Pancasari Kembali Diterjang Banjir
Belum genap sepekan bencana banjir di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, terjangan air kembali terjadi pada Kamis (9/2) malam, pasca hujan deras.
SINGARAJA, NusaBali
Banjir yang berskala lebih besar di jalur utama Singaraja-Denpasar via Bedugul kembali menyisakan gumpalan lumpur dan material banjir lainnya, serta merendam rumah dan lahan perkebunan warga. Seperti pantauan Jumat (10/2) di lokasi, jalan raya Singaraja-Denpasar macet total. Seluruh jalan dilapisi dengan lumpur yang sangat tebal, sekitar 10 cm. Kondisi tersebut pun megakibatkan kemacetan yang cukup panjang hingga 5 kilometer dari dua arah yang berlawanan.
Seluruh warga yang terdampak pun mulai disibukkan kembali dengan aktivitasnya membersihkan lumpur. Sedangkan di jalur utama Singaraja-Denpasar, terlihat dua alat berat yang dikerahkan untuk mengatasi lumpur-lumpur tersebut.
Seorang warga setempat Ketut Redos bersaksi bahwa air kembali membesar sesaat wilayah tersebut diguyur hujan deras. Air besar dari daerah hulu yakni hutan perbatasan antara Buleleng dengan Tabanan, kembali menerjang semua yang dilaluinya. Sehingga puluhan rumah warga setempat tidak dapat dielakkan dari genangan banjir dan lumpur yang sangat tebal.
“Jika dibandingkan dengan sebelumnya, sementara ini yang terparah, air rata-rata sudah masuk ke dalam rumah warga, kemarin di jalan raya hingga selutut orang dewasa,” tuturnya.
Tidak hanya rumahnya yang menjadi korban namun nasib yang sama dialami hingga puluhan rumah di Banjar Dinas Peken dan Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Beruntung dari kejadian itu tidak ada rumah yang mengalami kerusakan. Selain itu harga sayur juga nampak akan naik lagi, karena lahan perkebunan warga sekitar yang sebagian besar berkebun sayur mayur, kembali diluluh lantakkan oleh banjir. Kerugian dan gagal panen juga akan terjadi.
Dari peristiwa itu tidak sedikit warga setempat mengeluh akan bencana yang terus datang belakangan ini. Seperti yang disampaikan Nyoman Madriani. Ia mengaku akibat kebanjiran tidak dapat melayani pasiennya yang selama ini datang untuk meminta obat ke klinik bidannya. “Kalau terus-terusan begini kami juga tidak tahan. Kami harap pemerintah segera memberikan solusi, agar bencana seperti ini tidak ada lagi,” kata dia.
Proses evakuasi pembersihan sisa banjir terus dilakukan oleh Balai Jalan dan Badan Pennaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Evakuasi tersebut juga dibantu oleh TNI dan personel Polres Buleleng yang langsung terjun ke TKP untuk membantu membersihkan lumpur. Sedangkan untuk pengendalian macet, Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Adi Sulistio Utomo sudah menambah personil untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan pendataan BPBD Buleleng, bencana longsor yang menghambat aktivitas warga dan menimbulkan kerugian materi diketahui terjadi di Desa Munduk, Desa Gobleg dan Kayuputih di Kecamatan Bajar Buleleng. Secara keseluruhan, lokasinya tersebar di 11 titik. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Sukasada, tepatnya di Desa Gitgit yang secara keseluruhan tersebar di 12 titik.
Kepala BPBD Buleleng, I Made Subur mengatakan pascalaporan diterima, pihaknya sudah langsung melakukan penanganan yang juga dibantu TNI, Polri dan warga. “Hujan deras kemarin mengakibatkan bencana yang komplek, ada tanah longsor, banjir, hingga jalan ambles,” tegasnya. Termasuk SDN 3 Munduk yang ada di Banjar Dinas Tamblingan, Desa Munduk juga terdampak. Seluruh ruangan dan sekolah teredam lumpur, sehingga ada sejumlah berkas sekolah yang rusak terendam banjir. Siswa pun untuk sementara waktu diliburkan hingga situasi benar-benar kondusif.
Sementara itu, Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan Denpasar bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng, Dinas PU Provinsi, pemerintah desa dan sejumlah warga langsung melaksanakan rapat di Aula Kantor Perbekel Pancasari, membahas upaya antisipasi banjir dalam jangka panjang.
Dalam pertemuan tersebut sempat disinggung soal perbaikan drainase. Namun hingga pertemuan itu berakhir, belum ada kepastian kapan dan langkah apa yang nanti akan dilakukan untuk penanganan banjir di Pancesari. Perbekel Pancasari, I Wayan Darsana, dalam kesempatan itu pun mengaharapkan, agar penanganan banjir di desanya dapat dilakukan dengan sinergisitas seluruh instansi terkait.
