'Pelabuhan Sampalan Harus Selesai 31 Desember'
Koster Tinjau Progres Pelabuhan Sampalan-Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Penida
Progres pengerjaan Pelabuhan Sampalan saat ini sudah tembus 98,9 persen, sementara Pelabuhan Bias Munjul baru 45 persen.
SEMARAPURA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster secara marathon tinjau progres pembangunan dua dari tiga Pelabuhan Segitiga Emas, yakni Pelabuhan Sampalan (di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa penida, Klungkung) dan Pelabuhan Bias Munjul (di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung), Selasa (21/12) pagi. Khusus Pelabuhan Sampalan, yang kini progrsnya sudah tembus 98,9 persen, ditarget Gubernur Koster harus tuntas 31 Desember 2021 nanti.
Dalam kunjungan ke lokasi proyek Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, Selasa kemarin, Gubernur Koster didampingi Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Komunikasi-Informatika-Statistik Provinsi Bali I Gede Pramana, Kepala Sat Pol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, dan Kapolres Klungkung AKBP Made Dhanuardana. Rombongan Gubernur Koster menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Tribuana di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, dengan armada boat Gangga Express, Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
Gubernur Koster lebih dulu menijau proyek Pelabuhan Sampalan yang dibangun dengan biaya Rp 87 miliar bersumber dari APBN. Habis itu, barulah terjun ke Pelabuhan Bias Munjul di Banjar Ceningan, Ddesa Lembongan yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 97 miliar dari APBN.
Pantauan NusaBali, sebelum meninjau Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, Gubernur Koster bersama rombongan lebih dulu menggelar persembahyangan di Pura Penataran Ped, Desa Adat Ped, Kecamatan Nusa Penida. Dilanjut kemudian meninjau beberapa rumah warga yang rusak akibat banjir bandang yang menerjang 7 desa di Nusa Penida, Senin (13/12) dinihari lalu. Tercatat sebanyak 230 rumah warga mengalami kerusakan akibat banjir.
Ratusan rumah yang rusak akibat baniar di kawasan seberang Nusa Penida ini nantinya akan ditangani BPBB Provinsi Bali, Januari 2022, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali. "Anggaranya ada, peraturannya ada, dan langsung diproses sehingga warga tidak terlalu lama menunggu dengan situasi yang sulit di masa pandemi Covid-19 ini," ujar Gubernur Koster saat tinjau kerusakan akibat banjir di Banjar Celuk, Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida kemarin.
Usai tinjau kerusakan akibat banjir bandang, Gubernur Koster dan rombongan kemarin secara marathon meninjau proyek Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul. "Saya secara khusus berkunjung ke Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, untuk memantau pekerjaan ini supaya dikerjakan sesuai kontrak dan digarap dengan benar," tegas Gubernur Koster.
Dalam kunjungan kemarin, Gubernur Koster melihat dan dapat laporan dari pelaksana proyek. Untuk Pelabuhan Sampalan, sebenarnya target selesai per 31 Desember 2021 nanti. Namun, dari waktu yang tersisa, pengerjaan Pelabuhan Sampalan terancam molor. Saat ini, pengerjaan Pelabuhan Sampalan baru mencapai 98,9 persen dan masih tahap finishing.
Gubernur Koster pun minta pihak kontraktor PT Maha Karya untuk tuntaskan proyek Pelabuhan Sampalan sesuai target yang telah disepakati sebelumnya. "Saya melihat langsung di lapangan, kelihatannya sisa waktu 10 hari tidak akan cukup menyelesaikan pekerjaan finishingnya. Oleh karena itu, saya meminta agar pelaksana proyek kerjakan dan selesaikan pembangunan Pelabuhan Sampalan se-suai target yang tertuang dalam kontrak (31 Desember 2021, red)," pinta Gubernur Koster.
