Pakudui Kedisan Rentan Bergejolak
MA memenangkan Banjar Pakudui Kawan dalam sengketa rebutan tanah laba pura dengan Pakudui Kangin.
GIANYAR, NusaBali
Warga Banjar Pakudui Kangin, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, rentan bergejolak. Kondisi tersebut menyusul putusan MA yang memenangkan Banjar Pakudui Kawan dalam sengketa rebutan tanah laba pura 7 hektare lebih dengan pihak Pakudui Kangin.
Guna meredam potensi gejolak itu, jajaran aparat Polsek Tegallalang, Gianyar, menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait di Kantor Desa Kedisan, Senin (7/12).
Rapat dipimpin Kapolsek Tegallalang AKP I Gde Sudyatmaja SH MH, dihadiri Sekdes Kedisan I Made Puryadiana, Kanit Reskrim Ipda I Nym Kicen Artha, Kanit Binmas Ipda AA Nym Oka, Babhinkamtibmas Aiptu Dewa Raka Arjana. 3 perwakilan dari Banjar Pakudui Kangin yakni Bendesa Pakudui Kangin I Wayan Sama, I Made Subawa, dan I Wayan Seraya.
Kapolsek Tegallalang AKP I Gde Sudyatmaja SH MH mengakui, pertemuan itu guna menyikapi putusan MA tentang kasus sengketa tanah di Banjar Pakudui, Desa Kedisan. Sesuai salinan putusan, sengketa ini dimenangkan Banjar Pakudui Kawan. ‘’Kami selaku aparat, tidak ada berpihak kepada siapapun, apalagi kasus tersebut berranah perdata,’’ jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga Banjar Pakudui Kangin agar tetap tenang dan tidak bertindak berdampak mengganggu kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di Pakudui.
Terkait putusan MA itu, PN Gianyar pada Kamis (10/12) akan memanggil prajuru Banjar Pakudui Kangin untuk pemberitahuan persiapan eksekusi lahan sengketa dimaksud. Belum dipastikan kapan eksekusi dimaksud. Untuk itu, Kapolsek memohon agar warga Banjar Pakudui Kangin dapat menerima apapun putusan MA serta langkah lebih lanjut yang diambil aparat. ‘’Jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, kami jelas akan ambil tindakan tegas,’’ ujarnya.
Bendesa Pakudui Kangin I Wayan Sama menyatakan, pihaknya siap menerima apapun keputusan PN Gianyar. Ia juga menyatakan bersedia menjaga keamanan di lingkungan Banjar Pakudui pasca turunnya putusan MA, dan juga saat akan memenuhi panggilan PN Gianyar.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, warga Banjar Pakudui Kawan dan Pakudui Kangin menyatu dalam satu Banjar/Desa Pakraman Pakudui, Desa Kedisan. Mereka memiliki satu Pura Dalem lengkap dengan satu Pura Prajapati dan satu Setra (kuburan). Saat Perda Bali tentang desa pakraman/adat berlaku, Banjar Pakudui Kangin membuat desa pakraman sendiri. Pemisahan ini berujung sengketa rebutan tanah laba pura setempat di pengadilan hingga beberapa bulan lalu, MA memutuskan kemenangan pada pihak Pakudui Kawan.
Sebelum sengketa tanah laba pura, sengketa adat ini sempat mengklimak pada Kamis (16/9/2010). Ratusan warga Desa Pakraman Pakudui, menghadang penguburan mayat Ni Ketut Rita, alias Dadong Rita, 99, warga Pakudui Kangin, Kamis (16/9) pukul 15.30 Wita. Penghadangan karena almarhum dan 43 KK warga Banjar Pakudui Kangin tidak masuk Desa Pakraman Pakudui. 7 lsa
Komentar