Puluhan Sekolah Lolos Verifikasi Sekolah Penggerak
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 37 sekolah di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, dan SMP, dinyatakan lolos verifikasi sebagai sekolah penggerak.
Puluhan sekolah ini akan memulai seluruh program sebagai sekolah penggerak di tahun 2022 mendatang. Penambahan sekolah penggerak di Buleleng tahun ini, ditentukan setelah dilakukan verifikasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sebelumnya ada 44 sekolah yang mengajukan diri sebagai sekolah penggerak. Namun yang lolos verifikasi baru 37 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Made Astika, Selasa (21/12) kemarin mengatakan, untuk program sekolah penggerak tahun 2022, sekolah sangat antusias mengajukan diri. Dari 44 sekolah, tercatat 11 sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 25 sekolah dasar, dan 7 SMP. Namun setelah dilakukan verifikasi hanya 7 PAUD, 23 SD, dan 7 SMP yang ditetapkan sebagai sekolah penggerak.
“Akhir tahun ini antusiasme sekolah cukup tinggi. Bahkan sebarannya pun tak hanya di wilayah kota saja, tetapi sudah sampai sekolah-sekolah yang ada di desa. Kami sangat mengapresiasi guru dan kepala sekolah yang sudah berupaya keras memajukan pendidikan di Buleleng,” ucap Astika.
Menurutnya, selama setahun terakhir Disdikpora Buleleng telah melakukan coaching clinic pada seluruh kepala sekolah. Hal tersebut membuat Kemdikbud Ristek pun menambah sebaran sekolah penggerak. Astika pun menekankan, sekolah yang belum ditetapkan sebagai sekolah penggerak akan diberikan kesempatan di tahun 2023 mendatang. Bahkan di tahun depan, mereka tidak perlu mengajukan permohonan kembali, karena sudah masuk dalam daftar tunggu.
Astika mengatakan dengan peningkatan jumlah sekolah penggerak itu, maka kualitas siswa akan meningkat. Sebab proses pembelajaran akan disesuaikan dengan kompetensi siswa. Seluruh sekolah penggerak akan mendapatkan dukungan sarana dan prasarana. Serta dukungan peningkatan kualitas SDM pendidik dari Kemdikbud, yang secara langsung akan memberikan akselerasi bagi pengembangan kualitas siswa di Buleleng.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Bali Made Alit Dwitama mengatakan, sebaran sekolah penggerak disesuaikan dengan pengajuan dari masing-masing sekolah. “Ini adalah program terbuka dari pusat, sehingga tidak ada paksaan. Sebarannya akan tergantung antusiasme sekolah di daerah,” jelas dia.
Alit menambahkan sekolah penggerak akan menjadi motor pengembangan kualitas dan kompetensi siswa. Sekolah juga akan mengadopsi sistem digitalisasi dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.
“Sekolah penggerak nanti akan mengembangkan bakat, karakteristik, dan kompetensi siswa. Sehingga tidak semua siswa harus maju dalam bidang sains. Nanti ada juga yang diarahkan pada pengembangan sosial, budaya, humaniora, seni, maupun bahasa. Tergantung bakat dan kompetensinya nanti,” jelas Alit. Hal ini pun sebagai upaya pemerintah untuk mengidentifikasi dan melakukan pembinaan sejak dini kepada generasi muda melalui minat dan bakatnya. *k23
Komentar