Prof Dibia Hasilkan Lima Buku Puisi 'Puitika Tari' Selama Pandemi Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 telah banyak memberikan waktu dan kesempatan bagi seseorang untuk menghasilkan karya dari rumah.
Begitu juga yang dialami Budayawan Prof Dr I Wayan Dibia. Prof Dibia kembali meluncurkan lima buku seni sekaligus. Uniknya, kelima buku tersebut ditulis secara khusus mengangkat puisi.
Buku berjudul ‘Puitika Tari’ ini adalah sebuah terminologi yang mengandung makna pelukisan atau penggambaran tari berbahasa puitis.
Prof Dibia mengatakan, pandemi memberikan ruang cukup banyak baginya untuk menulis. “Sejak Februari sampai bulan Juni 2021, saya mulai tertarik untuk menulis puisi dan telah melahirkan lima buah buku ‘Puitika Tari’ dengan judul yang berbeda-beda,” ujar Prof Dibia, Minggu (19/12).
Lebih lanjut dijelaskan, terminologi ‘Puitika Tari’ ini lahir dari perpaduan antara karya sastra berbentuk puisi bebas dengan deskripsi estetik tentang tari. “Sebagai suatu karya olah seni sastra, yang diikat irama, matra, dan rima serta disusun ke dalam lirik dan bait, maka ‘Puitika Tari’ ini berisikan gambaran jagat tari.
“Karya Puitika Tari ini menyuguhkan dua hal yang saling berkaitan yaitu olah sastra dan gambaran keindahan seni tari, termasuk emosi pelakunya terhadap seni tari. Dengan membaca Puitika Tari, para pembaca akan memperoleh gambaran “luar dalam” dari tari, sambil merasakan suasana emosi dari sajian tari yang digambarkan penulisnya,” ungkap budayawan asal Desa Singapadu, Gianyar ini.
Adapun kelima buku Puitika Tari tersebut masing-masing berjudul ‘Ungkap Kata Tari Bali’ (berisi 24 buah puisi), ‘Nawa Natya, Sembilan Tari Bali Pilihan’ (berisi 35 buah puisi), ‘Pengakuan dan Kesaksian Hanuman’ (berisi 33 buah puisi), ‘Gurat Garis Tari Baris’ (berisi 36 buah puisi), dan ‘Nyanyian Penari Senja’ memuat 32 buah puisi. Prof Dibia menuturkan, cakupan kisahnya bervariasi dari prinsip estetik, gerak-gerak, ragam dan jenis, sampai dengan peristiwa pertunjukan tari, ungkapan emosi serta kehidupan senimannya.
Rencananya kelima buku ini akan diluncurkan pada tanggal 22 Desember 2021 bertepatan dengan Hari Jadi ke-17 Geria Olah Kreativitas Seni (GEOKS) Singapadu bertempat di Gedung GEOKS Singapadu, Sukawati-Gianyar. Peluncuran buku akan dihadiri oleh undangan dalam jumlah terbatas mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19. Buku ini akan sekaligus dibahas dengan menghadirkan para penyair dan pemerhati seni sastra di Bali seperti Warih Wisatsana, dr Dewa Putu Sahadewa SpOG, dan Prof Dr I Nyoman Darma Putra MLit.
Selain membahas buku, juga disajikan pementasan seni Teater tari “Jerit Tangis Dewi Sita”. Garapan eksperimen adalah sebuah karya seni pertunjukan yang diwujudkan melalui interaksi dan integrasi berbagai unsur seni, dari seni gerak, suara dan rupa, hingga seni sastra. Seni gerak diwakili oleh tari Bali dan tari India (Odisi), seni suara diwakili oleh gamelan gong suling, seni rupa diwakili oleh wayang kulit dan patung-patung kepala, dan seni sastra diwakili oleh epos Ramayana dari episode Yudha Kandha, dan pembacaan puisi dari buku Puitika Tari 3, Pengakuan dan Kesaksian Hanuman karya I Wayan Dibia.
“Garapan ini adalah karya seni eksperimental yang menyatukan berbagai unsur-unsur seni tradisi dan modern, baik yang berasal dari budaya Bali maupun luar negeri, untuk melahirkan sebuah karya seni multi-dimensional yang sarat cita rasa,” pungkas Guru Besar ISI Denpasar tersebut.*ind
Komentar