Ngamen di Lampu Merah, Dua Pemuda Diamankan Satpol PP
MANGUPURA, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung mengamankan dua orang pengamen yang sedang beraksi di Simpang Jalan Imam Bonjol-Jalan Nakula Selasa (21/12) sore.
Dua pengamen yang diamankan kemudian dibawa ke kantor Satpol PP BKO Kuta. Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan kedua pemuda yang diamankan hanya diberikan pembinaan saja. Selain itu, keduanya juga diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya itu.
“Langkah penahanan sementara ini kita lakukan untuk menimbulkan efek jera. Nanti barang-barang yang dibawa boleh diambil setelah beberapa hari, dengan membuat surat pernyataan agar tidak beroperasi kembali,” kata Suryanegara, Rabu (22/12) siang.
Menurut Suryanegara, berbagai modus kegiatan serupa beberapa kali ditertibkan. Baik itu berupa mengemis berkedok menjual tisu, anak-anak yang diam di trafic light, manusia silver, pengamen berbaju adat Bali, manusia badut, dan bahkan ibu-ibu yang menggendong anaknya untuk ikut mengemis. Dalam masa pandemi saat ini, langkah penertiban memang menjadi hal yang dilematis di lapangan. Sebab, aktivitas itu terpaksa dilakukan, karena dampak pandemi. “Hal itu juga memancing pro dan kontra, sehingga tak jarang umpatan, makian dan sindiran sering dialami petugas, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata Suryanegara.
Meski demikian, lanjut Suryanegara, tindakan semacam itu tidaklah bisa dibenarkan. Sebab aktivitas itu melanggar Perda Ketertiban Umum dan berpotensi membahayakan pengendara serta mengancam keselamatan mereka sendiri. “Saat ini kita lebih banyak kepada langkah pembinaan. Kalau ditipiringkan, kasian juga mereka. Untuk kebutuhan hidup saja mereka kesulitan, apalagi jika kita kenakan denda,” kata Suryanegara yang notabene Mantan Kabid Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Badung.
Menurut Suryanegara, permasalahan gelandangan dan pengemis (gepeng) sudah berkali-kali ditertibkan. Bahkan sudah sering sekali pelakunya dipulangkan ke daerah asal. Namun, mereka justru kembali melakukan hal serupa. “Kami berharap permasalahan ini bisa mendapatkan jalan keluar,” harapnya. *dar
Komentar