Diresmikan, Pasar Rakyat Gianyar Jadi Sirkulasi Ekonomi Masyarakat
GIANYAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan dibukanya Pasar Rakyat Gianyar pada rahina Purnama Kapitu, Saniscara Pon Pahang, Sabtu (18/12) pukul 09.00 Wita.
Koster berharap Pasar Rakyat Gianyar bisa menjadi sirkulasi ekonomi masyarakat Gianyar. Koster dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra. Begitu dilantik langsung tancap gas. "Sebulan setelah dilantik, buat Perbup untuk menaikkan pendapatan. Langsung saya ditodong menyetujui. Sekarang saya hadir dan acaranya cukup banyak," ungkap pejabat asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Kehadiran Koster di Gianyar sekaligus meresmikan Kantor MDA Kabupaten Gianyar, Pasar Rakyat Gianyar, Bangunan Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar dan Penetapan Bunga Pucuk Bang sebagai maskot Kabupaten Gianyar.
"Mengejutkan acaranya besar undangan banyak di masa pandemi, saya kira ini pertama. Ingat kita masih pandemi, belum berakhir. Tapi saya lihat semua sudah taat prokes dan tertib. Acara di tempat terbuka cerah panas. Bikin sehat," ujar Ketua DPD PDIP Bali ini. Koster mengaku bangga karena Bupati Gianyar Made Mahayastra bekerja, bahkan di masa sulit pandemi Covid-19. Terlebih manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Menurut Koster bisa membangun saat uang banyak itu biasa saja. Namun sebaliknya, di masa sulit bisa membangun artinya orang tersebut bisa memecahkan masalah yang dihadapi.
"Satu demi satu saya lihat, terobosannya luar biasa. Seperti Pasar Rakyat Gianyar ini, arsitekturnya bagus," puji alumni ITB ini. Dalam pengelolaannya, Koster meminta agar pasar dimanfaatkan dengan baik. Menurutnya tampilan sudah menggunakan aksara Bali sesuai Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Juga mengapresiasi desain gedung menggunakan energi bersih ramah lingkungan menggunakan panel Surya. Selain itu, Koster juga meminta pengelolaan sampah di Pasar Gianyar berbasis sumber. "Jangan berserakan, agar rapi. Terapkan juga Pergub 97/2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Pedagang jangan lagi pakai tas kresek. Kembali seperti dulu bawa tas belanja dari rumah, supaya masyarakat kita disiplin, jangan gunakan pipet plastik," pintanya. Koster juga mengingatkan agar para pedagang mengenakan busana adat Bali setiap hari Kamis dan Endek setiap Selasa.
Sementara itu, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra mengatakan peresmian Pasar Gianyar ini merupakan rasa syukur masyarakat Gianyar secara nyata memiliki Pasar yang berstandar nasional bahkan lebih. Tentunya menjadi harapan dan kebanggaan masyarakat dalam tujuan peningkatan perputaran perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya Pasar Umum Gianyar dibangun pertama kali pada tahun 1771 dan direnovasi pada tahun 1994 telah menjadi ikon Kabupaten Gianyar yang sudah dikenal luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
Revitalisasi Pasar Umum Gianyar menelan anggaran sebesar Rp 250 miliar yang bersumber dari dana pinjaman Bank BPD Bali. Pasar Umum Gianyar terdiri dari los sebanyak 1.643 unit, kios 95 unit dan toko sebanyak 143 unit. Bagi Mahayastra, Pasar Gianyar juga menjadi saksi sejarah pertemuannya dengan istri Ida Ayu Adnyani. "Saya dapat jodoh di Pasar Gianyar. Istri sejak kecil sudah akrab dengan pedagang, saya ketemu di pasar, nganggur di pasar. Saya lihat pasar kumuh, padahal pedagangnya bersolek dandan cantik, tidak cocok," ungkapnya.
Maka itu di masa kepemimpinannya, Mahayastra komitmen membangun Pasar Rakyat Gianyar. "Ini salah satu pembangunan ideologis, menampung 1.800-an pedagang. Menjadi pasar termegah, bahkan ada yang mengira ini kantor Bupati," ungkapnya. Peresmian Pasar Gianyar kemarin diawali penampilan tari ikon Gianyar, sebagai tari kebesaran sekaligus penyambutan dengan penampilan tari Pucuk Gianyar, Lagu Pucuk Gianyar, lagu Gianyar Seni Budaya dan dipungkasi penampilan apik dari Gus Teja Suling Perform sembari mengiringi penampilan peragaan busana, berbusana endek mutif pucuk Gianyar yang di peragakan oleh Jegeg Bagus Gianyar.
