Istri, Anak hingga Mantan Dewan Dilantik Jadi Perbekel
Hasil Pilkel Serentak 40 Desa di Kabupaten Buleleng
Dari 40 Pilkel serentak ini, 17 perbekel incumbent kembali memenangkan tarung Pilkel dan 23 perbekel lainnya merupakan new comer (pendatang baru).
SINGARAJA, NusaBali
Ada yang menarik dari acara pelantikan 41 orang perbekel (kepala desa) se Buleleng di Lobby Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, Rabu (15/12), yakni munculnya istri, anak hingga mantan anggota dewan sebagai pendatang baru (New Comer) yang sukses memenangkan tarung Pilkel.
Hal ini terungkap saat Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana melantik 40 perbekel anyar hasil Pilkel Serentak 31 Oktober 2021 dan 1 Perbekel Pergantian Antar Waktu (PAW) Desa/Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Rabu kemarin. Dari 40 desa yang melaksanakan Pilkel serentak tahun ini 17 perbekel incumbent (petahana) kembali memenangkan tarung Pilkel dan 23 perbekel lainnya merupakan new comer (pendatang baru).
Dari perbekel pendatang baru yang terpilih didominasi oleh wajah-wajah muda. Bahkan yang mengejutkan beberapa di antaranya adalah kerabat dekat Anggota DPRD Buleleng. Seperti Kadek Dina Nurani perbekel terpilih Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng. Selain sebagai salah satu dari dua Srikandi yang terpilih sebagai perbekel, Dina Nurani adalah istri dari Kadek Widana, anggota Fraksi Gerindra DPRD Buleleng. Perbekel anyar lainnya yang memiliki hubungan kekerabatan dengan anggota dewan, yakni Komang Gangga Prebawa, Perbekel Penuktukan (Kecamatan Tejakula).
Perbekel berusia 31 tahun ini adalah anak ketiga dari anggota DPRD Buleleng Ketut Wirsana dari Fraksi Hanura. Wajah perbekel anyar yang juga tak asing bagi masyarakat umum adalah Putu Mardika. Mantan anggota dewan periode 2009-2014 ini terpilih menjadi Perbekel Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Usai pelantikan, Perbekel Penuktukan, Gangga Prebawa mengatakan motivasinya menjadi perbekel di desa kelahirannya tak lain hanya ingin memberikan pelayanan terbaik. Menurutnya selama ini Desa Penuktukan yang ada di wilayah Kecamatan Tejakula, masih sangat minim sarana prasana pendukung kesehatan. Terlebih saat pandemi mewabah yang kini hampir dua tahun, membuat sejumlah program di desa tidak jalan.
“Saya sebenarnya sudah menyiapkan diri sebagai calon perbekel sejak 2018 lalu. Saya sebelumnya memang bekerja di Poli Fisioterapi RSUD Buleleng. Tetapi tiga tahun lalu saya mengundurkan diri untuk menyiapkan diri sebagai Perbekel,” ucap pria 31 tahun ini.
Dalam kepemimpinannya lima tahun ke depan, Gangga Prebawa menyebut hanya mewujudkan Desa Penuktukan menjadi desa yang sehat dan sejahtera. Anak ketiga dari empat bersaudara buah cinta Ketut Wirsana dan Made Sudarmi ini mengaku lama mempersiapkan diri, karena selama ini dia lebih sering tinggal di luar desa. Sehingga perlu sosialisasi dan perkenalan diri pada warga desa.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan hal terpenting yang harus diperhatikan perbekel anyar ini adalah memetakan potensi desanya. Pemetaan yang dilakukan agar sesuai dengan karakteristik desa, baik dari segi pertanian, sosial dan budaya.
“Kadang dalam proses membangun desa teman-teman (perbekel) sering lupa melakukan pemetaan berdasarkan karakteristik desanya. Misalnya bidang pertanian, tanaman apa yang cocok ditanam, itu didiskusikan dan dimintakan bibit ke dinas pertanian. Begitu juga di bidang lain, sehingga ada solusi dan sinkronisasi dengan program pemerintah kabupaten,” tegas bupati dua periode ini. *k23
Hal ini terungkap saat Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana melantik 40 perbekel anyar hasil Pilkel Serentak 31 Oktober 2021 dan 1 Perbekel Pergantian Antar Waktu (PAW) Desa/Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Rabu kemarin. Dari 40 desa yang melaksanakan Pilkel serentak tahun ini 17 perbekel incumbent (petahana) kembali memenangkan tarung Pilkel dan 23 perbekel lainnya merupakan new comer (pendatang baru).
Dari perbekel pendatang baru yang terpilih didominasi oleh wajah-wajah muda. Bahkan yang mengejutkan beberapa di antaranya adalah kerabat dekat Anggota DPRD Buleleng. Seperti Kadek Dina Nurani perbekel terpilih Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng. Selain sebagai salah satu dari dua Srikandi yang terpilih sebagai perbekel, Dina Nurani adalah istri dari Kadek Widana, anggota Fraksi Gerindra DPRD Buleleng. Perbekel anyar lainnya yang memiliki hubungan kekerabatan dengan anggota dewan, yakni Komang Gangga Prebawa, Perbekel Penuktukan (Kecamatan Tejakula).
Perbekel berusia 31 tahun ini adalah anak ketiga dari anggota DPRD Buleleng Ketut Wirsana dari Fraksi Hanura. Wajah perbekel anyar yang juga tak asing bagi masyarakat umum adalah Putu Mardika. Mantan anggota dewan periode 2009-2014 ini terpilih menjadi Perbekel Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Usai pelantikan, Perbekel Penuktukan, Gangga Prebawa mengatakan motivasinya menjadi perbekel di desa kelahirannya tak lain hanya ingin memberikan pelayanan terbaik. Menurutnya selama ini Desa Penuktukan yang ada di wilayah Kecamatan Tejakula, masih sangat minim sarana prasana pendukung kesehatan. Terlebih saat pandemi mewabah yang kini hampir dua tahun, membuat sejumlah program di desa tidak jalan.
“Saya sebenarnya sudah menyiapkan diri sebagai calon perbekel sejak 2018 lalu. Saya sebelumnya memang bekerja di Poli Fisioterapi RSUD Buleleng. Tetapi tiga tahun lalu saya mengundurkan diri untuk menyiapkan diri sebagai Perbekel,” ucap pria 31 tahun ini.
Dalam kepemimpinannya lima tahun ke depan, Gangga Prebawa menyebut hanya mewujudkan Desa Penuktukan menjadi desa yang sehat dan sejahtera. Anak ketiga dari empat bersaudara buah cinta Ketut Wirsana dan Made Sudarmi ini mengaku lama mempersiapkan diri, karena selama ini dia lebih sering tinggal di luar desa. Sehingga perlu sosialisasi dan perkenalan diri pada warga desa.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan hal terpenting yang harus diperhatikan perbekel anyar ini adalah memetakan potensi desanya. Pemetaan yang dilakukan agar sesuai dengan karakteristik desa, baik dari segi pertanian, sosial dan budaya.
“Kadang dalam proses membangun desa teman-teman (perbekel) sering lupa melakukan pemetaan berdasarkan karakteristik desanya. Misalnya bidang pertanian, tanaman apa yang cocok ditanam, itu didiskusikan dan dimintakan bibit ke dinas pertanian. Begitu juga di bidang lain, sehingga ada solusi dan sinkronisasi dengan program pemerintah kabupaten,” tegas bupati dua periode ini. *k23
Komentar