Ia juga menyinggung bahwa penanganan yang harus dilakukan pemerintah tidak hanya di hilir saja, tetapi juga di daerah hulu, yang merupakan asal mula air. Terutama untuk menambah sodetan air, agar yang mengalir dengan volume besar dapat tertampung dan tidak meluap ke jalan, rumah dan kebun warga. *k23
Seluruh warga yang terdampak pun mulai disibukkan kembali dengan aktivitasnya membersihkan lumpur. Sedangkan di jalur utama Singaraja-Denpasar, terlihat dua alat berat yang dikerahkan untuk mengatasi lumpur-lumpur tersebut.
Seorang warga setempat Ketut Redos bersaksi bahwa air kembali membesar sesaat wilayah tersebut diguyur hujan deras. Air besar dari daerah hulu yakni hutan perbatasan antara Buleleng dengan Tabanan, kembali menerjang semua yang dilaluinya. Sehingga puluhan rumah warga setempat tidak dapat dielakkan dari genangan banjir dan lumpur yang sangat tebal.
“Jika dibandingkan dengan sebelumnya, sementara ini yang terparah, air rata-rata sudah masuk ke dalam rumah warga, kemarin di jalan raya hingga selutut orang dewasa,” tuturnya.
Tidak hanya rumahnya yang menjadi korban namun nasib yang sama dialami hingga puluhan rumah di Banjar Dinas Peken dan Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Beruntung dari kejadian itu tidak ada rumah yang mengalami kerusakan. Selain itu harga sayur juga nampak akan naik lagi, karena lahan perkebunan warga sekitar yang sebagian besar berkebun sayur mayur, kembali diluluh lantakkan oleh banjir. Kerugian dan gagal panen juga akan terjadi.
Dari peristiwa itu tidak sedikit warga setempat mengeluh akan bencana yang terus datang belakangan ini. Seperti yang disampaikan Nyoman Madriani. Ia mengaku akibat kebanjiran tidak dapat melayani pasiennya yang selama ini datang untuk meminta obat ke klinik bidannya. “Kalau terus-terusan begini kami juga tidak tahan. Kami harap pemerintah segera memberikan solusi, agar bencana seperti ini tidak ada lagi,” kata dia.
Proses evakuasi pembersihan sisa banjir terus dilakukan oleh Balai Jalan dan Badan Pennaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Evakuasi tersebut juga dibantu oleh TNI dan personel Polres Buleleng yang langsung terjun ke TKP untuk membantu membersihkan lumpur. Sedangkan untuk pengendalian macet, Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Adi Sulistio Utomo sudah menambah personil untuk mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan pendataan BPBD Buleleng, bencana longsor yang menghambat aktivitas warga dan menimbulkan kerugian materi diketahui terjadi di Desa Munduk, Desa Gobleg dan Kayuputih di Kecamatan Bajar Buleleng. Secara keseluruhan, lokasinya tersebar di 11 titik. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Sukasada, tepatnya di Desa Gitgit yang secara keseluruhan tersebar di 12 titik.
Kepala BPBD Buleleng, I Made Subur mengatakan pascalaporan diterima, pihaknya sudah langsung melakukan penanganan yang juga dibantu TNI, Polri dan warga. “Hujan deras kemarin mengakibatkan bencana yang komplek, ada tanah longsor, banjir, hingga jalan ambles,” tegasnya. Termasuk SDN 3 Munduk yang ada di Banjar Dinas Tamblingan, Desa Munduk juga terdampak. Seluruh ruangan dan sekolah teredam lumpur, sehingga ada sejumlah berkas sekolah yang rusak terendam banjir. Siswa pun untuk sementara waktu diliburkan hingga situasi benar-benar kondusif.
Sementara itu, Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan Denpasar bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Buleleng, Dinas PU Provinsi, pemerintah desa dan sejumlah warga langsung melaksanakan rapat di Aula Kantor Perbekel Pancasari, membahas upaya antisipasi banjir dalam jangka panjang.
Dalam pertemuan tersebut sempat disinggung soal perbaikan drainase. Namun hingga pertemuan itu berakhir, belum ada kepastian kapan dan langkah apa yang nanti akan dilakukan untuk penanganan banjir di Pancesari. Perbekel Pancasari, I Wayan Darsana, dalam kesempatan itu pun mengaharapkan, agar penanganan banjir di desanya dapat dilakukan dengan sinergisitas seluruh instansi terkait.
Ia juga menyinggung bahwa penanganan yang harus dilakukan pemerintah tidak hanya di hilir saja, tetapi juga di daerah hulu, yang merupakan asal mula air. Terutama untuk menambah sodetan air, agar yang mengalir dengan volume besar dapat tertampung dan tidak meluap ke jalan, rumah dan kebun warga. *k23
1
Komentar