Bali Siaga Antisipasi Varian Omicron
Selain Gencarkan Testing, Dinas Kesehatan Juga Siagakan Faskes
Komisi IX DPR RI ingatkan citra Bali jadi taruhan di mata internasional, sehingga semua elemen harus dukung upaya pemerintah
DENPASAR, NusaBali
Dinas Kesehatan Provinsi Bali tingkatkan kewaspadaan dengan kesiagaan penuh, untuk mengantisipasi virus Covid-19 varian Omicron yang sudah masuk ke Indonesia. Selain awasi ketat pintu masuk Bali bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga gencarkan testing dan siagakan fasilitas kesehatan (Faskes).
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan terdeteksinya varian Omicron di beberapa negara yang diumumkan WHO (organisasi kesehatan sedunia) belum lama ini, sebenarnya sudah menjadi antisipasi pemerintah di Indonesia. Antisipasi juga dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Belakangan, varian Omicron malah sudah masuk ke Indonesia, sebagaimana diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12).
Menurut Suarjaya, dengan terdeteksinya kasus varian Omicron di Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun lebih menggencarkan testing dan tracing di kabupaten/kota se-Bali. "Selama ini, testing dan tracing di Bali kan sudah cukup tinggi, bisa mencapai 5.000 sampai 7.000 per hari. Tapi, menyusul terdeteksinya varian Omicron di Jakarta, kita tingkatkan lagi testing dan tracing di Bali untuk deteksi dini penyebaran Covid-19," ujar Suarjaya saat dihubungi NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Kemudian, karena varian Omicron sudah terdeteksi di Jakarta, yang paling penting menurut Suarjaya adalah melakukan screening dan pengawasan terhadap PPDN di pintu-pintu masuk Bali. "Kita koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali dan stakeholder terkait untuk melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk. Pengetatan protokol kesehatan itu yang paling penting," tandas Suarjaya.
Suarjaya menyebutkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menyiapkan kesiapsiagaan tinggi untuk antisipasi merebaknya varian Omicron. Faskes yang ada pun disiagakan. Semua rumah sakit di kabupaten/kota se-Bali diinstruksikan untuk siapkan kesiagaan terkait dengan layanan kamar dan Oksigen.
"Ketersediaan kamar, kesiapan fasilitas, obat, Oksigen, sampai sumber daya manusia (SDM) kita siaga penuh. Itu sudah Protap. Kesiapan sebetulnya sudah kita tingkatkan sejak WHO umumkan kemunculan virus Covid-19 varian Omicron, beberapa waktu lalu," jelas mantan Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Menurut Suarjaya, varian Omicron yang disebut-sebut cepat menular, namun menunjukkan gejala ringan bagi yang terinfeksi. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus tinggi. "Intinya, pencegahan itu adalah dengan displin Prokes dan sudah vaksinasi. Kalau sudah divaksin, yang tertular tidak akan sampai mengalami gejala berat," papar birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI (yang membidangi masalah kesehatan), I Ketut Kariyasa Adnyana, mengingatkan jurus memperketat screening di pintu-pintu masuk Bali tidak bisa ditawar lagi, antisipasi merebaknya varian Omicron di Pulau Dewata. Pintu masuk Bali yang mesti dijaga ketat, kata Kariyasa, tgerutama sekali adalah Pelabuhan Gilimanuk (di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana) dan Bandara Internasional Ngurah Rai (di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung).
Kariaya mengingatkan jangan remehkan varian Omicron ini. Walaupun pasien terinfeksi varian Omicron yang dirawat di Wisma Atlet Jakarta sudah dinyatakan tidak bergejala berat, tetap harus waspada, terutama di Bali. “Saya yakin pemerintah daerah sudah sangat ketat selama ini, maksimal mengantisipasi setiap perkembangan Covid-19," jelas anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali ini saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.
Kariyasa mengatakan citra Bali akan dipertaruhkan di dunia internasional. Maka, kerja keras pemerintah daerah yang begitu kencang harus didukung elemen masyarakat dan stakeholder. Termasuk, elemen masyarakat pariwisata yang selama ini gencar meminta kelonggaran mekanisme masuknya wisatawan ke Bali.
"Pokoknya, ikuti dulu anjuran pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Apalagi, di Bali akan banyak event internasional tahun 2022 nanti. Dukung pemerintah daerah dulu dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, " tegas Kariyasa.
Kariyasa mengingatkan, kalau varian Omicron sampai muncul di Bali, itu bisa merusak citra Bali di mata internasional. Padahal, Indonesia akan menjadi presidensi event KTT G-20 yang akan dilaksanakan di Bali, Oktober 2022 mendatang. Kalau kasus Covid-19 sampai meledak, imbasnya pasti kalangan pariwisata juga.