Apabila kontraktor tidak bisa menyelesaikan proyek sesuai kontrak, menurut Gubernur Koster, maka akan dikenakan denda atas keterlambatannya. "Saya mendorong agar dilakukan percepatan penyelesaian dengan penambahan tenaga kerja. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu, dengan kualitas yangh bagus. Kalau toh molor, kita harapkan akhir Januari 2022 mendatang Pelabuhan Sampalan sudah se-lesai," tegas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sebaliknya, progres proyek Pelabuhan Bias Munjul saat ini baru mencapai 45 persen. Tapi, menurut Gubernur Koster, dari sisi target, pengerjaan Pelabuhan Bias Munjul maju 5 persen. Sebab, target awal hingga saat ini hanya 40 persen. Sesuai kontrak, pengerjaan proyek multiyears ini akan tuntas September 2022 mendatang. "Tapi, pelaksana proyek melaporkan akan diupayakan bisa selesai lebih cepat, yakni Juli 2022," papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Menurut Koster, Pelabuhan Bias Munjul dan Pelabuhan Samnpalan yang dibangun terkoneksi dengan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit (Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan) ini dibangun sangat memadai dan layak untuk melayani penyeberangan ke Nusa Penida.
"Karena Nusa Penida merupakan destinasi wisata yang terkenal di dunia, saya melihat ini merupakan tempat favorit dan banyak diminati wisatawan mancanegara. Maka, diperlukan fasilitas memadai yang membuat para wisatawan itu aman dan nyaman saat berkunjung ke Nusa Penida," jelas Gubernur Koster, seraya menyebut hasil peninajuan proyek dua pelabuhan ini akan dilaporkan langsung kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Muncul terkoneksi menjadi Pelabuhan Segitiga Emas dengan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit. Khusus Pelabuhan Sanur, menghabiskan biaya paling besar mencapai Rp 396 miliar, juga bersumber dari APBN. Groundbreaking (peletakan batu pertama) Pelabuhan Sanur baru dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi pada Saniscara Paing Menail, Sabtu, 12 Desember 2020 lalu. Proyek ini ditarget tuntas dan beroperasi pertengahan tahun 2022 mendatang.
Sedangkan groundbreaking Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi tepat Purnamaning Karo pada Soma Umanis Tolu, Senin, 3 Agustus 2020 lalu. Sebaliknya, groundbreaking Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Dirjen Perhubungan Darat Ke-menhub, Budi Setyadi, tepat Purnamaning Kapitu pada Anggara Wage Ugu, Selasa, 29 Desember 2020. *wan
Dalam kunjungan ke lokasi proyek Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, Selasa kemarin, Gubernur Koster didampingi Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Komunikasi-Informatika-Statistik Provinsi Bali I Gede Pramana, Kepala Sat Pol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, dan Kapolres Klungkung AKBP Made Dhanuardana. Rombongan Gubernur Koster menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Tribuana di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, dengan armada boat Gangga Express, Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
Gubernur Koster lebih dulu menijau proyek Pelabuhan Sampalan yang dibangun dengan biaya Rp 87 miliar bersumber dari APBN. Habis itu, barulah terjun ke Pelabuhan Bias Munjul di Banjar Ceningan, Ddesa Lembongan yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 97 miliar dari APBN.
Pantauan NusaBali, sebelum meninjau Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, Gubernur Koster bersama rombongan lebih dulu menggelar persembahyangan di Pura Penataran Ped, Desa Adat Ped, Kecamatan Nusa Penida. Dilanjut kemudian meninjau beberapa rumah warga yang rusak akibat banjir bandang yang menerjang 7 desa di Nusa Penida, Senin (13/12) dinihari lalu. Tercatat sebanyak 230 rumah warga mengalami kerusakan akibat banjir.
Ratusan rumah yang rusak akibat baniar di kawasan seberang Nusa Penida ini nantinya akan ditangani BPBB Provinsi Bali, Januari 2022, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali. "Anggaranya ada, peraturannya ada, dan langsung diproses sehingga warga tidak terlalu lama menunggu dengan situasi yang sulit di masa pandemi Covid-19 ini," ujar Gubernur Koster saat tinjau kerusakan akibat banjir di Banjar Celuk, Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida kemarin.
