penida diguyur hujan lebat sejak Minggu (12/12) malam. Beberapa jam kemudian, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, tiba-tiba terjadi banjir kirimin dari perbukitan Nusa Penida. Banjir bandang menerjang pemukiman penduduk di wilayah pesisir. Banjir disertai kiriman material lumpur, batu, dan potongan kayu.
Ada 6 desa di kawasan pesisir Nusa Penida yang terdampak banjir bandang, masing-masing Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, Desa Batununggul, dan Desa Kutampi Kaler. Dari 6 desa tersebut, kerusakan terparah terjadi di Desa Suana, tepatnya kawasan Banjar Karangsari. Ketinggian air yang menerjang kawasan ini mencapai 1,5 meter atau setinggi leher orang dewasa.
Banjir di pagi buta ini kontan membuat panik warga Banjar Karangsari, Desa Suana. Mereka pilih lari menyelamatkan diri dengan mengungsi ke areal Pura Goa Giri Putri di Desa Suana.
Bukan hanya itu. Saat hendak berusaha lari menyelamatkan diri, seorang warga Banjar Karangsari, I Wayan Berata, 55, nyaris tenggelam akibat terjebak banjir di rumahnya. "Air sudah mencapai seleher, saya pun pasrah karena terjebak di dalam rumah. Saya tidak bisa ke mana-mana, karena menderita sakit pinggang. Beruntung, anak saya cepat datang menolong," kenang Wayan Berata saat ditemui NusaBali di Desa Suana, Senin siang.
Sementara, Perbekel Suana, Putu Rai Sudarta, menjelaskan banjir bandang tiba-tiba menerjang dari arah perbukitan. Warga sama sekali tidak menyangka terjadi bencana seperti ini, karena sebelumnya memang sering hujan deras, tapi tidak sampai ada air datang dalam sekala besar dari arah perbukitan.
"Ini merupakan banjir terbesar yang saya ketahui. Sekitar 25 tahun silam, memang pernah terjadi banjir besar di sini, namun tidak separah kali ini," ujar Perbekel Rai Sudarta.
Menurut Kata Sudarta, banjir bandang kali ini juga menyebabkan kerusakan material yang cukup parah. Tercatat ada 1 unit mobil pick up hanyut dan ditemukan nyangkut di kolong jembatan. Selain itu, 7 unit sepeda motor juga hanyut terbawa arus, satu di antaranya masih hilang. "Enam (6) unit sepeda motor hanyut berhasil ditemukan di pesisir pantai, sementara satu lagi belum ditemukan, mungkin hanyut ke tengah laut," papar Rai Sudarta.
Rai Sudarta menyebutkan, 9 unit warung di sepanjang alur sungai (Tukad Mati) kawasan Desa Suana juga hancur tersapu banjir. Bahkan, 2 unit warung di ataranya lenyap tersapu banjir. Selain itu, bencana banjir juga merobohkan 6 tembok panyengker milik warga dan merobohkan tembok penyengker SDN 4 Suana. "Kita belum bisa menentukan total kerugian material akibat bencana banjir ini," keluh Rai Sudarta.
Versi Rai Sudarta, saat banjir menerjang dinihari kemarin, 30 kepala keluarga (KK) warga Banjar Karangsari berusaha mengungsi ke dataran tinggi. Sebagian besar dari mereka berbondong-bondong mengungsi ke areal Pura Goa Giri Putri.
Banjir yang menerjang Desa Suana baru bersangsur surut, Senin dinihari pukul 04.00 Wita. Warga yang mengungsi pun sudah kembali ke rumahnya masing-masing, Senin pagi. "Syukurnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini. Namun, material lumpur masih meluber ke badan jalan dan masuk ke rumah-rumah warga," terang Rai Sudarta.