“Sabar sedikit untuk kepentingan yang lebih besar ke depan. Kalau kasus sampai melonjak, sulit dipulihkan. Makanya, saya mendukung penuh pelaksanaan pengawasan ketat, termasuk karantina bagi pelaku perjalanan internasional ke Bali," tandas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Menurut Kariyasa, Bali selama ini sangat diperhatikan oleh pemerintah pusat. Sebab, pesaing Bali dalam pelaksanaan kegiatan international sangat banyak. Untuk pelaksanaan KTT G-20, misalnya, Bali dapat saingan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). KTT G-20 sempat mau diadakan di Labuan Bajo, NTT. Sementara tempat alternatif lainnya, kata Kariyasa, adalah DKI Jakarta.
“Artinya, kita di Bali harus mengapresiasi Presiden Jokowi yang memberi perhatian kepada kita, selain karena Bali sudah pengalaman menjadi tempat kegiatan internasional," beber Kariyasa yang sempat tiga kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Buleleng, termasuk jadi Ketua Komisi IV DPRD Bali 2009-2014.
Kasus pertama varian Omicron di Indonesia sebelumnya diumumkan langsung Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis kemarin. Pasien yang terdeteksi terpapar Omicron tersebut saat ini mereka dikarantina di RS Wisma Atlet Jakarta. Pasien tersebut tanpa gejala dan sudah di-PCR kedua, dengan hasil negatif.
Menurut Menkes Budi Gunadi, pasien Omicron tersebut merupakan pekerja pembersih di RS Wisma Atlet. Disebutkan, ada 3 orang yang yang diketahui positif Corona, di mana salah satunya terpapar varian Omicron.
“Tanggal 8 Desember 2021, sampelnya diambil secara rutin dari tim Wisma Atlet," ujar Budi Gunadi dilansir detikcom kemarin. Berselang dua hari kemduian, sampel pasien itu dikirim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diperiksa lebih lanjut. Badan Litbangkes Kemenkes melakukan genome sequencing terhadap sampel N.
"Jadi, ada tiga pekerja pembersih di Wisma Atlet yang terkonfirmasi positif PCR-nya. Tiga data tersebut dikirim ke Balitbangkes untuk kita lakukan uji genome sequencing. Satu (1) dari 3 orang itu positif Omicron, sementara yang 2 lagi tidak," katanya.
Lima hari kemudian, kata Budi Gunadi, pasien N dipastikan terjangkit varian Omicron, berdasarkan dua kali pengecekan. "Tanggal 15 (desember) keluar hasilnya dari 3 orang ini, 1 adalah Omicron. Yang dua bukan Omicron,” terang Budi Gunadi. *nat
Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan terdeteksinya varian Omicron di beberapa negara yang diumumkan WHO (organisasi kesehatan sedunia) belum lama ini, sebenarnya sudah menjadi antisipasi pemerintah di Indonesia. Antisipasi juga dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Belakangan, varian Omicron malah sudah masuk ke Indonesia, sebagaimana diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12).
Menurut Suarjaya, dengan terdeteksinya kasus varian Omicron di Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun lebih menggencarkan testing dan tracing di kabupaten/kota se-Bali. "Selama ini, testing dan tracing di Bali kan sudah cukup tinggi, bisa mencapai 5.000 sampai 7.000 per hari. Tapi, menyusul terdeteksinya varian Omicron di Jakarta, kita tingkatkan lagi testing dan tracing di Bali untuk deteksi dini penyebaran Covid-19," ujar Suarjaya saat dihubungi NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Kemudian, karena varian Omicron sudah terdeteksi di Jakarta, yang paling penting menurut Suarjaya adalah melakukan screening dan pengawasan terhadap PPDN di pintu-pintu masuk Bali. "Kita koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali dan stakeholder terkait untuk melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk. Pengetatan protokol kesehatan itu yang paling penting," tandas Suarjaya.
Suarjaya menyebutkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga menyiapkan kesiapsiagaan tinggi untuk antisipasi merebaknya varian Omicron. Faskes yang ada pun disiagakan. Semua rumah sakit di kabupaten/kota se-Bali diinstruksikan untuk siapkan kesiagaan terkait dengan layanan kamar dan Oksigen.
