nusabali

Pasar Pindang Tetap Bertahan

Terimbas Pandemi

  • www.nusabali.com-pasar-pindang-tetap-bertahan

DENPASAR,NusaBali
Ikan asin atau lumrah disebut ikan pindang menjadi salah satu bahan lauk pauk favorit di Bali.

Rasanya yang  gurih dengan  harga yang  relatif terjangkau menjadikan be pindang tak kehilangan pasar. Masih eksis kendati dalam suasana pandemi. Contohnya  Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Mina Mertaning Segera, di Banjar Peselatan, Desa Labasari, Kecamatan Abang, Karangasem.

Kelompok nelayan ini memproduksi  4.000 ekor  atau 400 kranjang    tongkol per hari dijadikan pindang. Pemasarannya ke  Buleleng  dan Klungkung.

“Pandemi memang berpengaruh, namun astungkara masih bisa bertahan,” ujar Poklahsar Mina Mertaning Segera I Ketut Suda, Kamis (23/12).

Sebelum pandemi kelompoknya bisa mengolah 8.000 ekor atau paling sedikit 6.000 ekor. Namun sejak pandemi  turun meniadi 4.000 ekor. Namun demikian, kata Suda, produksi pindang masih tetap bertahan.

“Kami berharap nanti dapat bantuan pick up, untuk memudahkan bongkar muat ikan,” lontar Suda. Kabid Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali Putu Wiwa Wirawan menyatakan, sebagai pembina, pemerintah  kata Putu Wiwa, meminta kepada  pelaku UMKM pengolahan ikan selalu menjaga mutu. Karena itu sumber bahan baku harus jelas, proses pemindangan juga  baik dan higienis.  

Suatu saat pengolahan ikan bisa ditingkatkan dengan daya tahan lebih lama  dengan kemasan yang lebih baik, sehingga pindang bisa menjadi oleh oleh khas Bali. “Yang jelas kita bersyukur, meski dalam suasana sulit pengolahan pindang masih tetap bertahan,” ujar Putu Wiwa.  *K17.

Komentar