Usai tinjau kerusakan akibat banjir bandang, Gubernur Koster dan rombongan kemarin secara marathon meninjau proyek Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul. "Saya secara khusus berkunjung ke Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul, untuk memantau pekerjaan ini supaya dikerjakan sesuai kontrak dan digarap dengan benar," tegas Gubernur Koster.
Dalam kunjungan kemarin, Gubernur Koster melihat dan dapat laporan dari pelaksana proyek. Untuk Pelabuhan Sampalan, sebenarnya target selesai per 31 Desember 2021 nanti. Namun, dari waktu yang tersisa, pengerjaan Pelabuhan Sampalan terancam molor. Saat ini, pengerjaan Pelabuhan Sampalan baru mencapai 98,9 persen dan masih tahap finishing.
Gubernur Koster pun minta pihak kontraktor PT Maha Karya untuk tuntaskan proyek Pelabuhan Sampalan sesuai target yang telah disepakati sebelumnya. "Saya melihat langsung di lapangan, kelihatannya sisa waktu 10 hari tidak akan cukup menyelesaikan pekerjaan finishingnya. Oleh karena itu, saya meminta agar pelaksana proyek kerjakan dan selesaikan pembangunan Pelabuhan Sampalan se-suai target yang tertuang dalam kontrak (31 Desember 2021, red)," pinta Gubernur Koster.
Apabila kontraktor tidak bisa menyelesaikan proyek sesuai kontrak, menurut Gubernur Koster, maka akan dikenakan denda atas keterlambatannya. "Saya mendorong agar dilakukan percepatan penyelesaian dengan penambahan tenaga kerja. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu, dengan kualitas yangh bagus. Kalau toh molor, kita harapkan akhir Januari 2022 mendatang Pelabuhan Sampalan sudah se-lesai," tegas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sebaliknya, progres proyek Pelabuhan Bias Munjul saat ini baru mencapai 45 persen. Tapi, menurut Gubernur Koster, dari sisi target, pengerjaan Pelabuhan Bias Munjul maju 5 persen. Sebab, target awal hingga saat ini hanya 40 persen. Sesuai kontrak, pengerjaan proyek multiyears ini akan tuntas September 2022 mendatang. "Tapi, pelaksana proyek melaporkan akan diupayakan bisa selesai lebih cepat, yakni Juli 2022," papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Menurut Koster, Pelabuhan Bias Munjul dan Pelabuhan Samnpalan yang dibangun terkoneksi dengan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit (Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan) ini dibangun sangat memadai dan layak untuk melayani penyeberangan ke Nusa Penida.
"Karena Nusa Penida merupakan destinasi wisata yang terkenal di dunia, saya melihat ini merupakan tempat favorit dan banyak diminati wisatawan mancanegara. Maka, diperlukan fasilitas memadai yang membuat para wisatawan itu aman dan nyaman saat berkunjung ke Nusa Penida," jelas Gubernur Koster, seraya menyebut hasil peninajuan proyek dua pelabuhan ini akan dilaporkan langsung kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Muncul terkoneksi menjadi Pelabuhan Segitiga Emas dengan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit. Khusus Pelabuhan Sanur, menghabiskan biaya paling besar mencapai Rp 396 miliar, juga bersumber dari APBN. Groundbreaking (peletakan batu pertama) Pelabuhan Sanur baru dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi pada Saniscara Paing Menail, Sabtu, 12 Desember 2020 lalu. Proyek ini ditarget tuntas dan beroperasi pertengahan tahun 2022 mendatang.
Sedangkan groundbreaking Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi tepat Purnamaning Karo pada Soma Umanis Tolu, Senin, 3 Agustus 2020 lalu. Sebaliknya, groundbreaking Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Dirjen Perhubungan Darat Ke-menhub, Budi Setyadi, tepat Purnamaning Kapitu pada Anggara Wage Ugu, Selasa, 29 Desember 2020. *wan
Komentar