"Ketersediaan kamar, kesiapan fasilitas, obat, Oksigen, sampai sumber daya manusia (SDM) kita siaga penuh. Itu sudah Protap. Kesiapan sebetulnya sudah kita tingkatkan sejak WHO umumkan kemunculan virus Covid-19 varian Omicron, beberapa waktu lalu," jelas mantan Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Menurut Suarjaya, varian Omicron yang disebut-sebut cepat menular, namun menunjukkan gejala ringan bagi yang terinfeksi. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus tinggi. "Intinya, pencegahan itu adalah dengan displin Prokes dan sudah vaksinasi. Kalau sudah divaksin, yang tertular tidak akan sampai mengalami gejala berat," papar birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI (yang membidangi masalah kesehatan), I Ketut Kariyasa Adnyana, mengingatkan jurus memperketat screening di pintu-pintu masuk Bali tidak bisa ditawar lagi, antisipasi merebaknya varian Omicron di Pulau Dewata. Pintu masuk Bali yang mesti dijaga ketat, kata Kariyasa, tgerutama sekali adalah Pelabuhan Gilimanuk (di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana) dan Bandara Internasional Ngurah Rai (di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung).
Kariaya mengingatkan jangan remehkan varian Omicron ini. Walaupun pasien terinfeksi varian Omicron yang dirawat di Wisma Atlet Jakarta sudah dinyatakan tidak bergejala berat, tetap harus waspada, terutama di Bali. “Saya yakin pemerintah daerah sudah sangat ketat selama ini, maksimal mengantisipasi setiap perkembangan Covid-19," jelas anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali ini saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.
Kariyasa mengatakan citra Bali akan dipertaruhkan di dunia internasional. Maka, kerja keras pemerintah daerah yang begitu kencang harus didukung elemen masyarakat dan stakeholder. Termasuk, elemen masyarakat pariwisata yang selama ini gencar meminta kelonggaran mekanisme masuknya wisatawan ke Bali.
"Pokoknya, ikuti dulu anjuran pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Apalagi, di Bali akan banyak event internasional tahun 2022 nanti. Dukung pemerintah daerah dulu dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, " tegas Kariyasa.
Kariyasa mengingatkan, kalau varian Omicron sampai muncul di Bali, itu bisa merusak citra Bali di mata internasional. Padahal, Indonesia akan menjadi presidensi event KTT G-20 yang akan dilaksanakan di Bali, Oktober 2022 mendatang. Kalau kasus Covid-19 sampai meledak, imbasnya pasti kalangan pariwisata juga.
“Sabar sedikit untuk kepentingan yang lebih besar ke depan. Kalau kasus sampai melonjak, sulit dipulihkan. Makanya, saya mendukung penuh pelaksanaan pengawasan ketat, termasuk karantina bagi pelaku perjalanan internasional ke Bali," tandas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Menurut Kariyasa, Bali selama ini sangat diperhatikan oleh pemerintah pusat. Sebab, pesaing Bali dalam pelaksanaan kegiatan international sangat banyak. Untuk pelaksanaan KTT G-20, misalnya, Bali dapat saingan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). KTT G-20 sempat mau diadakan di Labuan Bajo, NTT. Sementara tempat alternatif lainnya, kata Kariyasa, adalah DKI Jakarta.
“Artinya, kita di Bali harus mengapresiasi Presiden Jokowi yang memberi perhatian kepada kita, selain karena Bali sudah pengalaman menjadi tempat kegiatan internasional," beber Kariyasa yang sempat tiga kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Buleleng, termasuk jadi Ketua Komisi IV DPRD Bali 2009-2014.
Kasus pertama varian Omicron di Indonesia sebelumnya diumumkan langsung Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis kemarin. Pasien yang terdeteksi terpapar Omicron tersebut saat ini mereka dikarantina di RS Wisma Atlet Jakarta. Pasien tersebut tanpa gejala dan sudah di-PCR kedua, dengan hasil negatif.
Menurut Menkes Budi Gunadi, pasien Omicron tersebut merupakan pekerja pembersih di RS Wisma Atlet. Disebutkan, ada 3 orang yang yang diketahui positif Corona, di mana salah satunya terpapar varian Omicron.
“Tanggal 8 Desember 2021, sampelnya diambil secara rutin dari tim Wisma Atlet," ujar Budi Gunadi dilansir detikcom kemarin. Berselang dua hari kemduian, sampel pasien itu dikirim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diperiksa lebih lanjut. Badan Litbangkes Kemenkes melakukan genome sequencing terhadap sampel N.
"Jadi, ada tiga pekerja pembersih di Wisma Atlet yang terkonfirmasi positif PCR-nya. Tiga data tersebut dikirim ke Balitbangkes untuk kita lakukan uji genome sequencing. Satu (1) dari 3 orang itu positif Omicron, sementara yang 2 lagi tidak," katanya.
Lima hari kemudian, kata Budi Gunadi, pasien N dipastikan terjangkit varian Omicron, berdasarkan dua kali pengecekan. "Tanggal 15 (desember) keluar hasilnya dari 3 orang ini, 1 adalah Omicron. Yang dua bukan Omicron,” terang Budi Gunadi. *nat
1
Komentar