Kerusakan parah akibat banjir bandang di Nusa Penida juga juga menejrang kawasan Pantai Crystal Bay, Banjar Penida, Desa Sakti. Pantauan NusaBali, sejumlah bangunan warung di pesisir Pantai Crystal Bay tampak hancur diterjang banjir. Padahal, para pemilik warung sebetulnya baru mulai jualan setelah tutup selama hampir 2 tahun akibat pandemi Covid-19.
"Dari 18 warung yang ada di Pantai Crystal Bay, hanya 3 warung saja yang masih utuh. Sisanya 15 warung lagi sudah rusak diterjang banjir," ujar seorang pedagang setempat, Sang Ayu Putu Ari Lestari.
Di samping itu, sumber Mata Air Penida yang dikelola PDAM Klungkung juga hancur, sehingga pelayanan kepada 9.000 Sambungan Rumah (SR) di Kecamatan Nusa Penida macet.
Sementara, banjir bandang yang menerjang Desa Ped menyebabkan beberapa ruas jalan jebol dan jalan mengelupas. Beberapa bangunan di kawasan ini juga rusak. Bahkan, di beberapa titik masih terjadi luapan lumpur dan banjir. Begitu pula desa lainnya yang terdampak juga mengalami kerusakan serupa.
"Semua desa di kawasan pesisir terdampak banjir, yakni Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, dan Desa Kutampi Kaler. Untuk detail kerusakan, belum bisa kita pastikan," ujar Camat Nusa Penida, I Komang Widiasa Putra.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kemarin terjun meninjau lokasi yang terdampak banjir bandang di Nusa Penida. Bupati Suwirta terjun bersama Kapolres Klungkung AKBP I Made Dhanuardana, Dandim 1610/Klungkung Letkol Inf Suhendar Suryaningrat, jajaran Pimpinan OPD Pemkab Klungkung, dan Tim BPBD Klungkung,
Titik pertama yang ditinjau Bupati Suwirta adalah wilayah Banjar Karangsari, Desa Suana. Dari situ, Bupati Suwirta lanjut menuju arah barat ke Desa Ped hingga Pantai Crystal Bay di Desa Sakti.
Bupati Suwirta kemarin langsung mengerahkan alat berat dan sejumlah kendaraan truk yang dikirim dari Klungkung daratan, untuk mengevakuasi material banjir. Tim BPBD Klungkung juga melakukan pembersihan material lumpur di beberapa ruas jalan.
Bupati Suwirta mengatakan, bencana banjir bandang di Nusa Penida ini menjadi perhatian serius. Ke depan, akan dilakukan normalisasi sungai yang ada. "Yang saya kawatirkan kalau hujan lagi, situasi sungai masih tersumbat, banjir akan terjadi lagi. Ini sebagai peringatan bagi kita semua. Kelestarian alam, pendahulu kita dulu sudah membuat terassering, mari kita jaga. Mari jaga alam kita," ajak Bupati Suwirta
Bupati Suwirta pun meminta masyarakat agar tetap waspada, begitu pula pemerintah daerah diminta waspada dalam situasi ini. "Pembangunan di Nusa Penida sangat menggeliat, populasi masyaratnya juga yang banyak pulang. Ini harus menjadi perhatian serius kita," tandas Bupati asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini,
Mengenai masalah kerusakan jaringan PDAM di Nusa Penida, Bupati Suwirta menginstruksikan kepada Dirut PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa untuk segera melakukan perbaikan. Namun, sembari menunggu proses perbaikan selesai, upati meminta PDAM untuk mensuplai kebutuhan air bagi warga menggunakan mobil tangki.
Usai meninjau lokasi bencana kemarin siang, Bupati Suwirta langsung menggelar rapat di Wantilan Pura Kahyangan Jagat Penida, Banjar Penida, Desa Sakti, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Klungkung. Dalam rapat tersebut, Bupati Suwirta menetapkan kejadian di Nusa Penida ini sebagai transisi tanggap darurat. Dengan demikian, penanganan jangka pendek seperti membuka akses jalan yang tergenang lumpur dan penanganan yang bersifat urgen, bisa dilakukan. *wan
1
Komentar