27 SMP di Badung Gelar UNBK
Di Kabupaten Badung terdata 61 SMP negeri dan swasta. Sebanyak 34 SMP akan menggelar UNBKP yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan UNBK.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung memastikan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk sekolah menengah pertama (SMP) tak bisa diikuti oleh seluruh sekolah. Dari data yang ada, sekolah yang siap menggelar UNBK hanya 27 sekolah dari 61 SMP negeri maupun swasta. Sedangkan sisanya akan melaksanakan ujian nasional berbasis kertas pensil (UNBKP) atau paper based test (ujian berbasis kertas).
“Ini didasari atas kesiapan masing-masing sekolah, terutama ketersedian sarana dan prasarana penunjang seperti komputer dan server,” kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Badung I Made Mandi, Minggu (12/2). Walau begitu untuk pelaksanaannya tetap bersamaan yakni pada 2, 3, 4, dan 8 Mei 2017.
Made Mandi menjelaskan, sedikitnya sekolah yang mengikuti UNBK ini lantaran disebabkan batalnya jadwal UNBK yang rencananya menggunakan dua gelombang. Semua sekolah yang tidak memiliki komputer bisa numpang atau meminjam tempat ke sekolah lain yang menjadi penyelengaara ujian atau memiliki komputer minimal 20 dan 1 server. Tetapi ternyata ada keputusan baru, sehingga saat dilakukan pemetaan lagi hanya 27 sekolah yang sanggup mengikuti UNBK. “Kami lakukan rapat kembali dengan semua kepala sekolah dan ditetapkan ada 27 SMP negeri dan swasta yang melaksanakan UNBK,” tuturnya.
Daftar sekolah-sekolah yang menyatakan diri siap melaksanakan UNBK ini menurutnya sudah disetorkan ke pemerintah pusat untuk diverifikasi. “Data sudah kami kirim. Jadi sudah pasti hanya 27 sekolah (SMP) saja yang ikut UNBK,” tegas Made Mandi.
Bagaimana yang lain? Pihaknya menjelaskan bahwa bagi sekolah yang tidak melaksanakan UNBK akan melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNBKP) atau paper based test. Waktunya pun bersamaan.
“Mereka yang tidak ikut UNBK masih melakukan ujian tapi dengan UNBKP atau tes tulis seperti sebelumnya,” jelasnya.
Disinggung terkait ujian nasional perbaikan yang kabarnya dihapus, Made Mandi enggan menanggapinya. Dia berdalih sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat.
Sementara untuk jadwal ujian sekolah dasar (SD), menurut Made Mandi, pihaknya masih harus melakukan koordinasi ke pusat untuk mencari informasi ketetapan jadwal. Seperti diketahui, jumlah SDN ada 249 sekolah negeri dan 20 sekolah swasta dengan total siswa 60 ribu orang. “Kalau dulu kan namanya ujian sekolah terkoordinasi (UST). Untuk sekarang kami belum tahu, apakah masih UST atau seperti apa. Kami akan koordinasi dulu.”
Sementara untuk SMK, pelaksanaan ujian nasional digeser menjadi 10-13 April 2017. Pergeseran ini karena jadwal nasional bertepatan dengan Hari Raya Galungan. Meski begitu, Made Mandi pun menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Provinsi Bali, karena kewenangan pengelolaan SMA/SMK tidak ada lagi di pemerintah kabupaten. * asa
“Ini didasari atas kesiapan masing-masing sekolah, terutama ketersedian sarana dan prasarana penunjang seperti komputer dan server,” kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Badung I Made Mandi, Minggu (12/2). Walau begitu untuk pelaksanaannya tetap bersamaan yakni pada 2, 3, 4, dan 8 Mei 2017.
Made Mandi menjelaskan, sedikitnya sekolah yang mengikuti UNBK ini lantaran disebabkan batalnya jadwal UNBK yang rencananya menggunakan dua gelombang. Semua sekolah yang tidak memiliki komputer bisa numpang atau meminjam tempat ke sekolah lain yang menjadi penyelengaara ujian atau memiliki komputer minimal 20 dan 1 server. Tetapi ternyata ada keputusan baru, sehingga saat dilakukan pemetaan lagi hanya 27 sekolah yang sanggup mengikuti UNBK. “Kami lakukan rapat kembali dengan semua kepala sekolah dan ditetapkan ada 27 SMP negeri dan swasta yang melaksanakan UNBK,” tuturnya.
Daftar sekolah-sekolah yang menyatakan diri siap melaksanakan UNBK ini menurutnya sudah disetorkan ke pemerintah pusat untuk diverifikasi. “Data sudah kami kirim. Jadi sudah pasti hanya 27 sekolah (SMP) saja yang ikut UNBK,” tegas Made Mandi.
Bagaimana yang lain? Pihaknya menjelaskan bahwa bagi sekolah yang tidak melaksanakan UNBK akan melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNBKP) atau paper based test. Waktunya pun bersamaan.
“Mereka yang tidak ikut UNBK masih melakukan ujian tapi dengan UNBKP atau tes tulis seperti sebelumnya,” jelasnya.
Disinggung terkait ujian nasional perbaikan yang kabarnya dihapus, Made Mandi enggan menanggapinya. Dia berdalih sampai saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat.
Sementara untuk jadwal ujian sekolah dasar (SD), menurut Made Mandi, pihaknya masih harus melakukan koordinasi ke pusat untuk mencari informasi ketetapan jadwal. Seperti diketahui, jumlah SDN ada 249 sekolah negeri dan 20 sekolah swasta dengan total siswa 60 ribu orang. “Kalau dulu kan namanya ujian sekolah terkoordinasi (UST). Untuk sekarang kami belum tahu, apakah masih UST atau seperti apa. Kami akan koordinasi dulu.”
Sementara untuk SMK, pelaksanaan ujian nasional digeser menjadi 10-13 April 2017. Pergeseran ini karena jadwal nasional bertepatan dengan Hari Raya Galungan. Meski begitu, Made Mandi pun menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Provinsi Bali, karena kewenangan pengelolaan SMA/SMK tidak ada lagi di pemerintah kabupaten. * asa
Komentar