Ikawangi-Puri Gerenceng Kolaborasi Budaya
Tunjukan Toleransi Tinggi di Bali
DENPASAR,NusaBali
Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dan Puri Gerenceng pertontonkan nilai toleransi tinggi di Bali, dengan kolaborasi tarian daerah di Monumen Bajra Sandhi, Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Minggu (19/12) sore.
Ikawangi menggelar tarian Gandrung Kembang Menur, sementara Puri Gerenceng tampilkan Tarian Satria Mahottama Pecut Badung.
Karena dalam masa Pandemi Covid-19, kolaborasi budaya dilaksanakan secara hybrid (online dan offline). Tarian Gandrung Kembang Menur hanya ditarikan 33 penari di Monumen Bajra Sandhi, sementara Tarian Satria Mahottama Pecut Badung ditarikan 2 orang. Hadir Ketua Umum Ikawangi Dewata Agustinus Wijaya, tokoh Puri Gerenceng Anak Agung Ngurah Agung yang juga Ketua Umum Persaudaraan Hindu Muslim Bali,dan tokoh Ikawangi Dewata di Bali.
Agustinus Wijaya kepada NusaBali usai acara mengatakan pagelaran Tari Gandrung Kembang Menur di Bajra Sandhi merupakan kegiatan budaya melibatkan 1.000 penari di seluruh Nusantara dan Dunia. "Di Bajra Sandhi kami hanya menampilkan 33 penari saja. Penari yang lainnya menari secara virtual. Total penari yang terlibat secara offline dan online di seluruh Nusantara bahkan di seluruh dunia ada 1.000 penari," ujar Agustinus Wijaya. Pagelaran Tari Gandrung Kembang Menur kemarin menurut Agustinus Wijaya, sekaligus dalam rangkaian HUT Kabupaten Banyuwangi ke 250.
Kolaborasi pun dilakukan bersama Puri Gerenceng Denpasar, yang menampilkan Tarian Satria Mahottama Pecut Badung sebagai bentuk kerukunan dan toleransi Sameton Bali dengan Ikawangi yang sudah terjalin sangat lama. "Kami, Ikawangi Dewata Bali berprinsip dimana, "Di Mana Bumi Dipijak, Disana Langit Dijunjung". Saudara kita di Bali menampilkan Budaya Bali, kami menampilkan Budaya Banyuwangi dalam kebersamaan. Ini menunjukkan kita satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Agustinus Wijaya.
Sementara Ngurah Agung, secara terpisah mengatakan kolaborasi dalam pagelaran budaya Ikawangi dengan Puri Gerenceng Denpasar, tidak hanya menunjukkan nilai seni, tetapi perwujudan wajah Kebhinekaan di NKRI yang terajut indah. "Saudara kita dari Ikawangi Dewata Bali, menggelar kesenian di Bali, dengan mengajak masyarakat Bali tampil bersama. Ini adalah pola komunikasi lewat budaya yang patut menjadi contoh bagi paguyuban lain," ujar Ngurah Agung. *nat
Komentar