Upacara Palebon Anak Agung Rai Kalam, Para Seniman Merasa Kehilangan Sosok Panutan
SEMARAPURA, NusaBali.com - Suasana duka masih menyelimuti kerabat serta keluarga Anak Agung Rai Kalam, maestro tari drama gong pemeran tokoh Patih Anom, dalam pelaksanaan palebon di Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, Kamis (23/12/2021).
Tidak hanya menimbulkan duka bagi kerabat dan keluarganya, kepergian Anak Agung Rai Kalam di usia 84 tahun tersebut turut dirasakan oleh beberapa seniman Bali.
Salah satunya yakni I Dewa Gede Alit Saputra, Ketua Komunitas Seni Sanggar Kayonan Klungkung, yang merasa kehilangan sosok panutan dalam berkesenian.
"Bagi saya Anak Agung Rai Kalam adalah seorang seniman yang sangat totalitas dalam berkarya. Saya sangat mengagumi beliau dan menurut saya hingga kini belum ada seniman yang menandingi penjiwaan seni yang dibawakan oleh almarhum saat memerankan tokoh Patih Anom dalam sebuah pementasan drama gong," ujarnya.
I Dewa Gede Alit Saputra menuturkan bahwa semasa hidupnya Anak Agung Rai Kalam sering memberikan masukkan kepada para juniornya dalam rangka memajukan eksistensi dari kesenian drama gong yang akhir-akhir ini redup dan jarang muncul ke permukaan.
"Satu pesan yang saya sangat ingat dari sosok beliau adalah 'de merasa dueg' atau jangan merasa pintar. Biarkan orang menilai dirimu," ucapnya.
Sementara itu salah satu seniman drama gong pemeran Desak Rai, yakni, Anak Agung Gede Mayun Darmika menyatakan sangat terpukul ketika mengetahui sosok panutannya pergi untuk selamanya dikarenakan penyakit diabetes melitus menahun.
"Saya rasa seluruh seniman di Bali khusunya seniman tari drama gong pastinya sangat sedih atas kepergian Anak Agung Rai Kalam. Seingat saya terakhir beliau pentas di kegiatan Pekan Kesenian Bali tapi saya lupa tahunnya kapan," ungkap seniman yang memiliki nama panggung Luh Mentul tersebut.
Anak Agung Gede Mayun mengatakan mengagumi sosok almarhum yang ingin membangkitkan kembali drama gong yang sudah mulai langka.
"Selama ini belum ada talenta yang menyamai beliau, maka dari itu diharapkan agar generasi muda Bali mengambil peran serta memupuk kecintaannya terhadap seni dan budaya Bali agar ke depannya tercipta sosok Patih Anom berikutnya," harapnya.
Anak Agung Rai Kalam diantarkan oleh kerabat, keluarga dan masyarakat sekitar menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Setra Paksebali pada Kamis (23/12/2021) pukul 12.00 Wita yang dilanjutkan dengan prosesi membakar jenazah dan berbagai ritual lainnya.
Kepergian Anak Agung Rai Kalam meninggalkan seorang istri Desak Mayuk dan lima orang anak, tujuh orang cucu dan empat orang cicit.
Komentar