Terakhir dilakukan pengguntingan bunga dan penandatanganan prasasti di dalam area lobi pasar Gianyar yang dimulai dengan prosesi barisan pembawa tedung serta iringan dua Hanoman kembar yang diiringi oleh kecak menandai, menjemput, serta mengarahkan Gubernur Bali Wayan Koster bersama Bupati Gianyar Made Mahayastra bersama undangan lainnya (Forkopinda). Setelah menandatangani prasasti, Gubernur Bali beserta rombongan menyempatkan diri meninjau situasi dalam pasar. *nvi
Kehadiran Koster di Gianyar sekaligus meresmikan Kantor MDA Kabupaten Gianyar, Pasar Rakyat Gianyar, Bangunan Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar dan Penetapan Bunga Pucuk Bang sebagai maskot Kabupaten Gianyar.
"Mengejutkan acaranya besar undangan banyak di masa pandemi, saya kira ini pertama. Ingat kita masih pandemi, belum berakhir. Tapi saya lihat semua sudah taat prokes dan tertib. Acara di tempat terbuka cerah panas. Bikin sehat," ujar Ketua DPD PDIP Bali ini. Koster mengaku bangga karena Bupati Gianyar Made Mahayastra bekerja, bahkan di masa sulit pandemi Covid-19. Terlebih manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Menurut Koster bisa membangun saat uang banyak itu biasa saja. Namun sebaliknya, di masa sulit bisa membangun artinya orang tersebut bisa memecahkan masalah yang dihadapi.
"Satu demi satu saya lihat, terobosannya luar biasa. Seperti Pasar Rakyat Gianyar ini, arsitekturnya bagus," puji alumni ITB ini. Dalam pengelolaannya, Koster meminta agar pasar dimanfaatkan dengan baik. Menurutnya tampilan sudah menggunakan aksara Bali sesuai Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Juga mengapresiasi desain gedung menggunakan energi bersih ramah lingkungan menggunakan panel Surya. Selain itu, Koster juga meminta pengelolaan sampah di Pasar Gianyar berbasis sumber. "Jangan berserakan, agar rapi. Terapkan juga Pergub 97/2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Pedagang jangan lagi pakai tas kresek. Kembali seperti dulu bawa tas belanja dari rumah, supaya masyarakat kita disiplin, jangan gunakan pipet plastik," pintanya. Koster juga mengingatkan agar para pedagang mengenakan busana adat Bali setiap hari Kamis dan Endek setiap Selasa.
Sementara itu, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra mengatakan peresmian Pasar Gianyar ini merupakan rasa syukur masyarakat Gianyar secara nyata memiliki Pasar yang berstandar nasional bahkan lebih. Tentunya menjadi harapan dan kebanggaan masyarakat dalam tujuan peningkatan perputaran perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya Pasar Umum Gianyar dibangun pertama kali pada tahun 1771 dan direnovasi pada tahun 1994 telah menjadi ikon Kabupaten Gianyar yang sudah dikenal luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
Revitalisasi Pasar Umum Gianyar menelan anggaran sebesar Rp 250 miliar yang bersumber dari dana pinjaman Bank BPD Bali. Pasar Umum Gianyar terdiri dari los sebanyak 1.643 unit, kios 95 unit dan toko sebanyak 143 unit. Bagi Mahayastra, Pasar Gianyar juga menjadi saksi sejarah pertemuannya dengan istri Ida Ayu Adnyani. "Saya dapat jodoh di Pasar Gianyar. Istri sejak kecil sudah akrab dengan pedagang, saya ketemu di pasar, nganggur di pasar. Saya lihat pasar kumuh, padahal pedagangnya bersolek dandan cantik, tidak cocok," ungkapnya.
Maka itu di masa kepemimpinannya, Mahayastra komitmen membangun Pasar Rakyat Gianyar. "Ini salah satu pembangunan ideologis, menampung 1.800-an pedagang. Menjadi pasar termegah, bahkan ada yang mengira ini kantor Bupati," ungkapnya. Peresmian Pasar Gianyar kemarin diawali penampilan tari ikon Gianyar, sebagai tari kebesaran sekaligus penyambutan dengan penampilan tari Pucuk Gianyar, Lagu Pucuk Gianyar, lagu Gianyar Seni Budaya dan dipungkasi penampilan apik dari Gus Teja Suling Perform sembari mengiringi penampilan peragaan busana, berbusana endek mutif pucuk Gianyar yang di peragakan oleh Jegeg Bagus Gianyar.
Terakhir dilakukan pengguntingan bunga dan penandatanganan prasasti di dalam area lobi pasar Gianyar yang dimulai dengan prosesi barisan pembawa tedung serta iringan dua Hanoman kembar yang diiringi oleh kecak menandai, menjemput, serta mengarahkan Gubernur Bali Wayan Koster bersama Bupati Gianyar Made Mahayastra bersama undangan lainnya (Forkopinda). Setelah menandatangani prasasti, Gubernur Bali beserta rombongan menyempatkan diri meninjau situasi dalam pasar. *nvi
Komentar